Opini
Sejarah Kabupaten Lombok Tengah Dan Spirit Perjuangan Pemuda
Oleh L.Amrillah
Kabupaten
Lombok Tengah terbentuk menjadi Daerah Otonom berdasarkan Undang-undang Nomor
69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam Wilayah
Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Undang-undang tersebut disahkan pada Tanggal 14 Agustus 1958. Namun demikian,
sebelum terbentuk sebagai sebuah wilayah pemerintahan, intentitas Lombok Tengah
telah ada jauh sebelum itu. Beberapa momentum historis yang menandai keberadaan
Lombok Tengah, antara lain adalah dengan dikeluarkannya Stb Nomor 248 Tahun
1898, kemudian pasca proklamasi, Lombok Tengah secara integral menjadi bagian
dari NKRI ditandai dengan pelantikan secara formal Kepala Pemerintahan Setempat
Lombok Tengah yang pertama, pada Tanggal 15 Oktober 1945. Momentum ini menjadi leverage factor yang memicu tumbuhnya semangat integrasi,
patriotisme dan nasionalisme di Kabupaten Lombok Tengah.
Enam momentum
yang diklasifikasi menjadi dua katagori masa kejadian peristiwa penting
perjalanan Kabupaten Lombok Tengah, yakni pada masa sebelum dan sesudah
kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.
Momentum peristiwa sebelum kemerdekaan, meliputi :
a.
Peristiwa
7 Agustus 1891. Pada saat inilah mulai dikobarkannya apa yang disebut dengan
Congah Praya kemudian berlanjut pada 28 September 1898 menjadi Perang Lombok
yang berakhir dengan runtuhnya dinasti Kerajaan Karang Asem di Lombok;
b. Peristiwa 18 Agustus 1898. Berlangsung pertemuan
para tokoh masyarakat Sasak untuk menentukan batas wilayah desa dan kampung,
baik di onder afdeeling (dibawah divisi) Lombok Barat maupun di onder afdeeling
Lombok Timur. Pada waktu itu, Lombok Tengah masih berada di onder afdeeling
Lombok Timur;
c. Peristiwa 27 Agustus 1898. Onder afdeeling Lombok
Timur dimekarkan menjadi onder afdeeling Lombok Timur dan onder afdeeling
Lombok Tengah, sesuai statblad Nomor 248 Tahun 1898 kemudian ditindaklanjuti
dengan Surat Keputusan Gubernur General Nomor 19 Tanggal 27 Agustus 1898. Sejak
saat itulah dikenal istilah Lombok Tengah dengan batas-batas wilayah seperti
sekarang.
Momentum peristiwa setelah kemerdekaan Republik
Indonesia, meliputi:
a. Peristiwa 22 September 1945. Presiden RI, Ir.
Soekarno, melantik I Gusti Ketut Pudja menjadi Gubernur Provinsi Sunda Kecil,
dimana Lombok yang masih diduduki Jepang merupakan bagian dari Wilayah Provinsi
Sunda Kecil;
b. Peristiwa 15 Oktober 1945. Dilakukan over alih
kekuasaan dari Jepang kepada Bangsa Indonesia di Gedung Mardi Bekso Mataram.
Peristiwa ini menandai masuknya Lombok ke Wilayah Hukum Pemerintahan Republik
Indonesia. Sejak saat itu, Bendera Merah Putih mulai dikibarkan di Lombok,
disusul dengan penetapan orang-orang yang memegang jabatan pemerintahan, dintaranya
R. Noene Noeraksa menjadi Kepala Daerah Lombok, I Gusti Ngurah menjadi Kepala
Daerah Setempat - Lombok Barat, Lalu Srinata menjadi Kepala Daerah Setempat -
Lombok Tengah dan Mamiq Fadelah menjadi Kepala Daerah Setempat - Lombok Timur;
c. Peristiwa 17
Desember 1958. Hari Jadi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berdasarkan
Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 dan Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-daerah tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, NTB
dan NTT Tanggal 14 Agustus 1958.
Keenam
alternatif momentum tersebut, kemudian mengerucut menjadi dua. Satu alternatif
momentum sebelum kemerdekaan, yakni peristiwa 27 Agustus 1898. Sedangkan
alternatif momentum sesudah kemerdekaan, yang dipilih adalah peristiwa 15
Oktober 1945. Ketika memilih salah satu dari dua alternatif momentum ini
ternyata tidak mudah. Buktinya, selama tiga hari dan tiga malam seminar
berjalan, belum juga menghasilkan keputusan. Forum seminar kemudian membentuk
Tim Perumus untuk melakukan kajian lebih mendalam terhadap kedua alternatif
momentum tersebut. Setelah melalui perdebatan diantara Tim Perumus dipilih
peristiwa 15 Oktober 1945 sebagai Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah.
Dipilihnya
momentum 15 Oktober 1945 sesuai dengan krIteria yang telah disepakati, sebagaimana dinyatakan
dalam Berita Acara Tim Perumus Seminar Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah, yakni
:
a). Hari jadi yang ingin
ditetapkan adalah Hari Jadi Lombok Tengah sebagai satu kesatuan masyarakat
hukum;
b. Dasar penentuan alternatif momentum hendaknya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Memperkokoh persatuan dan
kesatuan serta meningkatkan rasa kebersamaan serta mampu menggali nilai-nilai
perjuangan sebagai spirit dalam menghadapi masa depan;
2. Memiliki
nilai legalitas dan landasan yuridis formal, serta didukung dengan kajian
ilmiah sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akademis; dan
3. Mendapat
pengakuan secara luas dari masyarakat.
Selain telah memenuhi kriteria tersebut, dipilihnya tanggal 15 Oktober 1945
juga dilandasi oleh beberapa pertimbangan, diantaranya :
Pertama, pengangkatan Lalu Srinata selaku Kepala
Pemerintahan Lombok Tengah oleh Gubernur Provinsi Sunda Kecil, Mr. I Gusti
Ketut Pudja, telah melegitimasi keberadaan Pemerintahan Lombok Tengah secara
hukum; Kedua, pada tanggal 15 Oktober 1945 Komite Nasional
Daerah Lombok (semacam DPRD) mengadakan rapat umum di Alun-alun Mataram. Pada momentum itulah untuk pertama
kali dikibarkan Bendera Merah Putih dan dibacanya Teks Proklamasi 17 Agustus
1945 di Bumi Sasak Lombok. Peristiwa ini tentu amat membanggakan dan menjadi
spirit bagi masyarakat Lombok untuk membangun daerahnya menjadi lebih maju ke
depan.
