Opini
Politik dan Hukum
Menyoroti Sepak Terjang Para Peminat Cabup-Cawabup 2015-2020 (Bagian 3)
Paket Gde Drip-Fathul Bahri
Menguat
Paket Maiq Meres bakal
mendapat pesaing tangguh pada pilkada mendatang dari para kandidat kepala
daerah pada pilkada 2015 mendatang.
Lalu Amrillah
Sejumlah politisi ulung dan berpengaruh di
Lombok Tengah bakal mencoba peruntungannya pada pilkada mendatang. Salah satu
pesaing yang bakal merepotkan Maiq Meres adalah paket Sufa (Suprayatno-Fathul
Bahri). Meski belum resmi namun menurut informasi yang diserap wartawan koran
ini, pembicaraan intensif sudah dilakukan keduanya baik di kediaman
H.L.Suprayatno maupun di tempat lain.
Paket SUFA memang belum
final. Siapakah yang berposisi menjadi Bupati dan Wakil Bupati belum diketahui.
Bisa saja paket SUFA berubah menjadi FASU (Fathul Bahri-Suprayatno).
Menurut onformasi dari orang
dekat Fathul Bahri, sejauh ini pembicaraan posisi masih berjalan kendati
demikian kemungkinan besar H.L.Suprayatno diposisi Bupati dan L.Fathul Bahri di
posisi Wakil.
Fathul Bahri sendiri sejauh
ini belum menyatakan kesiapannya di publik terkait keinginannya maju pada
pilkada mendatang namun tekanan besar datang dari pendukung dan tokoh
masyarakat agar dirinya maju pada pilkada mendatang. “Memang banyak tekanan
agar saya maju, saya masih pikirkan, saya perlu istikharahkan dahulu, namun
yang jelas saya menghargai dukungan masyarakat itu dan saya tidak akan
mengecewakannya” jelasnya.
H.L.Suprayatno sendiri bukan
orang asing di Lombok Tengah. Dia pernah menjabat Wakil Bupati berpasangan
dengan Mamiq Ngoh karena itu pengalaman menjadi Wabup dan juga sebagai birokrat
sudah tidak diragukan lagi. Sebaliknya Fathul Bahri adalah politisi muda yang
cukup sukses. Selain sebagai tokoh NU dia juga merupakan mantan Wakil Ketua
DPRD Lombok Tengah dan kini menjadi Anggota DPRD NTB periode 2014-2019. Kepercayaan
dirinya maju menjadi anggota DPRD NTB dengan suara terbesar kedua setelah
Humaidi di Dapil 7 adalah modal besar untuk memantapkan diri menjadi pesaing
terberat paket Maiq Meres.
Dari sisi kendaraan
poilitik, paket ini sepertinya tidak akan kesulitan. Bermodalkan 6 kursi di
DPRD Lombok Tengah, Partai Gerindra hanya butuh satu setengah kursi atau
dibulatkan menjadi dua kursi sehingga menjadi 8 kursi sesuai dengan ketentuan
perundang undangan.
Ketua KPUD Lombok Tengah Ari
Wahyudi mengatakan untuk dapat mencalonkan diri menjadi Bupati dan Wakil Bupati
setidaknya membutuhkan 7,5 kursi atau dibulatkan menjadi 8 kursi. “Sesuai
dengan jumlah kursi di DPRD sebanyak 50 kursi, maka untuk dapat mencalonkan
diri hanya butuh 7,5 kursi atau dibulatkan menjadi 8 kursi” jelasnya di kantor
DPRD Loteng kemarin.
Ari sendiri memastikan tidak
ada calon dari partai gurem sebab hanya PAN yang tidak memiliki kursi sementara
perolehan suaranya tidak mencukupi kedati demikian PAN bisa saja memberikan
dukungan politiknya kepada salah satu paket.
Lalu bagaimana dengan calon
independent sendiri ?. Sejauh ini peluang untuk maju dari jalur perseorangan
cukup terbuka lebar. Jalur inilah yang dianggap paling seru dibandingkan dengan
calon dari parpol sebab harus mendapatkan dukungan dengan bentuk dukungan yang
dibuktikan dengan lampiran poto copy KTP. Pengalaman sebelumnya pada pilgup
2013 lalu, salah seorang calon terpaksa dibatalkan pencalonannya lantaran
bermasalah dengan poto copy KTP tersebut.
Kembali ke paket Gde Drip-fathil Bahri. Yang menjadi
persoalan sekarang status H.L.Suprayatno sebagai PNS aktif. Sesuai dengan ketentuan
undang undang Pasal 59
ayat (5) huruf g jo. Pasal 59 ayat (5a) huruf e UU 12/2008, baik pasangan calon bupati dan
wakil bupati yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik;
atau calon perseorangan, keduanya saat pendaftaran wajib menyerahkan surat
pernyataan mengundurkan diri dari jabatan negeri bagi calon yang berasal dari
pegawai negeri sipil (PNS). Namun informasi yang diterima Gde Drip sapaan
akrabnya sudah mengajukan pensiun dari PNS. Sementara Fathul Bahri hanya mengajukan
surat pemberitahuan kepada pimpinan bagi anggota DPRD yang mencalonkan diri
sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Kini waktu terus berjalan, persiapan sudah dilakukan
para peminat tersebut. Gerakan terbuka maupun gerakan siluman sudah mulai
dilakukan. Pendekatan secara perorangan maupun kelompok juga sudah mulai
dilakukan. Siapakah yang diminati masyarakat ? kita lihat saja nanti.
Via
Opini
Posting Komentar