Berita NTB
Prihatin, Cabor Tenis dan Golf Sepi Peminat
Lombok Tengah, (sasambonews). Setiap cabang olah raga memiliki
peminat m
asing masing. Rata rata cabang olah raga popular memiliki peminat yang
cukup banyak. Cabor yang paling popular adalah Sepak Bola dengan penonton
terbanyak dalam setiap pertandingan. Cabor ini juga cukup mengakar di semua
usia. Cabor adu kekuatan dan fisik seperti Karate, Boxer, Taekwondo juga
memiliki banyak penggemar bahkan atletnya terus bertambah. Namun tidak demikian
dengan Cabor Tenis. Cabor yang mengandalkan kekuatan fisik dan skill itu justru
sepi peminat. Entah di daerah lain, namun di Asia dan Eropa cabor ini sangat
bergengsi. Bonus bagi juara terbanyak kedua setelah sepak bola. Cabor inipula
yang paling banyak dipertandingkan disetiap Negara pada setiap tahunnya.
H.L.Aknal Afandi |
Sebenarnya fasilitas latihan bagi
para penggemar cabor ini cukup banyak. Bahkan lapangan berstandar regional juga
telah dibuatkan hanya saja lapangan lapangan itu sepi pemain. Hal inilah yang
mengundang keprihatinan pengurus cabor tenis.
Ketua Cabor Tenis H.L.Aknal Afandi
tidak habis pikir dengan kondisi ini. Dia sendiri mengaku prihatin dengan tidak
adanya regenerasi pemain pemain berbakat padahal cabor ini selalu mendulang medali
pada setiap event event kedaerahan. “Semasa saya dan teman teman, kita selalu
mendapatkan medali pada even event berskala regional namun sekarang jangankan
meraih medali, atletpun kita tidak punya” katanya.
Ketiadaan atlet berdampak pada
keikutsertaannya pada Porprov yang baru lalu. Cabor ini terpaksa menjadi
penonton karena tidak memiliki atlet. Yang tersisa adalah atlet Udzur yang
sudah tidak bisa lagi bersaing dengan pemain pemain muda dari daerah lain.
Sebenarnya bukan tanpa usaha mencari
pemain pemain muda, bahkan pengurus sendiri menggratikan siapa saja yang ingin
berlatih dengan pelatih yang didatangkan dari provinsi. “Awalnya ada peminatnya
namun lambat laun satu persatu menghilang” jelasnya.
Lalu apa yang salah dan kurang dari
cabor ini ?. Aknal mengatakan sosialisasi memang kurang dilakukan saat sekarang
ini karena itu pihaknya akan berusaha mensosialisasikan kepada masyarakat dan
juga kepada siswa siswi agar mereka mau dan tertarik menjadi pemain. Sejauh ini
masih ada stigma di masyarakat yang mengatakan cabor tenis dikatagorikan cabor hight class atau untuk kalangan atas dan
pejabat padahal anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Memang jika mengikuti
selera pejabat atau yang berduit tentu tidak akan bisa diikuti oleh yang
menengah ke bawah sebab harga raketnya diatas satu juta rupiah. Namun
sesungguhnya harga raket itu bervariasi tergantung classnya. “Ada yang di bawah
satu juta, tergantung klasnya, begitu juga dengan harga bolanya namun memang
permainan ini memerlukan Kacung (tukang pungut bola-red) yang harus dibayar
tetapi itu tidak seberapa, itu mungkin yang membuat masyarakat beranggapan
Hight Class” jelasnya.
Sepinya peminat tidak hanya terjadi
di cabang olah raga tenis akan tetapi cabang olah raga golf juga nyaris tidak
ada pemain. Sejauh ini diketahui hanya beberapa orang saja yang terlihat
berlatih melakukan pukulan di lapangan Muhajirin padahal sekitar belasan tahun
yang silam Lombok Tengah pernah memiliki lapangan Golf dengan 9 hole yakni Lapangan
Golf Batujai. Sisa sisa kejayaan Golf di Loteng masih terjaga meskipun saat ini
sudah ditumbuhi dengan semak belukar. Sama dengan Tenis, olah raga Golf juga
dipersepsikan sebagai cabang olah raganya pengusaha dan pejabat. Harga Stikball
nya saja jutaan rupiah, belum termasuk bola serta sewa kedi. Lebih mirisnya
lagi sarana untuk bermain tidak ada sejak lapangan Golf Batujai tidak
difungsikan. Beberapa pemain terlihat berlatih memukul bola di Lapangan
Muhajirin sembari refresing bersama keluarga.
Ketua Harian KONI Loteng H.L.Idham
Khalid mengaku dua cabor tersebut minim pemain. Menurut dia sebenarnya bukan
dua cabor itu saja yang sepi peminat beberapa cabor lain juga kurang diminati
masyarakat karena itu pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap keberadaan
cabor cabor yang tidak produktif itu. “Golf memang tidak ada pemain, hanya satu
dua saja yang saya lihat berlatih, dan bagi cabor lain yang sepi peminat juga
akan kita evaluasi kembali termasuk yang banyak peminatnya namun tidak pernah
menyumbangkan medali” jelasnya.
Menurutnya KONI Loteng akan lebih
banyak fokus kepada cabang cabang olah raga yang berpotensi meraih medali di
setiap event. “Kita punya banyak cabor yang produktif, coba kita fokus kesana”
jelasnya.
Via
Berita NTB
Posting Komentar