Hari Lahir Terilhami Ditengah
Laut
Hari Lahir Kabupaten Lombok Tengah merupakan tonggak
bersejarah jadi diri kabupaten Lombok Tengah. Proses penentuan hari jadi
kabupaten Lombok Tengah terilhami di tengah laut selat Sumbawa-Lombok. Diawali
dari undangan Bupati Kabupaten Sumbawa kepada Bupati Lombok Tengah
H.L.Wiratmaja untuk menghadiri perayaan HUT Kabupaten Sumbawa. Sepulang menghadiri
undangan, Diatas Kapal Laut Bupati H.L.Wiratmaja memanggil pengurus DPD KNPI
Kabupaten Lombok Tengah diantaranya Ketua L.M.Saleh, Sekretaris L.Amrillah dan
Koordinator Wilayah Lombok Tengah KNPI NTB Ihsan S.Hut. Di sebuah Meja Bundar Bupati
merasa risih karena hanya menjadi yang diundang untuk kegiatan HUT di masing
masing kabupaten/kota, sementara Lombok Tengah yang belum pernah mengundang
untuk kegatan yang sama. Untuk itulah Bupati memerintahkan kepada Ketua DPD
KNPI L.M.Saleh S.Sos dan Sekretaris L. Amrillah S.sos untuk mengelar seminar
Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah begitu tiba di Lombok Tengah. “Saya
disindir Pak Bupati Sumbawa, Lombok Tengah kok hanya diundang, kapan gilirannya
mengundang, karena itu begitu didarat, segera lakukan Seminar hari jadi
Kabupaten Lombok Tengah”. Itulah permintaan yang disampaikan Bupati Lombok
Tengah waktu itu. Permintaan Bupati kepada KNPI untuk melakukan seminar itu
ditindak lanjuti melalui surat yang dikirimkan ke KNPI Kabupaten Lombok Tengah.
Berbekal permintaan secara lisan dan tulisan dari
Bupati, maka jajaran pengurus DPD KNPI Lombok Tengah langsung menggelar rapat
persiapan di Kantor DPD KNPI jalan Jendral Sudirman Praya. Akhirnya melalui
serangkaian rapat persiapan hingga rapat pemantapan, ditetapkan pelaksanaan
Seminar Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah dilaksanakan pada hari Sabtu-minggu
tanggal 20-21 Juni 2009 di Aula Kantor Departemen Agama (sekarang Kantor
kementrian Agaman) Kabupaten Lombok Tengah dengan peserta terdiri dari tokoh mayarakat,
budayawan, sejarawan, tokoh agama, tokoh pemuda, politisi, akademisi dan tokoh
perempuan dimasing masing kecamatan dengan delegasi 5 - 7 orang perkecamatan
yang mendapat mandat dari masing masing masing Camat. Sementara pembicaranya
adalah para-pakar ahli diantaranya pakar hukum tata negara Prof. DR Galang
Asmara (Persefektif Sosiologis Dalam Mendorong Partisipasi Pembangunan), Drs.H.L.Danial.
MTP (Hari jadi Kabupaten Lombok Tengah dalam tinjauan Sejarah Pemerintahan),
Ir. H.L.M.Amin. MM (Hari jadi Lombok
Tengah dalam tinjauan Budaya), Drs H.L.Puri, MM ( Hari Jadi Lombok
Tengah dalam tinjauan Administratif dan Politis, Drs.H.M.Ikrom (Konsep
ekonomi kerakyatan sebagai strategi pertahanan dan pemberdayaan ekonomi Lombok
Tengah), dan Moh. Yamin (Persfektif Kebudayaan sebagai spirit bagi
mekanisme pranata sosial). Sementara Pembanding diantaranya DR. Agusdin
(akademisi), Drs. L. Padlan Prayanegara MM (politisi), L.Mashudi SH (Pengusaha), Ir.
Catur Kukuh (Tokoh LSM), Drs. L. Hajar Asmara MT (Ahli Perencanaan),
Drs. Karim Abdurahim (Legislatif), TGH. Syamsul Hadi LC (Tokoh
Agama/tokoh pendidikan), L. Ahmad JD (budayawan/sejarawan), Hj. Lale
Widare SH (tokoh perempuan) dan Khairil Anwar SH (tokoh
pemuda/KNPI). Dan
tokoh penting yang hadir pada seminar itu adalah Prof DR Anak Agung Putra
Agung, Msi, MA (Salah satu cicit dari Raja Anak Agung Bali yang
pernah berkuasa di Lombok) dan
Saksi Hidup Putri L.Srinata Hj. Lale Kuning.
Setelah
melalui perdebatan yang alot dan panjang dalam seminar hari jadi, akhirnya
diputuskan oleh 15
anggota tim perumus yang dibentuk
dalam seminar tanggal 15 Oktober 1945 sebagai hari lahir kabupaten
Lombok Tengah.
Peran KNPI
Untuk mendapatkan legitimasi atau pengakuan
dari DPRD Lombok Tengah ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Tarik ulur
kepentingan muncul di dalam perjalanan mendapatkan legitimasi hukum itu. Setelah
ditetapkan tanggal 15 Oktober 1945 sebagai hari kelahiran Kabupaten Lombok
Tengah, langkah selanjutnya adalah legitimasi secara hukum yaitu ditetapkan
melalui sebuah Peraturan daerah. Rancangan Perda (Ranperda) tentang Hari Jadi
Kabupaten Lombok Tengah diajukan oleh Bupati Lombok Tengah, H. Lalu Wiratmaja
melalui Sekda Lombok Tengah, Drs. H. Lalu Supardan, M.M ke DPRD Lombok Tengah
pada tahun 2009 namun pada saat itu DPRD belum dapat mengagendakan untuk
dibahas. Menyikapi
berlarut larutnya penetapan Ranperda Harijadi Kabupaten Lombok Tengah oleh DPRD
Lombok Tengah, pengurus dan anggota KNPI beberapa kali melakukan hearing publik
ke DPRD Lombok Tengah, sampai akhirnya Bupati
H. Moh. Suhaili FT seusai Peringatan Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei
2012, mengundang para Tim Perumus ke di Ruang Rapat Utama Kantor Bupati untuk
membahas kelanjutan Ranperda tentang Hari Jadi tersebut apakah hasil seminar
yang telah diajukan ke DPRD Lombok Tengah akan dibahas kembali atau tidak. Dalam
pembahasan yang dipimpin oleh Sekda Lombok Tengah, Drs. H. Lalu Supardan, M.M itu mengambil keputusan bersama bahwa hasil seminar yang
telah diajukan ke dewan dalam bentuk Ranperda tidak dibahas lagi sehingga Tim
Perumus mendorong Pemda untuk berkoordinasi dengan dewan untuk pembahasan selanjutnya
pada tahun 2012. Hal ini yang dilaporkan kepada Bupati.
