Politik
Koalisi Tujuh Parpol Usung Calon Sendiri
LOMBOK TENGAH,(sasambonews). Setelah melalui diskusi
panjang, tujuh partai politik (Parpol) yang telah menyatakan koalisi yakni
PDIP, PPP, PKB, Hanura, Nasdem, Demokrat, dan Gerindra ternyata semakin solid.
Hal itu, ditunjukkan dengan rencana akan melakukan
pendandatangan Memorandum of Understanding (MoU). Kemudian baru, akan
mendeklarasikan diri sebagai bentuk kesepakatan.
Keutuhan koalisi itu juga ditunjukkan, dengan diadakan
pertemuan, di Hotel Aerotel Mandalika Praya, pada hari Rabu (25/2). Dengan
dihadiri masing-masing Ketua DPC tujuh parpol di Lombok Tengah. Partai Demokrat
dihadiri Ketua DPC, Ahmad Ziadi, PDIP Suhaimi, PPP HM Mayuki, PKB Burhanudin
Yusuf, Nasdem Marjun dan M Nasir, dan Hanura Ketua Tim Tujuh, Japun, dan
Gerinda H Muhdan Rum.
Disamping itu, dalam pertemuan itu disepakati, ketujuh
parpol ini akan membentuk sejarah baru. Menurut Koordinator Tujuh Parpol,
Suhaimi, pihaknya ingin membentuk sejarah baru di Lombok Tengah dan Indonesia.
Biasanya, parpol akan menggodok calon terlebih dulu, baru kemudian membentuk
MoU koalisi. Tapi, tujuh parpol ini akan melakukan sebaliknya, yaitu membentuk
MoU dulu untuk kemudian menggodok bakal calon.
dilanjutkannya, masing-masing parpol membuka bakal
calon yang sudah mendaftar di setiap partai. Sehingga, ketujuh parpol itu
berhasil menjaring 6 nama bakal calon yang sudah mendaftar. Diantaranya Fathul
Bahri, Burhanudin Yusuf, Zaenul Aidi, TGH L Gede Wira Sakti Amir Murni, HL
Suprayatno (Gede Derip), dan Ruslan Turmuzi.
Keenam balon yang terjaring selanjutnya akan digodok
sesuai ketentuan tujuh parpol itu. Siapa yang memenuhi kriteria, maka dialah
yang akan diusung untuk mengikuti Pemilukada 2015 nanti. Tentunya, pembahasan
memilih balon ini akan melalui proses pembicaraan yang cukup alot.
Dalam penjaringan juga, sudah ditentukan beberapa
kriteria. Diantaranya kualitas sumber daya manusia (SDM) balon, kemudian
elektabilitas. Dalam menguji kualitas SDM balon ini akan diambil dari beberapa
ketentuan, seperti pengalaman politik, kemampuan berkomunikasi, pengetahuan dan
lainnya yang masuk dalam kriteria kualitas.
Sedangkan elektabilitas akan dilakukan melalui uji
wawancara dan memaparkan misi misi dihadapab publik. Kriteria ini dibagi lagi
dalam beberapa indikator, seperti survei publik, mengenai elektaribilitas,
popularitas dan minat serta dukungan masyarakat.
Tahapan indikator selanjutnya dalam elektabilitas ini
adalah finansial. Artinya, siapa balon yang mampu membiayai ongkos operasional
pemenangan. Hal ini akan dibicarakan mengingat kebutuhan biaya secara meteril
tidak bisa dipungkiri dalam politik. “Kami bukannya mencari yang berduit, tapi
ketika calon hanya menang popularitas dengan SDM bagus. Tapi tidak punya biaya,
percuma juga diusung karena lawan politik akan dengan mudah mengalahkannya
ketika operasional tidak bisa dilakukan,” terangnya.
ditambahkannya, indikator financial itu juga disebut
dengan jujur. Artinya, parpol tujuh koalisi ini tidak mau muluk-muluk
memberikan dukungan, sementara di belakang meminta uang. Karenanya, pihaknya
menentukan indikator finansial ini sebagai kejujuran agar balon sendiri siap
dengan masalah itu.
Dipaparkannya, dalam waktu dekat ini pihaknya akan
menyusun tor atau semacam hasil pembicaraan tujuh parpol dari awal. Tor ini nantinya
akan dijadikan alasan tujuh parpol ini untuk dibawa ke masing-masing tingkatan
di DPD dan DPP. Sehingga pembentukan bakal calon dilakukan secara realistis.
Jika seperti ini, maka balon yang diusung parpol ini
akan memiliki eksekutif dan legislatif jika tepilih. Tidak seperti koalisi
sebelumnya, tidak ada perjanjian khusus. Sehingga balon yang menang bisa saja
mencampakkan parpol pengusungnya. “Intinya, kita inginkan balon nanti, bisa
memimpin Loteng kedepan. Dengan visi dan misi yang jelas,” pungkasnya. |dk
Via
Politik
Posting Komentar