Pendidikan-Budaya
Kisruh PGRI, Pengurus Minta KLB
Khairil Anwar |
LOMBOK TENGAH, (sasambonews). Kepengurusan Persatuan
Guru Republik Indoenesia (PGRI) Kabupaten Loteng yang di pimpin oleh Khairil
Anwar terus menuai protes dan polemik. Dimana, sejumlah pengurus cabang PGRI di
kecamatan mendesak agar Ketua PGRI Loteng Khairil Anwar untuk mundur dari jabatannya.
Pasalnya, selama ini Ketua PGRI dinilai tidak professional, tidak menjunjung
tingggi sportifitas organisasi, moralitas dan tidak bekerja sesuai dengan AD/RT
yang ada. “Untuk itulah kami minta agar Konfrensi Luar Biasa (KLB) segera
dilakukan. Karena, PGRI saat ini sudah keluar dari AD/RT yang ada,” tegas salah
satu pengurus daerah PGRI L Muslehudi kepada wartawan selasa.
Dijelaskannya, dalam KLB itu nanti jelas akan meminta
ketua PGRI untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Walaupun ketua PGRI sudah
menyatakan dirinya untuk pengunduran dirinya. “Memang Ketua PGRI sudah
menyatakan hal itu secara lisan dan tulisan yang disepakati saat dilakukan
konfrensi kerja I pada tanggal 27 Oktober lalu di Gedung PGRI Loteng.
Tapi, tetap kami akan mengacu pada aturan yang ada. Sehingga kami minta agar
secepatnya dilakukan KLB,” ucapnya.
Selain itu, dasar diusulkan KLB secepatnya,
karena dinilai kebijakan yang selalu dikeluarkan oleh ketua PGRI terus
menyalahi aturan atau AD/RT yang ada. Seperti yang terjadi pada tanggal 30 Mei
2014. Dimana, Ketua PGRI telah mengganti Wakil Sekretaris Ahmad Ikmal dengan L
Srigede tanpa melalui rapat pengurus. Selanjutnya, tanggal 4 Juni 2014 pengurus
kabupaten telah mengedarkan surat Nomor 0011/ORG/PGRI-Loteng/XXI/2014 yang isinya
Ketua PGRI meminta dukungan dana kepada anggota melalui gaji 13. Didalam surat
tersebut, tertulis penambahan dana sebanyak Rp 2.000 yang alasannya akan
dimanfaatkan untuk Sekretariatan.
Adapun persoalan lainnya yakni Ketua PGRI diduga telah
mengambil uang iuran di Bendahara UPT Dikpora di empat kecamatan. Diantaranya
Kecamatan Praya, Praya Barat Daya, Praya Timur dan Janapria tanpa melalui
bendahara pengurus cabang. “Pokoknya apa yang telah dilakukan itu, Ketua PGRI
telah melanggar AD/RT yang ada. Dari itu, kami mendesak agar KLB secepatnya
dilakukan,” desaknya.
Sementara salah satu Kepala SMAN 2 Praya H Masri
menilai, selama kepemimpinan ketua PGRI yang baru saja dilantik tersebut,
pihaknya belum tahu bagaimana bentuk program yang ada. Hal itu, disebabkan
karena pengurus PGRI yang saat ini belum ada koordinasi yang telah dilakukan ke
sekolah. “Intinya kepengurusan PGRI saat ini kami anggap pasif. Karena belum
ada program yang menyentuh ke dunia pendidikan di Loteng,” kata singkatnya.
Terpisah, Ketua PGRI Loteng Khairil Anwar yang
dikonfirmasi mengaku, bingung dengan desakan para pengurus. Apalagi mereka
mendesak untuk mengundurkan diri. “Apa salah saya, sehingga mereka seperti itu.
Dan AD/RT yang mana kami langgar,” tegasnya.
Namun, ia menilai desakan itu merupakan desakan dari
segelintir pengurus saja. Bahkan disebutkannya, desakan ini juga muncul dari
Ketua cabang PGRI kecamatan. Daiantaranya, kecamatan Pringgarata, Kopang dan
lainnya. Akan tetapi, pengurus cabang PGRI di kecamatan lain, seperti Kecamatan
Jonggat, Janapria, dan Kemenag tetap mendukung dirinya. “Saya tetap akan
merespons tuntutan pengurus tersebut. Bahkan, Jumat lalu, saya juga sudah
layangkan surat pengunduran diri ke PGRI provinsi. Dan itu juga merupakan
bentuk saya sebagai orang tua yang harus mendengar permintaan anak-anaknya di
bawah,” ungkapnya.
Kemudian, ia meminta kepada pengurus cabang PGRI agar
tidak setengah hati melakukan protes dan permintaan pengunduran dirinya.
Karena, kalau mau berbuat silahkan dilanjutkan. “Ingat, jangan pernah berbuat
setengah hati. Dan kalau mau berbuat harus sampai saya benar-benar lengser,”
pungkasnya. |dk
Posting Komentar