Setelah dilakukan
pembahasan oleh Badan Legislasi DPRD Kabupaten Lombok Tengah selanjutnya
dibahas secara intensif oleh Pansus Ranperda DPRD Kabupaten Lombok Tengah yang
diketua oleh Drs. H. Karim Abdurrahim dengan Wakil Ketua Humaidi, S.T, melalui Sidang
Paripurna DPRD Kabupaten Lombok Tengah tanggal 22 Juni 2012, Ranperda Hari Jadi
Kabupaten Lombok Tengah tersebut kemudian ditetapkan menjadi Peraturan daerah Nomor
4 tahun 2012. Dengan demikian, secara resmi Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah
ditetapkan tanggal 15 Oktober 1945. Oleh Pemerintah Kabupaten Lombok
Tengah, Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah selalu diperingati setiap tahun.
Hari Jadi Kabupaten
Lombok Tengah ini merupakan momentum sejarah untuk memotivasi seluruh lapisan
masyarakat dalam rangka mengisi pembangunan di Kabupaten Lombok Tengah. Hari
Jadi Kabupaten Lombok Tengah adalah suatu momen bersejarah untuk meghargai dan
mengenang jasa pendahulu, yang perlu untuk diketahui, diingat dan diperingati
sebagai wahana menumbuhkan rasa memiliki, kebanggan serta semangat kesatuan dan
persatuan warga masyarakat serta sebagai sarana evaluasi perkembangan daerah.
Dalam usianya yang
ke-69 tahun 2014, Kabupaten Lombok Tengah telah dipimpin oleh 9 (sembilan)
Bupati dan 2 (dua) Wakil Bupati.
Periode Kepemimpinan Kepala Daerah (Dari Tahun 1945 – sekarang)
Dalam
usia 67 tahun, perjalanan Kabupaten Lombok Tengah telah menempuh rentang tiga zaman, yakni zaman Orde Lama, zaman Orde
Baru dan zaman Orde Reformasi. Dalam tiga zaman pemerintahan tersebut, daerah
bermottokan Tatas Tuhu Trasna ini telah dipimpin oleh 9 orang Kepala Daerah/Bupati
- Wakil Bupati. Figur Bupati pada setiap zaman pemerintahan dipengaruhi oleh
motivasi politik dan ketentuan Perundang-undangan Penyelenggaraan Pemerintahan
daerah yang berlaku pada masing-masing zaman. Oleh karena itu, figur Bupati-Wakil
Bupati bisa dikatakan mewakili peradaban manusia pada zamannya.
Selama dua dekade masa kekuasaan,
Rezim Orde Lama telah memberlakukan beberapa Peraturan Perundang-undangan
tentang Pemerintahan daerah, yakni : Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1057, Penpres
Nomor 6 Tahun 1959 dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965. Berpijak pada
ketentuan Peraturan perundang-undangan tersebut, sepertinya telah melegitimasi
praktek kekuasaan Rezim Orde Lama ketika memberlakukan apa yang dikenal dengan
Demokrasi Terpimpim dalam sistem pemerintahannya. Kebijakan ini sangat
dimungkinkan atas kondisi politik dan keamanan pada zaman itu. Pada saat itu,
sistem rekruitmen kepala daerah dilakukan melalui proses pengangkatan oleh
pejabat Pemerintah pusat. Menariknya, figur para Bupati yang diangkat adalah
dari kalangan putra daerah, mulai dari Kepala Pemerintahan Daerah Setempat –
Lombok Tengah, dijabat oleh Lalu Srinata (1945-1946).
Mula-mula L. Wira Said (mendiang ayahanda Lalu
Srinata), lebih dahulu memegang jabatan sebagai Kepala Distrik Jonggat. Berkat
pendidikan yang dimiliki, Lalu Srinata kemudian diangkat oleh pihak kontelir
(sebutan bagi penjajah) menjadi Kepala Distrik Jonggat pada 1932 - 1945, menggantikan
kedudukan sang ayah. Ini menjadi awal perjalanan karier Lalu Srinata di dunia
birokrasi pemerintahan. Pada awal masa kemerdekaan Negara RI, karier Lalu
Srinata semakin meningkat, setelah diangkat menjadi Kepala Daerah Setempat –
Lombok Tengah pada 15 Oktober 1945 sampai 1946. Pada waktu itu, wilayah
administratif Pemerintahan Daerah Lombok Tengah terdiri dari empat kedistrikan,
yakni Distrik Praya, Kopang, Mantang dan Distrik Jonggat.
Setelah
Lalu Srinata, Lombok Tengah kemudian dipimpin oleh Lalu Wirentanus alias Haji
Hasyim atau biasa disapa Datu Tuan (1946 – 1959). Pada masa ini dilakukan
pembagian wilayah Lombok Tengah dengan Lombok Timur. Persatuaan dan Kesatuan diantara
semua elemen masyarakat merupakan salah satu titik berat atau fokus pemerintahan
Lalu Wirentanus disamping masalah keamanan.
Pemerintahan
Lalu Wirentanus dilanjutkan oleh M. Sanusi (1960 -1964) selaku Kepala Daerah Tingkat
II Kabupaten Lombok Tengah. Naiknya M. Sanusi sebagai Kepala Daerah Tingkat II
Kabupaten Lombok Tengah melalui pemilihan di DPRD yang ditetapkan oleh Menteri
Dalam Negeri. Selain meneruskan beberapa kebijakan pendahulunya, M. Sanusi juga
melakukan berbagai upaya pembangunan agar masyarakat daerah ini lebih sejahtera.
Salah satu yang sangat dibutuhkan oleh warga masyarakat pada saat itu adalah air
untuk pengairan maka dibangunlah Waduk yang ada di desa Muncan, Kecamatan Kopang.
Wilayah Administratif Lombok Tengah pada masa ini tetap empat Distrik,
diantaranya, Distrik Praya, Kopang, Mantang dan Jonggat.
