Berita NTB
Budaya
Ramalan Miq Bayan Tentang Tak Ada Nyale Terbukti
LOMBOK
TENGAH, sasambonews. - Sebelumnya salah satu tokoh budiawan yang juga sebagai
salah satu tokoh penentu hari dan tanggal pelaksanaan acara Bau Nyale
yang oleh pemerintah disebut Core Event Bau Nyale yakni Mamiq Sar’i Bayan pada
Media Pembaruan mengatakan, dari hasil perhitungan dan ramalannya, bahwa cacing
laut yang oleh masyarakat sasak di sebut dengan Nyale itu tidak akan
menampakkan dirinya pada Tanggal 10 Februari 2015. Melainkan akan ada
pada Bulan Maret mendatang.
Berselang
beberapa hari pasca dimuatakannya pertaan dari pria yang akrab di sapa Miq
Bayan di Media Pembaruan. Dirinya kembali menarik pernyataannya tersebut dengan
mengatakan ada Nyale di tanggal yang telah ditetapkan Pemkab. Loteng selaku
penyelenggara Core Event Bau Nyale 2015 yakni pada Tanggal 9 – 10 Februari.
Namun
sungguh mengejutkan, fakta yang terjadi ramalan dan hasil perhitungan Miq
Bayang yang dilontarkan pertama kali di Media Koran ini berbukti bahwa Nyale
yang dinanti – nanti masyarakat itu tidak kunung muncul pada hari
Selasa, 10 Februari 2015.
Karena tidak
ada Nyale pada Tanggal 10 Feberuari itu , ribuan masyarakat dari segala penjuru
Pulau Lombok bahkan wisatawan dari dalam dan luar negeri terpaksa gigit jari
dan pulang dengan tangan kosong.
Dari
Pantauan Media Pembaruan, Selasa, (10/02) sekitar Pukul 04.00 pagi
seperti biasa ribuan masyarakat yang datang dari berbagai penjuru Pulau Lombok
turun ke laut untuk menangkap Nyale, namun hingga matahari terbit dan
hingga air laut naik, tepatnya pukul 07.00 pagi tak satu ekor pun Nyale
itu menampakkan dirinya ke permukaan air laut.”Kami kecewa, kami merasa
dibohongi pemerintah. Kedatangan kami menjadi sia – sia. Pemerintah sok
dan membuat jadwal asal – asalan tanpa memperhitungkan apa yang menjadi harapan
dari masyarakat,” kata Nikman warga Kecamatan Pujut Lombok Tengah pada Media
Koran ini, Selasa (10/02) kemarin.
Untuk itu
kata Nikman, dirinya selaku masyarakat meminta Pemkab. Loteng untuk
mengitropeksi diri kembali. Dan meminta event budaya Bau Nyale ini
tidak dijadikan sebagai ajang Politik Pencitraan pemimpin di Lombok
Tengah.”Sekarang sudah terbukti, jadi Pemkab harus bertanggungjawab. Dan kami
minta kepada Pemkab untuk serius memperhatikan persoalan ini, kegiatan ini
bukan kegiatan main – main, sekali saja salah dampaknya sangat luas bahkan
sampai ke luar negeri. Dengan segala kerendahan hati kami selaku
masyarakat meminta kepada pemimpin di Lombok Tengah ini untuk tidak menjadikan
kegiatan Budaya Bau Nyale ini sebagai ajang politik pencitraan,” ujar Nikman.
Sampai
dengan berita ini dibuat di Media Pembaruan, belum ada satupun pejabat terkait
Lingkup Pemkab. Lombok Tengah yang bisa dimintai keterangan terkait dengan
tidak adanya Nyale pada Tanggal 10 Februari 2015. |rul
Via
Berita NTB
Posting Komentar