Berita NTB
Puluhan Pramu Wisata Bodong Dilatih
Lombok Tengah. (sasambonews). Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya pramu wisata (guideing),
Pemerintah daerah melatih 20 pemandu parwisata untuk wilayah Lombok Tengah dan
sekitarnya. Pelatihan dilakukan selama 3 hari di Aula Kantor Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Loteng.
Ketua pelaksana kegiatan Saparudin, kegiatan pelatihan ini
bertujuan untuk meningkatkan sumberdaya para pramuwisata itu dalam melayani
wisatawan baik domestic maupun mancanegara. “Hanya 20 orang saja kita latih
sesuai dengan kemampuan anggaran, kedepan akan kita lakukan lagi” kata Kasi
Peningkatan Sumberdaya Dinas Pariwisata Loteng Saparudin di kantornya kamis
kemarin.
Menurutnya pelatihan ini sangat penting karena baik buruknya
wajah pariwisata sangat tergantung dari pelayanan yang diberikan oleh para
pramu wisata itu. “Posisi mereka sangat vital, karena menyangkut kepercayaan
wisatawan terhadap daerah yang menjadi tujuannya karena itu sumberdayanya harus
ditingkatkan” jelasnya.
Untuk meningkatkan sumberdaya Guideing itu pihaknya
berkerjasama dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Cabang Lombok Tengah.
Ketua HPI Cabang Lombok Tengah Karyadi mengatakan kegiatan
pelatihan ini dilakukan selain untuk meningkatkan sumberdaya para pemandu
tetapi juga untuk memperkuat legalitas mereka saat melakukan tugas. “Untuk
menjadi Guideing yang professional, mereka harus memiliki license atau
sertifikat sehingga keberadaan mereka resmi, kalau tidak ada lisesnsi maka
mereka illegal” katanya.
Diakuinya di Lombok Tengah sendiri masih banyak pemandu yang illegal.
Mereka yang illegal adalah pemandu liar yang tidak memiliki kartu anggota HPI
atau sertifikat karena itu dia menghimbau kepada biro perjalanan ataupun pihak
hotel tidak menggunakan pemandu yang tidak bersertifikat. “Kalau mereka tidak
punya license namun digunakan oleh biro perjalanan maka HPI tidak
bertanggungjawab jika terjadi sesuatu nanti” jelasnya.
Sampai saat ini jumlah guideing yang ada di NTB lebih kurang
600 an orang sedangkan yang berasal dari Lombok Tengah sebanyak 200 orang
lebih. Mereka tersebar disemua wilayah di NTB bahkan di luar daerah.
Dikatakannya mereka dilatih tidak hanya kemampuan berbahasa
atau berkomunikasi dengan baik dan benar akan
tetapi juga tata bahasanya, tutur katanya, sikap dan prilaku pramuwisata
juga dididik termasuk juga tata busananya. “Ada kode etik mereka dalam
bertugas, tidak boleh urak urakan, dekil, rambut gimbal, harus sopan santun dan
keramah tamahan diutamakan” jelasnya.
Diakuinya tenaga guide masih kekurangan sementara yang minat
menjadi pemandu atau guide cukup banyak sehingga perlu diseleksi secara ketat
termasuk pendidikannya. “Minimal ijazahnya SMA baru boleh jadi guide” jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Budpar Loteng H.L.Putria
mengatakan kegiatan ini dalam rangka meningkatkan sumberdaya pramuwisata di
Lombok Tengah. Kegiatan pelatihan tidak hanya dilakukan sekarang akan tetapi
juga sudah dilakukan sebelumnya.
Diakuinya pramuwisata
Lombok Tengah khususnya yang illegal kerap membuat masalah ataupun kekecewaan
dari wisatawan. Salah satu contoh ketika membawa tamu ke pusat perbelanjaan
seperti halnya di Sukarara, harga Rp. 100 ribu dinaikkan sepihak menjadi Rp. 1
juta padahal setelah dicek oleh wisatawan sendiri ke tempat yang lain harganya
tidak sebegitu. “Sengaja dinaikkan harganya dengan harapan dapat fee dari
pedagang, padahal harganya tidak sebegitu, itu yang kerap buat wisatawan kecewa”
jelasnya.
Untuk itulah dia berharap dengan kegiatan pelatihan ini tidak
hanya mengenai kemampuan berkomunikasi dengan baik dan benar tetapi juga sikap
dan tingkahlakunya saat bersama dengan wisatawan. Am
Via
Berita NTB
Posting Komentar