Kepemimpinan
M. Sanusi berakhir pada tahun 1964 dan dilanjutkan oleh salah satu putra
terbaik Lombok Tengah, yaitu Drs. Lalu Sri Gede. Fokus pembangunan pada masa
pemerintahan ini adalah memperluas infrastruktur jalan yang ada di kota Praya
dan beberapa wilayah lainnya. Maklum, pada saat itu, infrastruktur jalan yang
ada di Kota Praya sangat sempit. Pembangunan infrastruktur jalan diimbangi
dengan pembangunan perkampungan yang salah satunya adalah Kampung Kauman. Pemerintahan
Drs. Lalu Sri Gde berakhir pada tahun 1979.
Setelah
Drs. H. Lalu Sri Gde, Pemerintahan dilanjutkan oleh Letkol. C. Parwoto WP untuk
periode 1979 - 1989. Untuk pertamakalinya, Lombok Tengah dipimpin oleh seorang TNI.
Pada masa Pemerintahan Parwoto WP
inilah mulai ada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di Kabupaten Lombok
Tengah. Bersamaan dengan itu, perencanaan pembangunan pun dilakukan. Sistem
Gogo Rancah yang sangat terkenal itu, mulai diterapkan pada masa pemerintahan
ini. Melihat kondisi sebagian besar lahan di Lombok Tengah dalam keadaan kering,
maka dibangunlah Waduk atau Bendungan Batujai. Tata ruang kota Praya juga sudah
mulai direncanakan. Selain itu, ide pembangunan Bandara Internasional Lombok
(BIL) sudah mulai pada masa periode pemerintahan ini.
Kepemimpinan
Letkol. C. Parwoto WP berakhir tahun 1989 yang dilanjutkan oleh Kol. (Purn) H.
Ircham dari kalangan TNI juga. Kol. (Purn.) Ircham memimpin Lombok Tengah untuk
periode 1989 – 1999. Disamping melanjutkan kegiatan pembangunan periode bupati
sebelumnya, pada masa inilah lahan Bandara Internasional Lombok (BIL) yang ada
di Tanak Awu, Kecamatan Pujut dilakukan pembebasan. Sistem Gogo Rancah untuk mengimbangi
tanah yang kering di wilayah Selatan tetap diterapkan.
Habis
masa pemerintahan Kol. (Purn). H. Ircham dilanjutkan oleh Drs. H. Lalu Suhaimi dari
kalangan sipil yang diangkat melalui DPRD. Pada masa inilah pemekaran wilayah
dilakukan sehingga menjadi 12 kecamatan seperti sekarang ini. Kecamatan yang
baru hasil pemekaran pada masa Drs. H. Lalu Suhaimi, diantaranya, Kecamatan
Praya Tengah, kecamatan dan Praya Barat Daya. Selain pemekaran wilayah, Drs. H.
Lalu Suhaimi juga memindahkan terminal yang ada di Kota Praya ke Renteng,
Kecamatan Praya. Hal ini seiring dengan pengembangan usaha perdagangan di Kota
Praya. Selain
terminal Renteng, Bupati Drs. H. Lalu Suhaimi juga membangun Kompleks Pertokoan
Praya dan Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Praya. Drs.
H. Lalu Suhaimi menjadi Kepala Daerah Kabupaten Lombok Tengah sampai Tahun
2004.
Periode
Kepemimpinan Lombok Tengah selanjutnya dibawah pasangan H.
Lalu Wiratmaja – H. Lalu Suprayatno, S.H., M.BA., M.M. Untuk pertama kalinya
pasangan Pemimpin Lombok Tengah ini
dipilih secara langsung oleh seluruh rakyat Bumi Tatas Tuhu Trasna. Pada masa
kepemimpinan H. Lalu Wiratmaja atau Mamiq Ngoh inilah dilakukan peletakan batu
pertama pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL). Kepemimpinan H. Lalu
Wiratmaja – H. Lalu Suprayatno, S.H., M.BA., M.M hanya
satu periode yaitu dari tahun 2004 – 2010.
H. MOH. SUHAILI FT,
S.H – DRS. H. LALU
NORMAL SUZANA
Untuk
periode 2010 – 2015, Kabupaten Lombok Tengah dipimpin
oleh pasangan H. Moh. Suhaili FT, S.H – Drs. H. Lalu Normal Suzana yang juga
dipilih secara langsung. Pasangan Bupati dan Wakil bupati ini dilantik pada
tanggal 27 November 2010. Pasangan yang
terkenal dengan Jargon Maiq Meres ini ingin mewujudkan tatanan masyarakat
Lombok Tengah yang Bersatu : Beriman, Sejahtera dan Bermutu ( BERSATU ). Sedangkan Misinya, diantaranya :
1.
Meningkatkan kesadaran hidup beragama dan kerukunan hidup
bermasyarakat dengan menghormati
keberagaman dan HAM;
2.
Meningkatkan kesehatan dan kecerdasan masyarakat serta
pengarasutamaan gender;
3.
Mendorong kemajuan ekonomi daerah dalam mewujudkan kesejahtraan
masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya lokal secara adil dan
transparan;
4.
Meningkatkan iklim investasi yg lebih kondusif dan menumbuh-kembangkan
wirausaha dengan tetap mempertahankan kelestarian alam dan lingkungan hidup;
5.
Meningkatkan pelaksanaan tata pemerintahan yg baik (good governance)
berbasis keterbukaan dan keadilan;
6. Meningkatkan pelaksanaan otonomi
desa berbasis kegotongroyongan dan
kesetiakawanan sosial.
PENCAPAIAN TARGET INDIKATOR BERDASARKAN FOKUS PEMBANGUNAN
:
1.
Bidang Pengelolaan Keuangan
Daerah,
Terus melakukan peningkatan
pendapatan daerah. Untuk
diketahui, jumlah Pendapatan Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2010 sebesar Rp 790.826.580.683.98. Pada tahun 2011 naik menjadi Rp 924.800.267.124,28. Pada tahun 2012 naik menjadi Rp 1.047.531.877.742,40 dan pada tahun 2013 naik menjadi Rp 1.225.921.118.283,38. Untuk realisasi belanja daerah, pada tahun 2010 sebesar Rp 767.492.461.981,00, tahun 2011 sebesar Rp 872.973.972.012,37, tahun 2012 sebesar Rp 1.010.143130.025,26 dan tahun 2013 sebesar Rp 1.385.758.151.750,73.
