Pendidikan dan Kebudayaan
LOMBOK TENGAH, (4/5). Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Lombok Tengah tidak segan-segan akan berhentikan pengawas yang lalai dan melanggar aturan yang sudah ditentukan pada saat mengawasi pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Kalau lalai terhadap LJUN anak dan melanggar aturan yang ada seperti terlalu ketat dalam mengawasi anak ujian, kami tidak segan-segan akan berhentikan dan lakukan evaluasi,” tegas Kepala Dikpora Loteng Drs HL Idham Halid, M.Pd saat pendistribusian UN dilakukan di Gedung Koni Praya kemarin.
Ia menjelaskan, kalau terjadi kelalaian pengawas terhadap LJUN anak yang tidak terkirim, maka anak akan menjadi korban. Karena sesuai aturan, anak yang tidak dikirim LJUN nya ke pusat setelah ujian, maka anak tersebut harus mengulang lagi untuk ujian. “Kalau tahun kemarin masih bisa ditoleransi untuk mengirim LJUN anak yang ketinggalan, tapi kalau saat ini kalau tidak ada LJUN yang dikirim, maka anak tersebut akan menjadi korban karena harus mengulang ujian,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menegaskan agar siswa-siswa tidak terlalu percaya terhadap kunci jawaban yang beredar baik melalui via SMS maupun lainnya. “Kami minta kepada siswa-siswi tidak terlalu percaya dengan kunci jawaban yang beredar, karena itu akan menyesatkan. Silahkan percaya terhadap diri sendiri untuk menjawab naskah soal yang ada,” terangnya.
Dari pantauan wartawan hari Sabtu 3 Mei naskah soal datang dari Provinsi dan dirop langsung ke gedung Koni Praya. Sedangkan jumlah soal yang datang sebanyak 388 dus. “Tidak ada kekurangan dari naskah soal, semua sudah lengkap,” kata HL Idham Halid.
Sementara Kabid Dikdas H Sumum, S.Pd terlihat beriping anak buahnya, untuk membagikan tugasnya masing-masing. Agar dalam pendistribusian soal tersebut bisa berjalan dengan lancar dan aman.
H Sumum menyatakan, dalam pendistribusian naskah soal ini tidak ada kendala baik terhadap kekurangan maupun yang lainnya. Sedangkan soal yang dikirim dari Polda, semuanya aman dan dalam kondisi baik. “Tidak ada kendala dalam pendistribusian nasakah soal kali ini, semuanya berjalan sesuai dengan keinginan,” terangnya.
Sedangkan jumlah siswa yang akan ikut ujian tahun pelajaran kali ini sebanyak 15.699 siswa dari 362 sekolah penyelenggara. “Kami harapkan semuanya berjalan dengan lancar. Tapi yang masih menjadi kekwatiran sampai saat ini kalau ada anak yang menikah, namun kami harapkan agar anak tersebut tetap ikut ujian,” ujarnya.
Saat disinggung terkait dengan anggaran UN, H Sumum menyatakan sampai saat ini anggaran UN belum diturunkan. Sehingga saat ini dana UN dipinjamkan dari dana BOS. “Satu siswa anggarannya sebesar Rp 7.500. Tapi kami belum cek berapa jumlah keseluruhan dari dana UN tersebut, karena sampai saat ini juga kami belum menerimanya. Nanti setelah turun anggaran saja baru kita akan ketahui berapa jumlah keseluruhannya,” jelasnya. |im
Dikpora Tidak Segan-Segan Berhentikan Pengawas Lalai
LOMBOK TENGAH, (4/5). Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Lombok Tengah tidak segan-segan akan berhentikan pengawas yang lalai dan melanggar aturan yang sudah ditentukan pada saat mengawasi pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Kalau lalai terhadap LJUN anak dan melanggar aturan yang ada seperti terlalu ketat dalam mengawasi anak ujian, kami tidak segan-segan akan berhentikan dan lakukan evaluasi,” tegas Kepala Dikpora Loteng Drs HL Idham Halid, M.Pd saat pendistribusian UN dilakukan di Gedung Koni Praya kemarin.
Ia menjelaskan, kalau terjadi kelalaian pengawas terhadap LJUN anak yang tidak terkirim, maka anak akan menjadi korban. Karena sesuai aturan, anak yang tidak dikirim LJUN nya ke pusat setelah ujian, maka anak tersebut harus mengulang lagi untuk ujian. “Kalau tahun kemarin masih bisa ditoleransi untuk mengirim LJUN anak yang ketinggalan, tapi kalau saat ini kalau tidak ada LJUN yang dikirim, maka anak tersebut akan menjadi korban karena harus mengulang ujian,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menegaskan agar siswa-siswa tidak terlalu percaya terhadap kunci jawaban yang beredar baik melalui via SMS maupun lainnya. “Kami minta kepada siswa-siswi tidak terlalu percaya dengan kunci jawaban yang beredar, karena itu akan menyesatkan. Silahkan percaya terhadap diri sendiri untuk menjawab naskah soal yang ada,” terangnya.
Dari pantauan wartawan hari Sabtu 3 Mei naskah soal datang dari Provinsi dan dirop langsung ke gedung Koni Praya. Sedangkan jumlah soal yang datang sebanyak 388 dus. “Tidak ada kekurangan dari naskah soal, semua sudah lengkap,” kata HL Idham Halid.
Sementara Kabid Dikdas H Sumum, S.Pd terlihat beriping anak buahnya, untuk membagikan tugasnya masing-masing. Agar dalam pendistribusian soal tersebut bisa berjalan dengan lancar dan aman.
H Sumum menyatakan, dalam pendistribusian naskah soal ini tidak ada kendala baik terhadap kekurangan maupun yang lainnya. Sedangkan soal yang dikirim dari Polda, semuanya aman dan dalam kondisi baik. “Tidak ada kendala dalam pendistribusian nasakah soal kali ini, semuanya berjalan sesuai dengan keinginan,” terangnya.
Sedangkan jumlah siswa yang akan ikut ujian tahun pelajaran kali ini sebanyak 15.699 siswa dari 362 sekolah penyelenggara. “Kami harapkan semuanya berjalan dengan lancar. Tapi yang masih menjadi kekwatiran sampai saat ini kalau ada anak yang menikah, namun kami harapkan agar anak tersebut tetap ikut ujian,” ujarnya.
Saat disinggung terkait dengan anggaran UN, H Sumum menyatakan sampai saat ini anggaran UN belum diturunkan. Sehingga saat ini dana UN dipinjamkan dari dana BOS. “Satu siswa anggarannya sebesar Rp 7.500. Tapi kami belum cek berapa jumlah keseluruhan dari dana UN tersebut, karena sampai saat ini juga kami belum menerimanya. Nanti setelah turun anggaran saja baru kita akan ketahui berapa jumlah keseluruhannya,” jelasnya. |im
Posting Komentar