Berita NTB
Nasional
HMI Tolak Kenaikan BBM
LOMBOK TENGAH, (sasambonews). Pasca kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), sejumlah ormas maupun
organisasi kemahasiswaan terus serukan penolakan kenaikan harga BMM.
Salah satu organinsasi kemahasiswaan, seperti Himpunan
Masiswa Indonesia (HMI) cabang Lombok Tengah kemarin mendatangi kantor Bupati
Loteng dan kantor DPRD Loteng untuk menyerukan penolakan harga BMM. Selain itu,
kedatangan mereka itu juga untuk medesak Pemkab Loteng dan DPRD Loteng untuk
satukan komitmen menolak harga BMM.
Namun, Bupati dan wakil Bupati saat itu tidak berada
ditempat, sehingga sejumlah mahasiswa yang tergolong HMI tersebut hanya
diterima oleh Kabag Ekonomi Setda Loteng Masnun. Tapi, saat itu aktifis HMI
merasa kecawa dan marah karena tidak diterima oleh Bupati dan wakil Bupati.
Bahkan sempat mereka mau melakukan swiping ke ruangan Bupati dan wakil Bupati.
“Kami ingin Bupati keluar dan mendengar apa yang menjadi aspirasi rakyat.
Karena pasca dinaikkan BMM, telah membuat kesengsaraan bagi rakyat saat ini,”
ujar coordinator lapangan Minda Hamdan kemarin di halaman kantor Bupati.
Untuk itu, ia meminta Bupati keluar dan menyamakan
komitmen untuk menolak kenaikan BMM. Karena terus mendesak, akhirnya
Kabag ekonomi Masnun angkat bicara. Dimana ia mengatakan, apa yang menjadi
aspirasi rekan-rekan mahasiswa nanti akan disampaikan ke Bupati. “Nanti setelah
baliknya pak Bupati, saya akan sampaikan aspirasinya. Kalau sekarang pak Bupati
sedang berada di Cina,” katanya.
Sedangkan, untuk menyangkut tuntutannya yang meminta
Pemda turun langsung ke pasar untuk mengontrol harga bahan pokok, ia katakana
sebelumnya ada tuntutan seperti ini sebenarnya pemda sudah berencana akan turun
kroscek ke lapangan. “Nanti kita akan tentutakan kapan jadwalnya,” terangnya.
Tapi, mahasiswa yang tergabung dalam HMI itu tidak
merasa puas dengan apa yang menjadi jawaban kabag ekonomi tersebut. Sehingga,
ia berjanji akan kembali lakukan aksi lagi, kalau belum ada komitmen dan
kepastian Pemda untuk menolak dinaikkan harga BMM. “Kami akan
kembali lagi untuk memastikan kalau Pemda menolak kenaikan harga BMM tersebut,”
ujarn salah satu anggota HMI Ahmad Khotibi.
Karena tidak menemukan jawaban, sejumlah mahasiswa
melanjutkan aksinya ke DPRD Loteng. Disanapun tuntutannya juga sama. Tapi,
sebaliknya di DPRD Loteng, sejumlah mahasiswa tersebut langsung diterima oleh
ketua DPRD Loteng HM Fuaddi FT.
Dimana, HM Fuaddi FT menyatakan komitmennya untuk
menolak keniakan harga BMM. “Kami sudah melayangkan surat ke Presiden. Dimana
isinya kami menolak kenaikan harga BMM,” tegasnya.
Setelah mendengar jawaban dan komitmen dari ketua DPRD
Loteng, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam gerakan HMI tersebut
membubarkan diri. Tapi sebelumnya di kantor Bupati meraka sempat melakukan
shalat jenazah sebagai bentuk atau sikap bahwa bangsa ini sudah mati, dengan
adanya keputusan presiden yang telah menaikkan harga BMM. |dk
Via
Berita NTB
Posting Komentar