1. Dalam hal pengelolaan keuangan daerah ini, Kabupaten
Lombok Tengah berturut-turut meraih penghargaan Predikat Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) dari Badan Pengelolaan Keuangan, Republik Indonesia pada tahun 2013 dan 2014
untuk pengelolaan keuangan daerah tahun anggaran 2012 dan 2013. Predikat ini
merupakan sejarah bagi kabupaten Lombok Tengah karena predikat ini merupakan untuk
yang pertamakalinya diraih oleh Kabupaten yang bermottokan Tatas Tuhu trasna
ini. (sumber : Evaluasi tahunan RPJMD 2013, Bapeda)
2. Agricultur-Marine-Tourism
(ATM)
A. Pertanian,
Kehutanan dan Perkebunan
Bidang Pertanian, Kehutanan dan Perekebunan berdasarkan penetapan
indikator kinerja dalam RPJM 2011-2015, perbandingan kondisi pada awal tahun
perencanaan (2011) dengan capaian hingga tahun 2013 pada urusan
pertanian,kehutanan dan perkebunan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan
dalam ketersediaan pangan berdasarkan analisis neraca bahan makanan. Dalam
analisis neraca bahan makanan, ketersediaan energi pada tahun 2013 mencapai
2.804,75 gram/kapita/hari hampir mencapai ketersediaan energi minimal yang
harus disediakan sebesar 2.900 kalori/kapita/hari pada tahun bersamaan.jika
dibandingkan tahun sebelumnya,ketersediaan energi meningkat sebesar 16,7%.
Selain itu dalam analisis neraca bahan makanan, diketahui pula bahwa terjadi
peningkatan ketersediaan protein dari 60,56 menjadi 99,03 gram/kapita/ hari.
Sementara ketersediaan lemak juga mengalami peningkatan sebesar 48,5% yaitu
dari kondisi tahun sebelumnya sebesar 36,97 menjadi 54,90 gram/kapita/hari.
Meningkatnya ketersediaan pangan
berdasarkan analisis neraca bahan makanan.
- Energi dari 2.404,19 menjadi
2.804,75 gram/kapita/hari
- Protein dari 60,56 menjadi 99,03
gram/kapita/hari
- Lemak dari 36,97 menjadi 54,90
gram/kapita/hari
Meningkatnya skor pola
pangan harapan dari 73,1menjadi 81 gram/kapita/hari
- Bertambahnya jumlah lumbung pangan menjadi
47unit
- meningkatnya
surplus prodiksi beras dari 374.091 ton menjadi 421.174 ton
Meningkatnya produksi perkebunan
- Tembakau virginia dari 12.177,6 ton menjadi
23.706 ton
- Tembakau rakyat dari 96,12 ton menjadi 608 ton
- Jambu mete dari 421,2 ton menjadi 843,64 ton
- Kopi dari 591,94 ton menjadi 635,11 ton
Bertambahnya Jumlah
Kelompok Tani Kelas Kelompok Madya
- Pertanian dari 258 kelompok menjadi
343 kelompok
- Perikana dari 13 kelompok menjadi 22
kelompok
- Kehutanan tetap 2 kelompok
Meningkatnya Populasi Ternak
- Sapi dari 94.759 ekor menjadi
137.240 ekor
- Kerbau dari 17.299 ekor menjadi
18.825 ekor
- Kambing dari 54.782 ekor menjadi 76.015 ekor.
(sumber : Evaluasi tahunan RPJMD 2013, Bapeda)
B.
Kelautan Dan Perikanan
Disektor kelautan dan
perikanan, kebijakan pembangunan diarahkan kepada: (1) pemberdayaan ekonomi
masyarakat pesisir, (2) pengembangan budidaya perikanan,(3) pengembangan
perikanan tangkap, (4) optimalisasi pengelolaan dan p[emasaran produksi
perikanan, dan (50 perlindungan dan konservasi sumberdaya kelautan dan
perikanan. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan, sampai dengan
201a3 dicapai hal-hal sebagai berikut:
1. a. jumlah usaha
mikro dikawasan pesisir yang dibina dari 2 kelompok di tahun 2010 menjadi 7
kelompok di tahun 2013 dari target 11 kelompok pada tahun 2015.
2. b. sektor pengembangan
budidaya perikanan;
- Meningkatnya jumlah
produksi perikanan budidaya dari 27.894 ton pada tahun 2010 menjadi 115.347 ton
di tahun 2013
- Jumlah wirausaha
perikanan budidaya meningkat dari 176 wirausaha menjadi 776 wirausaha di tahun
2013
- Meningkatnya
produksi benih ikan dari 6.575.600 ekor/tahun menjadi 19.133.130 ton/tahun
- Terbentuknya 1 kawasan minapolitan
3. Sektor
pengembangan perikanan tangkap, terjadi peningkatan jumlah produksi perikanan
tangkap dari 2.268,46 ton pada tahun 2010 menjadi 6.330 ton di tahun 2013
4. di sektor optimalisasi
pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
- meningkatnya volume
produk olahan hasil perikanan dari 3.614,46 ton di tahun 2010 menjadi 10. 186
ton pada tahun 2013
- meningkatnya
rata-rata konsumsi ikan perkapita dari kondisi 16,8 kg/kapita/tahun menjadi
19,80 kg/kapita/tahun
- Di bidang perlindungan dan konservasi sumber daya
kelautan dan perikanan, sampai dengan tahun 2013 telah dilaksanakan pengelolaan
22.490 ha kawasan konservasi perairan secara berkelanjutan. (sumber
: Evaluasi tahunan RPJMD 2013, Bapeda)
C.
Pariwisata
Kebijakan pembangunan
pariwisata diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan rakyat melalui pengembangan destinasi, peningkatan promosi
pariwisat, dan pengembangan industri pariwisata serta penguatan kelembagaan
pariwisata. Sasaran utama pembangunan pariwisata RPJMD 2011-2015 adalah
peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebesar 40%
secara bertahap dalam lima tahun. Dengan mengacu pada indikator-indikator
program yang di intervensi dengan berbagai kegiatan, sampai tahun 2013 telah
dicapai hal-hal sebagai berikut :
1. Meningkatnya jumlah tenaga kerja
pariwisata yang tersertifikasikan sebanyak 124 orang sehingga menjadi 310 orang
2. Meningkatnya rata rata lama tinggal
dari 2,33 hari menjadi 2,84 hari
3. Meningkatnya jumlah wisatawan asing
dari 17.021 orang menjadi 27.530 orang.
4. Meningkatnya jumlah wisatawan
domestik dari 33.007 orang menjadi 58364 orang.
