Pendidikan-Budaya
LOMBOK TENGAH, (sasambonews) - Animo masyarakat memanfaatkan moment Coore Event Bau Nyale (CEBN) sebagai salah satu wahana untuk mengais rizki, rupanya cukup tinggi. Hal ini terlihat dari adanya warga yang saat ini sudah mulai membuat patok sebagai tempat berjualan disekitar lokasi pelaksanaan CEBN tersebut.
Salah seorang warga Desa Kute Mendah (45) ditemui beberapa hari lalu disela-sela kesibukanya membuat patok di tepian pantai Seger Kute Kecamatan Pujut yang sekaligus lokasi CEBN tersebut mengatakan, dirinya mulai memasang patok untuk warungnya pada malam nyale nanti agar kebagian tempat. Karena ratusan warga juga berkeinginan untuk mencari nafkah pada malam nyale nanti.”Kalau kita tidak buat patok dari sekarang, kita bisa ketinggalan dan tidak kebagian tempat,”katanya.
Walau demikian lanjut Mendah, dirinya belum tahu pihak mana yang akan melakukan koordinir terhadap para pedagang agar tertib dan aman. Karena ada saja oknum yang selalu memamfaatkan ini untuk kepentingan pribadinya. Untuk itu pemerintah harus segera memikirkan mengenai keberadaan para pedagang di lokasi bau Nyale tersebut.”Kita harus segera tahu dimana titik-titik dibolehkanya berjualan agar jangan nanti setelah kita pasang tenda dan buat warung baru kita digusur,”imbuhnya.
Warga lainya, Supardi (30) asal Desa Rembitan Pujut juga menyampaikan hal yang tidak jauh beda. Ribuan warga yang berdatangan ke Pantai Seger pada malam Bau Nyale nanti, dipastikan akan membawa keuntungan lebih bagi para pedagang yang memamfaatkan moment tersebut untuk berjualan.”Intinya miliaran rupiah uang akan beredar dimalam Bau Nyale nanti. Jadi kesempatan sekali setahun ini tidak mungkin akan kami lewatkan,”ujarnya.
Dirinya lanjut Supardi benar-benar serius untuk berjualan dan bukan mematok lokasi dan lalu nantinya dijual kembali kepada pihak lain untuk meguntungkan diri sendiri. Untuk itu kata dia, pemerintah harus jeli melihat hal tersebut agar keributan saling merebut lokasi untuk berjualan yang beberapa hari lalu terjadi, tidak terulang lagi.”Ada lokasi yang sudah dipatok malah dipatok lagi sama orang lain. Terjadilah selisih faham. Hal ini harus diantisipasi oleh pemerintah,”tandasnya.
Terkait dengan hal tersebut, Wakil Bupati Lombok Tengah, Drs. HL.Normal Suzana pada Kamis (29/01) kemarin mengatakan, apa yang dilakukan oleh warga untuk berjualan disekitar lokasi CEBN tersebut salah satu bentuk dukungan warga mensukseskan kegiatan tersebut. Dengan adanya warung-warung disekitar lokasi, maka para pengunjung yang membutuhkan makan dan minum tidak perlu lagi harus membawa dari rumah.”Bila perlu seluruh produk warga lokal berupa makanan dan minuman disediakan oleh para pedagang. Begitu juga kebutuhan-kebutuhan yang lain dan kita mendukung warga untuk berjulan dilokasi tersebut,”katanya.
Untuk masalah lokasi dan dimana titik tempat berjualan, serta siapa saja yang akan berjualan atau dibolehkan berjulan disekitar lokasi CEBN tersebut lanjut Wakil Bupati, diserahkan sepenuhnya pengaturanya ke pihak Kepala Desa Kute. Tentu yang diutamakan adalah para pedangan setempat yang betul-betul sehari-harinya adalah pedagang warung seperti yang ingin dibuka dilokasi CEBN tersebut.”Baru kemudian kalau masih ada tersisa lokasi, maka diberikan kepada siapa saja yang mau berjualan sesuai dengan arahan dan yang diatur oleh kepala desa setempat,”jelasnya.(ding)
Lokasi Nyale,Pantai Seger Mulai Dikapling Pedagang
LOMBOK TENGAH, (sasambonews) - Animo masyarakat memanfaatkan moment Coore Event Bau Nyale (CEBN) sebagai salah satu wahana untuk mengais rizki, rupanya cukup tinggi. Hal ini terlihat dari adanya warga yang saat ini sudah mulai membuat patok sebagai tempat berjualan disekitar lokasi pelaksanaan CEBN tersebut.
