Pendidikan-Budaya
Disesalkan Ada Pengurus PGRI Tandingan
Khairil ANwar |
LOMBOK TENGAH, (sasambonews) – Tidak hanya di DPR RI yang ada tandingannya, di tubuh PGRI juga ada
tandingannya. Seperti yang terjadi di PGRI Lombok Tengah. Meski sudah memiliki
pengurus yang sah namun kini muncul
pengurus tandingan yakni PGRI versi L.Dipta. Perpecahan di tubuh PGRI Loteng
disesalkan banyak kalangan..
Ketua Forum K2 Lombok Tengah,H.Nerip menduga upaya
penghancuran fungsi PGRI tersebut justeru datang dari dalam Dinas terkait.
Apalagi jelas yang dinobatkan sebagai ketua PGRI yang baru adalah pejabat
dilingkup Dinas terkait yang notabene adalah seoarang kepala bidang yang selama
ini kinerjanya menjadi sorotan PGRI.”Ini sangat aneh, masak kepala bidang yang
selama ini kinerjanya selalu dikritisi PGRI terkait dengan sertifikasi guru dan
yang lainya, terus sekarang menjadi ketua PGRI. Lalu kalau dia jadi ketua PGRI
saat berbagai masalah sertifikasi guru terjadi, siapa yang akan mengkritisnya.
Masak dia akan mengkritisi dirinya sendiri,”ujar H.Nerip pada Senin (15/12) kepada
sejumlah wartawan.
Untuk itulah lanjut H.Nerip dirinya menyebut ada
dugaan konfirasi sistematis yang dilakukan oknum-oknum tertentu dengan
melakukan jalan pintas memaksakan dibentuknya pengurus baru PGRI dengan tidak
melalui prosodur dan aturan yang berlaku sesuai AD/ART PGRI. Salah
satunya yakni pemberhentian pengurus PGRI yang lama dilakukan melalui
musyawarah dan tertulis oleh PGRI Provinsi. ”Siapa yang melantik mereka. Ini
menjadi tidak jelas dan aneh,”imbuhnya.
Selain itu lanjut H.Nerip, bila seorang Kabid di Dinas
terkait menjabat sebagai ketua PGRI, maka ke depan akan banyak terjadi
ketimpangan. Namun hal itu terlalu jauh untuk disebutkan, karena dengan adanya
dualisme kepengurusan PGRI saat ini, sudah menimbulkan kerancuan yang saat ini
menjadi cemooh seluruh guru se NTB.”Karena kita ketahui bersama, yang
mengangkat dirinya menjadi Ketua PGRI yang baru itu semua jelas tahu, dulu saat
pemilihan ketua PGRI ia mencalonkan diri. Jadi terlihat sekali ambisinya untuk
menumpulkan fungsi PGRI ini,”tandasnya.
Sementara itu, Ketua PGRI yang sah sesuai AD/ART yakni
Hairil Anwar menyatakan tidak akan tinggal diam dengan peristiwa tersebut.
Dirinya yang terpilih secara sah menjadi Ketua yang menaungi guru selombok
tengah tersebut, akan melakukan langkah-langkah penyelamatan. Diantaranya
dengan melakukan pemecatan terhadap sejumlah pengurus yang diduga ikut terlibat
dalam Konsfirasi penghancuran PGRI Lombok Tengah yang saat ini sedang
berlangsung tersebut.”Adapun pengurus itu yakni Ryanto selaku Bendahara PGRI,
dan 2 pengurus lainya yakni H.Muhari dan L.Muslehudin,”ungkapnya.
Hairil Anwar setuju kalau telah terjadi upaya konspirasi untuk menjatuhkan
dirinya sebagai Ketua PGRI yang sah. Namun bukan hal itu yang terpenting bagi
dirinya, namun dibalik semua itu ada upaya besar untuk menumpulkan fungsi PGRI
sebagai lembaga atau organisasi yang selama ini selalu membela dan mejaga
kepentingan guru. Dengan adanya kabar mengenai pengurus baru dari kalangan
pejabat di dinas terkait maka hal itu, telah memperjelas upaya-upaya pemandulan
dan penghancuran fungsi PGRI yang sesungguhnya.”Saya dalam waktu dekat ini,
akan melakukan rapat pleno untuk menyelamatkan hal tersebut. PGRI dan Dina situ
adalah mitra yang harus salaing mendukung dengan saling memberikan krtitik dan
saran. Tetapi kalau ketua PGRI justeru adalah pejabat yang selama ini mengurus
guru, lalu bagaimana jadinya PGRI yang berfungsi salah satunya untuk membela
kepentingan guru,”tegasnya.(ding)
Posting Komentar