Sosial Ekonomi
Ancaman Gagal Panen Kian Meresahkan
LOMBOK TENGAH, (sasambonews). Kemarau
yang terjadi saat ini nampaknya kian meresahkan petani. Bagaimana tidak, ancaman
gagal panen sudah semakin jelas terlihat. Salah satu wilayah yang mengalami
dampak terparah adalah Kecamatan Pujut.
Dari pantauan wartawan koran ini,
Minggu (13/6), sebagian besar lahan pertanian warga di Kecamatan Pujut terlihat
gersang. Retakan tanah berdiaeter besar terlihat di sebagian besar lahan
pertanian warga.
Salah seorang petani asal Desa
Bangket Parak, Amak Musti mengaku pasrah dengan kondisi yang terjadi saat ini.
“ Anda bisa lihat sendiri, kami tidak mengada-ada. Kalau kondisi padi kami
seperti ini, apa lagi bisa kami harapkan, lebih baik kami pasrah saja,”kata
Amaq Musti .
Selain berdampak pada lahan
pertanian, minimnya curah juga berdampak pada persediaan air bersih. Debit air
di beberapa sumur milik warga mulai berkurang. Akibatnya, untuk memasak , mandi
dan keperluan lainnya warga mengaku sangat kesulitan.
Terkait hal itu, Camat Pujut, Lalu
Mujiharta mengatakan, dari data yang ada, jumlah lahan pertanian di Kecamatan
Pujut yang terancam gagal panen sekitar 1760 hektar yang tersebar di beberapa
desa, diantaranya Bangket Parak, Tanak Awu, Gapura dan beberapa desa lainnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap
kepada Pemda Lombok Tengah melalui instansi terkait agar segera menyikapi
kondisi tersebut.
Menanggapi hal itu, Wakil Bupati
Lombok Tengah, Drs.H.Lalu Normal Suzana mengatakan, kondisi kekeringan saat ini
memang sangat memprihatinkan. Namun apa boleh buat kata Wabup, semua ini
merupakan kejadian yang tidak bisa terelakkan.
Pihaknya pun mengaku tidak bisa
berbuat banyak dalam mengatasi permasalahan ini. “Ini semua karena cadangan air
kita tidak sebanding dengan jumlah luas lahan yang akan diairi. Sehingga terus
terang kami bisa berbuat banyak,”kata Wabup.
Oleh karena itu, masyarakat
diharapkan bisa menyikapi hal ini dengan cara yang bijak, seraya berdo’a agar
hujan segera turun.|dar
Via
Sosial Ekonomi
Posting Komentar