Salah seorang warga Desa Kute Mendah (45) ditemui beberapa hari lalu disela-sela kesibukanya membuat patok di tepian pantai Seger Kute Kecamatan Pujut yang sekaligus lokasi CEBN tersebut mengatakan, dirinya mulai memasang patok untuk warungnya pada malam nyale nanti agar kebagian tempat. Karena ratusan warga juga berkeinginan untuk mencari nafkah pada malam nyale nanti.”Kalau kita tidak buat patok dari sekarang, kita bisa ketinggalan dan tidak kebagian tempat,”katanya.
Walau demikian lanjut Mendah, dirinya belum tahu pihak mana yang akan melakukan koordinir terhadap para pedagang agar tertib dan aman. Karena ada saja oknum yang selalu memamfaatkan ini untuk kepentingan pribadinya. Untuk itu pemerintah harus segera memikirkan mengenai keberadaan para pedagang di lokasi bau Nyale tersebut.”Kita harus segera tahu dimana titik-titik dibolehkanya berjualan agar jangan nanti setelah kita pasang tenda dan buat warung baru kita digusur,”imbuhnya.
Warga lainya, Supardi (30) asal Desa Rembitan Pujut juga menyampaikan hal yang tidak jauh beda. Ribuan warga yang berdatangan ke Pantai Seger pada malam Bau Nyale nanti, dipastikan akan membawa keuntungan lebih bagi para pedagang yang memamfaatkan moment tersebut untuk berjualan.”Intinya miliaran rupiah uang akan beredar dimalam Bau Nyale nanti. Jadi kesempatan sekali setahun ini tidak mungkin akan kami lewatkan,”ujarnya.
Dirinya lanjut Supardi benar-benar serius untuk berjualan dan bukan mematok lokasi dan lalu nantinya dijual kembali kepada pihak lain untuk meguntungkan diri sendiri. Untuk itu kata dia, pemerintah harus jeli melihat hal tersebut agar keributan saling merebut lokasi untuk berjualan yang beberapa hari lalu terjadi, tidak terulang lagi.”Ada lokasi yang sudah dipatok malah dipatok lagi sama orang lain. Terjadilah selisih faham. Hal ini harus diantisipasi oleh pemerintah,”tandasnya.
Terkait dengan hal tersebut, Wakil Bupati Lombok Tengah, Drs. HL.Normal Suzana pada Kamis (29/01) kemarin mengatakan, apa yang dilakukan oleh warga untuk berjualan disekitar lokasi CEBN tersebut salah satu bentuk dukungan warga mensukseskan kegiatan tersebut. Dengan adanya warung-warung disekitar lokasi, maka para pengunjung yang membutuhkan makan dan minum tidak perlu lagi harus membawa dari rumah.”Bila perlu seluruh produk warga lokal berupa makanan dan minuman disediakan oleh para pedagang. Begitu juga kebutuhan-kebutuhan yang lain dan kita mendukung warga untuk berjulan dilokasi tersebut,”katanya.
Untuk masalah lokasi dan dimana titik tempat berjualan, serta siapa saja yang akan berjualan atau dibolehkan berjulan disekitar lokasi CEBN tersebut lanjut Wakil Bupati, diserahkan sepenuhnya pengaturanya ke pihak Kepala Desa Kute. Tentu yang diutamakan adalah para pedangan setempat yang betul-betul sehari-harinya adalah pedagang warung seperti yang ingin dibuka dilokasi CEBN tersebut.”Baru kemudian kalau masih ada tersisa lokasi, maka diberikan kepada siapa saja yang mau berjualan sesuai dengan arahan dan yang diatur oleh kepala desa setempat,”jelasnya.(ding)
Posting Komentar