Capaian lain adalah di resmikannya Bandara
Internasional Lombok (BIL) dan ditetapkannya Kawasan Mandalika Resort sebagai
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Koridor 5 NTB, NTT dan Bali oleh Presiden RI
Susilo Bambang Yudoyono sebagai gerbang pembangunan kepariwisataan di Lombok
Tengah. (sumber : Evaluasi tahunan
RPJMD 2013, Bapeda)
D.
Kesehatan
Kebijakan pembangunan kesehatan diarahkan
untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan. Dalam RPJMD 2011-2015
sasaran pembangunan kesehatan adalah menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI)
melahirkan, menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB), menurunnya pravelensi
kekurangan gizi pada anak balita, meningkatkan cakupan imunisasi dasar (UCI)
desa serta peningkatan sumber daya manusia (SDM) kesehatan, Pencapaian sasaran
pembangunan didukung melalui peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi ibu dan
anak,perbaikan gizi masyarakat, pengendalian penyakit menular dan tidak menular
serta penyehatan lingkungan, didukung pula dengan pemberdayaan masyarakat dan
promosi kesehatan, penyedian jaminan kesehatan terutama bagi penduduk miskin
dan tidak mampu.
Dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit umum daerah praya juga telah tersertifikasi ISO 9001-2008
pada tahun 2009 serta telah dilaksanakan penelitian akreditasi untuk dua belas
pelayanan.
Pada tahun 2012, RSUD menerapkan PPK
BLUD (pola pengelolaan keuangan badan Layanan Umum Daerah (BLUD). (sumber : Evaluasi tahunan
RPJMD 2013, Bapeda)
E.
Pemberdayaan Masyarakat
Terdapat
3 indikator yang masih membutuhkan kerya yang lebih oftimal sehingga akhir
tahun 2015 diharapkan dapat tercapai diantranya :
1. Jumlah Lembaga Adat dimana capaian sampai
tahun 2013 baru mencapai 28 lembaga adat. Melihat kondisi ini masih diperlukan
kerja keras dari BPMD sehingga di akhir tahun 2015 bisa tercapai.
2. Lembaga Ekonomi Pedesaan (Bumdes) yang sampai
tahun 2013 bari mencapai 5 Bumdes dari target 35 pada akhir RPJMD.
3. Presentase aparatur desa yang sudah terlatih
khususnya kepala dusun baru mencapai 42 %. (sumber : Evaluasi tahunan RPJMD 2013, Bappeda)
F.
Pemberdayaan Perempuan dan KB
Dalam
upaya menaingkatkan peran pemberdayaan perempuan dan meningkatkan kesehatan ibu
melalui program keluarga berencana, badan pemberdayaan perempuan dan keluarga
berencana memiliki peran yang strategis. Keikut sertaan masyarakat dalam upaya
ikutr ber-KB masih sangat diharapkan sebagai salah satu upaya menekan laju
pertumbuhan penduduk. Melihat capaian jumlah maupun persentase peserta atau
akseptor KB aktif terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun.
Contohnya
Kasus KDRT yang tertangani tahun 2013 70 %, keterlibatan perempuan danam
Musrenbang mengalami penurunan dari 85% tahun 2013 menjadi 33 % tahyun 2013.
Jumlah peserta KB aktif meningkat dari 156.229 tahun 2012 menjadi 161.313 tahun
2013. Rata rata usia kawin pertama perempuan meningkat dari 19,7 menjadi 21.03.
(sumber
: Evaluasi tahunan TPJMD 2013, Bappeda)
G. Sosial
dan Tenaga Kerja
Berdasarkan
hasil evaluasi capaian RPJMD paruh waktu tahun 2013 terdapat beberapa capaian
yang masih membutuhkan kerja yang lebih oftimal sehingga pada akhir kinerja RPJMD tahun 2015 dapat
tercapai.
Jia
dilihat dari presentase jumlah tenaga kerja terlatih di KLK/tahun mengalami
peningkatan dari 1380 menjadi 1828. Ternaga kerja terlatih yang memiliki usaha
sendiri menurun drastis dari 61,00 % tahun 2012 menjadi 0 % tahun 2013.
Selanjutnya jumlah pencari kerja yang ditempatkan mengalami juga menurun
drastis dari 13061 tahun 2012 menjadi 4443 tahun 2013. Jumlah kasus pelanggaran
ketenaga kerjaan yang tertangani dalam 3 tahun terakhir 100 %. Jumlah regulasio
daerah yang mengatur ketenaga kerjaan juga 0 % dalam tiga tahun dan prosentase
perusahaan yang masuk jamsostek dalam tiga tahun hanya 6 %. (sumber
: Evaluasi tahunan TPJMD 2013, Bappeda)
H.
Bidang
Kesra dan Ekonomi,
rata-rata
lama sekolah di Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2010 berada pada level 5,65
tahun. Pada tahun 2011, meningkat menjadi 5,99 tahun, pada tahun 2012 menjadi
6,19 tahun.
Angka
melek huruf, pada tahun 2010 sebesar 71,48%. Pada tahun 2012 menjadi 73,92%. Akselerasi
terbaik terjadi pada tahun 2011 sebesar 1,40% menjadi 72,88% dan pada tahun 2012
meningkat sebanyak 1,04%. Peningkatan ini tidak terlepas dari keinginan kuat
Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dalam upaya pengentasan buta aksara.
Angka harapan hidup pada tahun 2010 berada pada 61,06
tahun. Pada tahun 2011 menjadi 61,52 tahun atau mengalami peningkatan
sebanyak 0,43 tahun. Pada tahun 2012,
kembali meningkat sebanyak 0,44 tahun menjadi 61,96 tahun.
Demikian juga dengan
pertumbuhan ekonomi, terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Lombok Tengah sebesar 5,69 persen. Pada tahun 2011 naik menjadi 9,05
persen dan pada tahun 2012 naik lagi menjadi 12,16 persen. (sumber : Evaluasi tahunan TPJMD
2013, Bappeda)
I. Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi/UKM
Menunjukkan hasil yang baik. Jumlah UMKM saat
ini sebanyak 2.695 dari target 2.358 UMKM pada tahun 2015. Jumlah wira usaha
usaha baru sebanyak 2.053 sementara target sampai tahun 2015 sebanyak 2.063. Sampai
tahun 2013, UMKM telah menyerap 104.759 orang tenaga kerja dari target sebesar
103.250 orang tenaga kerja pada tahun 2015. Upaya Pemerintah daerah dalam
meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi juga menunjukan perkembangan yang
signifikan. Jumlah koperasi aktif meningkat dari 205 menjadi 580 buah. Jumlah
koperasi yang mendapat opini koperasi unggulan bertambah 161 buah sehingga
secara keseluruhan jumlah koperasi unggulan di Kabupaten Lombok Tengah sebanyak
237 buah. (sumber : Evaluasi tahunan TPJMD 2013, Bappeda)
J. Pendidikan
Sejalan
dengan
meningkatnya APK dan APM pada semua
jenjang Pendidikan.
