Berita NTB
Lombok Tengah, (sasambonews). Siapapun tentu akan suka makan, baik makan nasi maupun makan
jajan jajanan. Karena dengan makan nasi kususnya maka tubuh akan menjadi sehat
karena mengandung banyak kalori. Hanya saja tahukah kita berapa kilogram beras
yang dimakan oleh warga masyarakat dalam setahun ?
Terkadang dalam sehari kita bisa menghabiskan 4 sampai 5 piring. Namun kita tidak tahu berapa sebenarnya beras yang kita konsumsi dalam sehari. Nah dalam penelitian ataupun sensus BPS menyebutkan Ternyata masyarakat Lombok Tengah masih doyan makan. Hingga saat ini konsumsi beras warga masyarakat Loteng mencapai 126 kg perkapita pertahun. Muncul pertanyaan, apakah dengan 126 kg perorang pertahun terbilang tinggi ?. Untuk ukurang perut masyarakat Lombok Tengah, 126 kg dianggap masih sangat kecil, maklum kebiasaan masyarakat kita kalau tidak sampai perut mau pecah tidak dibilang makan. Padahal angka 126 kg pertahun perkapita itu dinilai paling tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain, di Indonesia bahkan di Asia Tenggara bahkan untuk NTB yang mencapai 118 kg pertahun perkapita.
Wow, Setahun Orang Loteng Makan 126 kg Perorang
L.Kelan |
Terkadang dalam sehari kita bisa menghabiskan 4 sampai 5 piring. Namun kita tidak tahu berapa sebenarnya beras yang kita konsumsi dalam sehari. Nah dalam penelitian ataupun sensus BPS menyebutkan Ternyata masyarakat Lombok Tengah masih doyan makan. Hingga saat ini konsumsi beras warga masyarakat Loteng mencapai 126 kg perkapita pertahun. Muncul pertanyaan, apakah dengan 126 kg perorang pertahun terbilang tinggi ?. Untuk ukurang perut masyarakat Lombok Tengah, 126 kg dianggap masih sangat kecil, maklum kebiasaan masyarakat kita kalau tidak sampai perut mau pecah tidak dibilang makan. Padahal angka 126 kg pertahun perkapita itu dinilai paling tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain, di Indonesia bahkan di Asia Tenggara bahkan untuk NTB yang mencapai 118 kg pertahun perkapita.
Di Jepang saja dalam setahun mereka menkonsumsi beras tau
nasi sekitar 50 kg pertahun sedangkan di Asia Tenggara masih dibawah 100 kg
pertahunnya.
Ada persepsi yang keliru dari pola pikir masyarakat Lombok
Tengah kebanyakan, yakni, kalau tidak makan nasi bukan dikatakan makan, padahal
makan jajan jajanan juga bisa dikatakan makan . “Masyarakat kita, kalau kita
tidak makan nasi bukan namanya makan, padahal sebelumnya sudah kenyang dengan
jajan jananan ataupun umbi umbian, inilah yang membuat kita belum bisa
menghilangkan nasi dalam setiap makan” kata Kepala BKP3 melalui Kasi
ketersediaan Pangan Ir. L.Kelan di kantornya kemarin.
Sebenarnya kebutuhan tubuh untuk kalori tidak hanya dari
makan nasi saja akan tetapi juga dari makanan makanan lainnya seperti Ubi, Talas,
Jagung dan lain sebagainya. Tapi sudah dibiasakan maka kalau tak makan nasi
terasa kurang lengkap.
Sebenarnya, jika kita tidak makan pagi ataupun siang dengan
nasi namun cukup dengan jajan, maka tidak terlalu berpengaruh bagi tubuh. Kelanpun
sudah mencobanya bahkan dengan pola makan yang variatif akan lebih sehat karena
dianjurkan untuk makan makanan yang sehat.
Sebenarnya meski masih terpaku di angka 126 kg pertahun namun
asupan makanan masyarakat Loteng terbilang menurun dari tahun sebelumnya. Pihak
BKP3 sendiri berharap akan terus mengalami penurunan asupan makanan tersebut
sehingga ke depan tidak lagi tergantung dengan beras atau nasi. Data BPS
menyebutkan skor Pola Pangan Harapan (PPH) di Lombok Tengah sendiri cukup bagus
yakni 83,5. Angka ini lebih baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Menurut Kelan, penentuan skor PPH maupun berapa kilogram yang
dimakan setahun dilakukan dengan melihat berbagai faktor. Penentuan dilakukan
oleh BPS melalui sensus nasional. “Kita pakai data BPS mengenai berapa asupan
makanan yang dimakan dalam setahun” jelasnya.
Sebenarnya apa yang dianjurkan oleh pemerintah sangat bermanfaat
untuk kesehatan maupun ketersediaan pangan di Lombok Tengah. Memakan nasi
dengan jumlah besar atau banyak bukan pilihan terbaik. Namun yang terbaik adalah
keseimbangan antara makanan dengan olah raga yang teratur. Pemerintah menurut
Kelan menghimbau kepada masyarakat Loteng untuk mengurangi konsumsi beras atau
nasi sebab terlalu banyak asupan nasi berbahaya bagi kesehatan. Am
Via
Berita NTB
My name is Mrs Aisha Mohamed, am a Citizen Of Qatar.Have you been looking for a loan?Do you need an urgent personal loan or business loan?contact Dr James Eric Finance Home he help me with a loan of $42,000 some days ago after been scammed of $2,800 from a woman claiming to been a loan lender but i thank God today that i got my loan worth $42,000.Feel free to contact the company for a genuine financial service. Email:(financialserviceoffer876@gmail.com) call/whats-App Contact Number +918929509036
BalasHapus