Pendidikan-Budaya
SMAN 2 Praya Sekolah Gratis
Drs.H.Masri |
LOMBOK TENGAH,(sasambonews) - Sebanyak 272 murid Sekolah Menengah
Atas Negeri (SMAN) 2 Praya ternyata sekolah gratis. Hal itu merupakan salah
satu program pro rakyat yang dikucurkan sekolah tersebut. Program unggulan
lainya yang hingga saat ini tidak bisa diikuti oleh sekolah lain, yakni program
peningkatan keimanan dan ketaqwaan yang dilaksanakan setiap hari sejak pukul
6.30 wita pagi. Demikian disampaikan Kepala SMAN 2 Praya, Drs.H.Masri pada
Selasa (27/01) kemarin.
Dari 272 siswa gratis tersebut lanjut Masri, ternbagi menjadi 2 kategori yakni Siswa miskin dan siswa sangat miskin. Untuk siswa miskin diberikan diskon fee 50 persen dari biaya sekolah yang harus dikeluarkan dan iuran komitenya hanya Rp.30 ribu per bulan dari Rp.60 ribu yang harus dibayar. Sementara untuk kategori siswa sangat miskin gratis 100 persen hingga tamat sekolah. ”Dalam proses penjaringan siswa miskin, maka para siswa yang telah mengajukan diri sebagai siswa miskin kita verifikasi. Dari hasil verifikasi tersebut, ternyata diketahui kalau siswa miskin itu terbagi jadi 2 kategori tadi,”jelasnya.
Adapun syarat menjadi siswa miskin tersebut kata H.Masri, harus mempunyai KPS, Jamksemas,telah menjadi Yatim Piatu yang warisanya tidak mampu mencukupi biaya sekolah dan siswa miskin dengan surat keterangan desa. Selain program sekolah gratis tersebut, secara umum biaya yang dibebankan kepada murid juga dihapus semenjak dirinya menjadi Kepala Sekolah di SMAN 2 Praya tersebut.”Contohnya seperti pengadaan biaya foto yang dulunya bisa capai Rp.30 ribu sekarang kita hapus. Sampul rapor untuk kelas 10 sebesar Rp.25 ribu juga kita hapuskan. Begitu juga foto jelan Ujian Nasional juga kita hapuskan, yang biasanya dijadikan proyek oleh sekolah lain yang nilainya bisa capai Rp.30-han juta,”imbuhnya.
Selain program pro rakyat tersebut lanjut H.Masri, program peningkatan ketakwaan dan keimanan dengan mengaji bersama yang dimulai pukul 06.30 wita setiap hari hingga saat ini belum bisa diikuti oleh sekolah SMAN se Lombok Tengah. Dengan demikian praktis setiap harinya, para murid SMAN 2 Praya telah mampu masuk ke sekolah sekitar setengah jam sebelum kegiatan mengaji dimulai.”Ini keberhasilan kami yang hingga saat ini belum bisa diikuti oleh SMAN lain disini. Karena untuk membiasakan siswa masuk sekolah lebih awal itu tidak gampang dan harus dengan usaha keras,”pungkasnya. (ding)
Dari 272 siswa gratis tersebut lanjut Masri, ternbagi menjadi 2 kategori yakni Siswa miskin dan siswa sangat miskin. Untuk siswa miskin diberikan diskon fee 50 persen dari biaya sekolah yang harus dikeluarkan dan iuran komitenya hanya Rp.30 ribu per bulan dari Rp.60 ribu yang harus dibayar. Sementara untuk kategori siswa sangat miskin gratis 100 persen hingga tamat sekolah. ”Dalam proses penjaringan siswa miskin, maka para siswa yang telah mengajukan diri sebagai siswa miskin kita verifikasi. Dari hasil verifikasi tersebut, ternyata diketahui kalau siswa miskin itu terbagi jadi 2 kategori tadi,”jelasnya.
Adapun syarat menjadi siswa miskin tersebut kata H.Masri, harus mempunyai KPS, Jamksemas,telah menjadi Yatim Piatu yang warisanya tidak mampu mencukupi biaya sekolah dan siswa miskin dengan surat keterangan desa. Selain program sekolah gratis tersebut, secara umum biaya yang dibebankan kepada murid juga dihapus semenjak dirinya menjadi Kepala Sekolah di SMAN 2 Praya tersebut.”Contohnya seperti pengadaan biaya foto yang dulunya bisa capai Rp.30 ribu sekarang kita hapus. Sampul rapor untuk kelas 10 sebesar Rp.25 ribu juga kita hapuskan. Begitu juga foto jelan Ujian Nasional juga kita hapuskan, yang biasanya dijadikan proyek oleh sekolah lain yang nilainya bisa capai Rp.30-han juta,”imbuhnya.
Selain program pro rakyat tersebut lanjut H.Masri, program peningkatan ketakwaan dan keimanan dengan mengaji bersama yang dimulai pukul 06.30 wita setiap hari hingga saat ini belum bisa diikuti oleh sekolah SMAN se Lombok Tengah. Dengan demikian praktis setiap harinya, para murid SMAN 2 Praya telah mampu masuk ke sekolah sekitar setengah jam sebelum kegiatan mengaji dimulai.”Ini keberhasilan kami yang hingga saat ini belum bisa diikuti oleh SMAN lain disini. Karena untuk membiasakan siswa masuk sekolah lebih awal itu tidak gampang dan harus dengan usaha keras,”pungkasnya. (ding)
Posting Komentar