Pada tahun
2010, APM SD/MI/Sederajat sebesar 99.2, APM SMP/M.Ts/Sederajat sebesar 89.44 dan SMA/SMK/MA sederajat sebesar 55.3. Hal ini menunjukkan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk semua jenjang Pendidikan terjadi peningkatan yang
cukup signifikan. Pada
tahun 2013 APM SD/MI sederajat sebesar 99.61, APM SMP/M.Ts sebesar 89.9 dan APM untuk tingkat SMA/SMK/MA sederajad sebesar 61.2. Capaian pembangunan
Pendidikan
yang
terus meningkat ini merupakan hasil dan kerja keras serta kebijakan
program Pemerintah kabupaten dalam menyediakan layanan Pendidikan bagi seluruh
warga negara. Program-program layanan Pendidikan
yang dilaksanakan antara
lain penyediaan
Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) untuk SD/MI dan SMP/M.Ts, penyediaan Bantuan Siswa Miskin
(BSM), pembangunan
Unit Sekolah Baru (usb), Ruang Kelas Baru (RKB), dan rehabilitasi
ruang
kelas SD/MI-SMP/M.Ts yang rusak.
Anggaran
Alokasi Dana Desa (ADD), terus meningkat. Alokasi Dana Desa pada tahun 2010 sebesar Rp 18.606.985.176, tahun 2011 sebesar Rp 20.606.985.176, tahun 2012 sebesar Rp 20.606.985.176 dan tahun 2013 sebesar Rp 21.606.985.176.
Jalan atau rurung yang merupakan kebutuhan vital masyarakat
Lombok Tengah terus dilakukan perbaikan dan peningkatan kualitasnya. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi mantap meningkat
dari 296.65 kilometer pada tahun 2010 menjadi 405.93 kilometer pada tahun 2013.
Kondisi ini, melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMD yakni 391.65 kilometer pada tahun 2015. Dengan demikian, jalan dalam kondisi mantap juga mengalami
peningkatan dari 40 persen pada tahun 2010 menjadi 54,73 persen pada tahun
2013. Hal ini melampaui target yang ditetapkan RPJMD yakni 53 persen pada tahun 2015 mendatang.
Cakupan
layanan jaringan irigasi juga meningkat dari 49.809 hektar pada tahun 2010
menjadi 50.805 hektar pada tahun 2013. Sebagai lokasi olah raga dan bertamasya masyarakat,
Ruang Terbuka Hijau melalui Program RTH yang difasilitasi Pemerintah pusat
bertambah pada dua titik strategis di kota Praya. Pada bidang penataan
ruang, Kabupaten Lombok Tengah meraih predikat sebagai
kabupaten terbaik tata ruang tingkat nasional.
Dalam
hal pengelolaan sumber daya alam pada Zona Aik Meneng di kawasan Utara, dengan
dukungan berbagai pihak, telah diselenggarakan Program Pengembangan Agroforestry dan Biodiversity ecosystem
service untuk mengoptimalkan potensi keanekaragaman hayati serta program holtipark untuk melindungi tanaman
langka serta mengotimalkan produktifitas tanaman buah-buahan dan sayur mayur. Program
ini disiapkan dalam rangka mendukung program pembangunan yang ada di kawasan
Tunjung Tilah di Tengah dan Empak Bau di Selatan. (sumber : Evaluasi tahunan RPJMD 2013, Bappeda)
3. FOKUS
PROGRAM PENUNJANG
Inprastruktur
(PU, Perumahan, Penataan Ruang, Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, LH,
ESDM)
Pada awal tahun perencanaan 2011, rendahnya pelayanan
inprasyruktur wilayah baik dari segi kaulitas maupun kuantitas masih merupakan
[ersoalan besar di Kabupaten Lombok Tengah yang harus diatasi karena dapat
menghambat laju pembangunan daerah. Pada
aspek tranportasi, sarana prasarana tranpsortasi merupakan [persoalan yang
mendapat perhatian dalam rangka memperpnedek rentang kendali, meningkatkan
aksebilitas manusia dan barang. Tranportasi darat (jalan, jembatan maupun moda
tranportasi) masih sangat terbatas.
Pembangunan sarana jalan dan jembatan mestinya berjalan
bersamaan dengan meningkatkan usaha pembangunan, namun terbatasnya anggaran
kerap kali menjadi kendala.
Sejak tahun 2000 panjang jalan yang ada tercatat
sepanjang 915,12 km yang terdiri dari dari 16 km jalan nasional, 179,51 km
jalan provinsi dan 719,61 km jalan kabupaten. Jumlah jembatan sejak trahun 2005
sebanyak 226 buah dengan panjang bentangan mencapai 1.657,65 meter.
Melalui ikhtiar dan kerj keras pencapaian indikator pada
pilar inprastruktur dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Panjang
jalan kabupaten dalam kondisi mantap meningkat dari 296.65 km (40%) tahun 2010
menjadi 405.93 km (54,7%) pada tahun 2013. Kondisi ini melampaui target yang
ditetapkan dalam RPJMD yakni 391,65 km (53%) tahun 2015.
2.
Peningkatan
cakupan layanan jaringan irigasi dari 49.809 ha tahun 2010 menjadi 50.80 ha
tahun 2013.
3.
Peningkatan
jumlah KK yang memiliki akses air bersih yang berkualitas dari 72% tahun 2010
menjadi 87 % tahun 2013.
4.
Peningkatan
jumlah KK yang menempati rumah layak huni dari 57 % 2010 menjadi 60,72 % tahun
2013.
5.
Peningkatan
jumlah dan jenis perda tata ruang yang diudangkan dari 1 buah tahun 2010
menjadi 3 buah 2013.
6.
Meningkatnya
jumlah fasilitas keselamatan LLAJ9rambu/RPPJ) dari 639 tahun 2010 menjadi 1.151
tahun 2013.
7.
Bvertambahnya
jumlah areal konservasi hutan (TWA) dari 2.149 ha tahun 2010 sampai tahun 2013.
