Berita NTB
Belasan Tuan Guru Datangi Dewan, Sikapi Maraknya Miras Di Loteng
LOMBOK TENGAH, (sasambonews) –
Puluhan tuan guru yang sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren yang tergabung dalam
Forum Kerja Sama Pondok Pesantren (FKSPP) Kabupaten Lombok Tengah pada Senin
(08/12), melalukan silaturrahim ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
setempat. Pada kesempatan tersebut, para tuan guru menyampaikan berbagai
pemikiran sebagai wujud kepedulian terhadap daerah.
belasan Tuan Guru saat Hearing Di DPRD |
Kedatangan para tuan guru tersebut,
langsung disambut oleh seluruh unsure pimpinan DPRD Lombok tengah. Antara lain
Ketua DPRD,H.A.Fuaddi,FT.SE, Wakil Ketua I Nasip,Sip., Wakil ketua II
Burhanudin Yusuf dan Wakil Ketua II Ahmad Ziadi. Selain seluruh unsure pimpinan
DPRD tersebut, sejumlah anggota dewan juga terlihat hadir pada acara
silaturrahim tersebut antara lain, Ihsan.SH, H.Fahriah, Sukatmi, Noni Alam
Franthika, HLMasud dan TGH.Jamaludin. Sementara dari unsure pemerintah daerah
diwakili Asisten III Setda, HM.Nursiah.
Ketua FKSPP Lombok Tengah, TGH.Habib
Tantowi menegaskan kalau kedatangan para tuan guru tersebut hanya untuk
silaturahmi. Dan hal itu merupakan kejadian yang pertama kalinya, karena pada
periode sebelumnya tidak pernah ada silaturahim semacam itu.”Untuk itu, mudahan
ini merupakan hal yang baik dan bisa dilaksanakan secara berkala. Disamping
itu, ada sejumlah pemikiran yang sebelumnya sudah dirapatkan secara khusus yang
kami nilai layak untuk dismampaikan pada silaturahim ini,”katanya.
Pemikiran yang dimaksud lanjut
TGH.Habib Tantowi, bagaimana penanganan soal miras yang saat ini sudah
mengancam generasi muda Lombok. Sembari menyampaikan sejumlah hadist,
disebutkan kalau miras merupakan induk dari segala perbuatan maksiat. Untuk itu
sangat penting untuk segera ditangani.”Ini sekaligus sebagai tindak lanjut
sosialisasi yang digelar BNN (Badan Narkotika Nasional-red) beberapa waktu lalu
kepada kami mengenai dampak negative dari miras. Dalam sejumlah hadispun
disebut miras induk dari segala kejahatan. Untuk itu kami terpanggil untuk
melakukan ini. Dan untuk kepentingan itu, bagaimana agar ada BNN Lombok
Tengah,”imbuhnya.
Yang saat ini diperlukan adalah
bagaimana action dalam memberantas miras tersebut lanjut TGH.Habib Tantowi. Dan
tindakan itu bukan hanya dilingkup pondok pesantren, namun disemua sekolah lain
baik negeri maupun swasta. “Satu lagi yang sangat terkait dengan miras ini,
yakni kecimol. Rata-rata saat kecimol belum mulai ditabuh, mereka selalu minum
minuman keras atau miras ini. Untuk itu, perlu adanya awiq-awiq tentang
kecimol, karena sesungguhnya hafalan para santri kita habis semua dengan sekali
mendengar dan menonton kecimol,”tandasnya.
Selain itu, TGH.Habib Tantowi
menyampaikan kritikan mengenai belum berimbang-nya perlakuan sekolah negeri
dengan madrasah dan pondok pesantren, khususnya dalam hal anggaran. Berikut
juga diharapkan adanya bantuan khsusus untuk pondok pesantren terkait dengan
ketersediaan air bersih dengan program sumur bor, intensif bagi guru madrasah
dan yang lainya. Pembatasan jumlah siswa dan siswi dari sekolah negeri juga
dinilai perlu diatur dalam sebuah regulasi. Diharpakan juga pada lembaga amil
zakat, para tuan guru dilibatkan.”Kalau yang satu ini, jangan dianggap sebagai
permintaan. Tetapi hanya aduan saja, bagaimana kalau kami para tuan guru ini
bisa melakukan studi banding. Kalau bisa anggaran juga untuk FKSPP,”harapnya.
Ketua DPRD, H.A.Fuaddi.FT.SE
menyatakan, mendukung secara pribadi dan juga secara kelembagaan terhadap
seluruh aspirasi dan pemikiran dari para tuan guru tersebut. Fuaddi menegaskan,
kalau hal itu akan dikawal terus bersama-sama dengan anggota dewan yang lainya.
Dan apa yang disepakati tersebut akan ditindak lanjuti sesuai dengan aturan yang
ada, karena seluruh kebijakan dewan sesuai kesepakan dan aturan baik dalam hal
anggaran dan yang lainya.”Apa yang sudah disampaikan, kami pahami sebagai
aspirasi dari masyarakat juga dan bukan atas kehendak pribadi-pribadi. Dan kami
sangat mendukung pertemuan seperti ini baik secara informal baik secara berkala
kedepan,”terangnya.
Disampaikan Fuaddi, Ibu-ibu dewan
bersama Iktan Istri Wakil Rakyat (Iswara) secara rutin melaksanakan kegiatan
yang salah satunya berupa kegiatan siraman rohani. Pada acara tersebut
diharpakan para tuan guru secara bergiliran mengisi kegiatan ceramah tersebut.
Hal itu diharapkan sebagai salah satu bentuk hubungan komunikasi.
Sementara itu secara teknis,
Assisten III Setda, HM.Nursiah menyatakan, apa yang menjadi pemikiran para tuan
guru tersebut sangat baik dan mendukung untuk dilakukanya pertemuan secara
berkala. Terkait dengan penanganan miras, pemerintah daerah sesungguhnya sudah
memiliki peraturan daerah Nomor 04 tahun 2013 yang mengatur tentang miras.
Namun diakuinya, pengawasan mengenai pelaksanaan perda miras tersebut masih
lemah.”Yang menjadi cacatan penting kami berikutnya adalah tentang kecimol,
kita nanti bisa terbitkan perda tantang kecimol ini. Sementara untuk keberadaan
BNN Lombok Tengah, kami sudah membicarakan dengan hal itu, dan kami siap untuk
mendukungnya. Apa lagi soal studi banding itu sangat bisa kami realisasikan
melalui bansos sesuai dengan aturanya. Untuk tahun ini tidak bisa, jadi agar
bisa lebih banyak peserta, nanti anggaran tahun 2015 melalui APBD-P
bisa,”jelasnya. (ding)
Via
Berita NTB
Posting Komentar