8. Meningkatnya jumlah pemanfaat energi
alternatif baik berupa tenaga surya, mikro hidro maupun biofuel dari total 1340
tahun 2010 menjadi 329 tahun 2013. (sumber : Evaluasi tahunan RPJMD 2013, Bappeda)
4.
PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH
A.
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Setelah program penataan adminitrasi kependudukan pada
tahun anggaran 2013 atau tahun pelaksanaan RPJMD telah tercapai target sebagai
berikut :
1. Terjadinya kenaikan prsentase tingkat
kepemilikan KTP sebesar 9,71 % menjadi 73,93 % tahun 2013 dari keseluruhan
wajib KTP.
2. Tingkat kepemilikan KK naik sebesar 8,33 %
menjadi 42,33 % tahun 2013 dari jumlah KK di Lombok Tengah.
3. Tingkat kepemilikan Akta Keluarga mengalami
pertumbuhan sebanyak 114.634 jiwa menjadi 392.394 tahun 2013.
B.
Penanaman Modal dan Perizinan
Program peningkatan iklim investasi dan realisasi
invetasi masih belum mengalami kemajuan yang siginifikan baik penanaman modal
dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini
tidak terlepas dari kondisi ekternal dan kebijakan nasional terkait pengelolaan
aset wisata di Lombok Tengah. Pada sisi lain perkembangan status wilayah Lombok
Tengah yang telah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) dalam koridor
5 MP3EI memberikan peluang bagu invetasi derah dimasa depan. Selain itu ibukota
Kabupaten Lombok Tengah telah ditetaopkan sebagai juara I pengelola ruang
tingkat nasional.
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Dengan mengacu pada indikator program pada urusan
kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, maka dapat disampaikan kemajuan yang
telah dicapai hingga paruh periode dari RPJMD sebagai berikut :
1. Jumlah komplik antar kelompok masyarakat
menurun jauh pada tahun 2012 menjadi hanya 2 komplik.
2. Komplik bernuansa SARA juga berhasil diredam
sampai dengan paruh waktu periode RPJMD jumlahnya tetaop angka nol.
3. Sedangkan jumlah Pamswakarsa bertambah dari
12 lembaga menjadi 21 lembagfa, artinya masyarakat telah mampu mengorganisir
diri dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan bersama sama dengan
aparat lainnya.
7 KOMITMEN PERUBAHAN
1.
Pendidikan
gratis bagi seluruh siswa miskin tingkat SD-SMA sederajat;
2.
Persalinan
gratis bagi seluruh ibu hamil yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah atau
Puskesmas;
3.
Memfasilitasi
lahirnya 250 koperasi unggulan dan 10.000 wirausaha;
4.
Pembangunan
pos keamanan terpadu di setiap desa;
5.
Memastikan
dana alokasi desa untuk percepatan pembangunan di desa;
6. Reformasi birokrasi dengan pemimpin yang
berdiri di depan sebagai teladan;
7. Santunan kematian masyarakat.
CAPAIAN
7 KOMITMEN PERUBAHAN
1.
Pendidikan
gratis bagi seluruh siswa Miskin tingkat SD-SMA sederajat
2.
Persalinan
gratis bagi seluruh ibu hamil yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah atau
Puskesmas.
3.
Menfasilitsi
lahirnya 250 Koperasi unggulan dan 10.000 wirausaha.
4.
Pembangunan
Pos Keamanan Terpadu
5.
Memastrikan
dana alokasi desa untuk percepatan pembangunan desa
6.
Reformasi
birokrasi dengan pemimpin yang berdiri di depan sebagai teladan.
7.
Santunan
kematian masyarakat
PROGRAM / KEGIATAN TEROBOSAN LAINNYA
1.
Penataan
Roi Pantai
2.
Lemper
Madu
3.
Pelaksanaan
RTRW
4.
Pemberian
bantuan keuangan kepala dusun di luar ADD
5.
Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
AGRICULTUR TOURISM
MARINE (ATM)
Kabupaten
Lombok Tengah terlah membagi fokus pembangunan menjadi tiga wilayah
pengembangan atau Zona.
Agricultrur (Zona
I
(satu) disebut
Zona Aik Meneng),
Terdiri
atas kecamatan-kecamatan yang berada di wilayah Utara yang direncanakan untuk pengembangan agrobisnis dan agrowisata.
Zona II (dua) sebagai kawasan Tunjung Tilah yang terdiri dari kecamatan yang
berada di wilayah Tengah,
direncanakan untuk pengembangan Pertanian tanaman pangan, pusat pemerintahan, pusat
industri, pusat perdagangan dan jasa. Terakhir, Zona III (tiga) sebagai kawasan Empak Bau yaitu kecamatan di wilayah Selatan Lombok Tengah, direncanakan untuk pengembangan pariwisata dan perikanan.
Berkat
kebersamaan dan kekompakan yang dijalin pasangan Suhaili dan Normal
bersama-sama Birokrat dan masyarakat, telah cukup banyak merubah wajah Lombok
Tengah.
PERIODE
KEPEMIMPINAN KEPALA DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH
SEJAK 1945 – SEKARANG
NO.
|
NAMA
|
PEREODE
|
NOMENKLATUR JABATAN
|
1.
|
Lalu Srinata
|
1945
-1946
|
Kepala Pemerintahan
Daerah Setempat Lombok Tengah
|
2.
|
Lalu
Wirentanus
|
1946
– 1959
|
Kepala Daerah
Tk. II
Lombok Tengah
|
3.
|
M. Sanusi
|
1960
- 1964
|
Kepala Daerah
Tk. II
Lombok Tengah
|
4.
|
Drs. H. Lalu
Sri Gde
|
1964
– 1979
|
Kepala Daerah Tk. II
Lombok Tengah
|
5.
|
Letkol. C. Parwoto WP
|
1979
– 1989
|
Kepala Daerah Tk. II
Lombok Tengah
|
6.
|
Kolonel
(Purn.) H. Ircham
|
1989
– 1999
|
Kepala Daerah
Tk. II
Lombok Tengah
|
7.
|
Drs. H. Lalu Suhaimi
|
1999
- 2004
|
Kepala Daerah Tk. II
Lombok Tengah
|
8.
|
H. Lalu Wiratmaja/H. Lalu Suprayatno,
SH, M.BA. M.M
|
2004 - 2010
|
Bupati dan Wakil
Bupati Lombok Tengah
|
9.
|
H. Moh.
Suhaili FT, S.H/ Drs. H. Lalu Normal Suzana
|
2010
–
2015
|
Bupati dan Wakil
Bupati Lombok Tengah
|
Via
Opini
Posting Komentar