Internasional
Nasional
LOMBOK TENGAH, sasambonews.com.
Badan TKW Loteng Melepuh, Diduga Disiram Air Panas Majikanya
LOMBOK TENGAH, sasambonews.com.
Nurjanah Salah seorang Tenaga Kerja Wanita (KTW) asal Dusun Montong Kecial Desa Gemel Kecamatan Jonggat Lombok Tengah, mengalami luka bakar dari perut hingga ke kakinya. Diduga akibat tindak kekerasan yang dilakukan oleh majikanya di Abudabi Saudi Arabia.
Anggota Komunitas Buruh Migran (Kobumi) yang berkantor di Hongkong, Hana Astari mengungkapkan, dia mengetahui peristiwa dugaan kekerasan ini berawal dari teman anggota Kobumi yang lain lewat media soial,"saya tahu dari medsos ”katanya Rabu (5/8/2015)
Setelah itu lanjut Hana, barulah dirinya dengan aktif melakukan komunikasi dengan korban melalui media social. Komunikasi dengan Jannah rutin diulakukan dengan hanya menggunkan message karena Jannah tidak memiliki kartu internet dan hanya menggunakan jaringan Wifi yang tidak terkunci dari tetanggnya.”Jannah tidak bisa kami telfon untuk bicara langsung karena ia bilang takut ditahu oleh majikanya yang seorang polisi dan sangat galak,”tuturnya.
Jannah lanjut Hana, menceritakan berbagai perlakuan kasar yang dilakukan oleh majikanya. Hingga beberapa waktu lalu ia disiram oleh majikanya dengan air mendidih dari perut hingga ke kakinya. Setelah disiram air panas itu, ia sempat dibawa kerumah sakit , namun setelah hanya diperban lalu dipulangkan kembali dari rumah sakit dan hanya diberikan obat anti biotik saja.
Biaya rumah sakit juga dibayar dari gaji korban sendiri yang ternyata hingga saat ini juga belum jelas jumlahnya. Walau pada tahun pertama dulu, ia pernah digaji oleh majikanya selama setahun dengan hanya 800 ribu real saja.”Kami sempat berkomunikasi dengan si majikan itu dengan meminta bantuan seorang kawan yang bisa menggunkan bahasa arab. Dan sang majikan mau memulangkan Jannah asalkan dengan uangnya sendiri,”imbuhnya.
Praktis, akhirnya pihak Kobumi hanya bisa memandu Jannah mengurus kepulangnya melalui Hongkong dengan berkomunikasi melalui media social. Saat ini, Jannah telah dipandu mengurus kepulangnya dengan terlebih dahulu mengurus perpanjangan passport-nya yang ternyata sudah habis masa berlakunya dan dipegang oleh majikanya.
Pihak Kobumi berharap agar, aktifis Buruh Migran yang ada di Lombok bisa ikut membantu penyelesaian masalah yang dialami oleh si Korban. Pada Sabtu tanggal 8 Agustus 2015 lusa, diperkirakan Jannah sudah akan terbang ke Lombok Indoensia.”Mudahan saja pihak majikanya benar-benar memulangkan Jannah ini, walau biaya pemulanganya itu diambil dari gaji Jannah sendiri dan tiket pesawatnya juga kami diduga dimanipulkasi karena sangat mahal,”tandasnya.
Sementara itu, orang tua Jannah yang bernama Siti Maryam 50 tahun, membenarkan kalau ia mempunya seorang putri yang berangkat ke Saudi sejak beberapa tahun lalu. Ia mengaku tidak pernah mendapat kabar dari putrinya itu sejak ia berangkat. Keberangkatanya juga ia ketahui dari sejumnlah tetanggnya.”Saya tidak tahu dia berangkat pakai perusahaan apa, karena tidak pernah diberaitahukan kesaya. Karena dia tidak tinggal dengansaya sejak dia kelas 3 sekolah dasar,”lirihnya singkat.
Siti Maryam tidak bisa berkata-kata apa-apa atas penderitaan yang dialami oleh anaknya tersebut. Dia lebih banyak diam dan tidak menjawab pertanyaan wartawan yang mewawancarainya. |di
Anggota Komunitas Buruh Migran (Kobumi) yang berkantor di Hongkong, Hana Astari mengungkapkan, dia mengetahui peristiwa dugaan kekerasan ini berawal dari teman anggota Kobumi yang lain lewat media soial,"saya tahu dari medsos ”katanya Rabu (5/8/2015)
Setelah itu lanjut Hana, barulah dirinya dengan aktif melakukan komunikasi dengan korban melalui media social. Komunikasi dengan Jannah rutin diulakukan dengan hanya menggunkan message karena Jannah tidak memiliki kartu internet dan hanya menggunakan jaringan Wifi yang tidak terkunci dari tetanggnya.”Jannah tidak bisa kami telfon untuk bicara langsung karena ia bilang takut ditahu oleh majikanya yang seorang polisi dan sangat galak,”tuturnya.
Jannah lanjut Hana, menceritakan berbagai perlakuan kasar yang dilakukan oleh majikanya. Hingga beberapa waktu lalu ia disiram oleh majikanya dengan air mendidih dari perut hingga ke kakinya. Setelah disiram air panas itu, ia sempat dibawa kerumah sakit , namun setelah hanya diperban lalu dipulangkan kembali dari rumah sakit dan hanya diberikan obat anti biotik saja.
Biaya rumah sakit juga dibayar dari gaji korban sendiri yang ternyata hingga saat ini juga belum jelas jumlahnya. Walau pada tahun pertama dulu, ia pernah digaji oleh majikanya selama setahun dengan hanya 800 ribu real saja.”Kami sempat berkomunikasi dengan si majikan itu dengan meminta bantuan seorang kawan yang bisa menggunkan bahasa arab. Dan sang majikan mau memulangkan Jannah asalkan dengan uangnya sendiri,”imbuhnya.
Praktis, akhirnya pihak Kobumi hanya bisa memandu Jannah mengurus kepulangnya melalui Hongkong dengan berkomunikasi melalui media social. Saat ini, Jannah telah dipandu mengurus kepulangnya dengan terlebih dahulu mengurus perpanjangan passport-nya yang ternyata sudah habis masa berlakunya dan dipegang oleh majikanya.
Pihak Kobumi berharap agar, aktifis Buruh Migran yang ada di Lombok bisa ikut membantu penyelesaian masalah yang dialami oleh si Korban. Pada Sabtu tanggal 8 Agustus 2015 lusa, diperkirakan Jannah sudah akan terbang ke Lombok Indoensia.”Mudahan saja pihak majikanya benar-benar memulangkan Jannah ini, walau biaya pemulanganya itu diambil dari gaji Jannah sendiri dan tiket pesawatnya juga kami diduga dimanipulkasi karena sangat mahal,”tandasnya.
Sementara itu, orang tua Jannah yang bernama Siti Maryam 50 tahun, membenarkan kalau ia mempunya seorang putri yang berangkat ke Saudi sejak beberapa tahun lalu. Ia mengaku tidak pernah mendapat kabar dari putrinya itu sejak ia berangkat. Keberangkatanya juga ia ketahui dari sejumnlah tetanggnya.”Saya tidak tahu dia berangkat pakai perusahaan apa, karena tidak pernah diberaitahukan kesaya. Karena dia tidak tinggal dengansaya sejak dia kelas 3 sekolah dasar,”lirihnya singkat.
Siti Maryam tidak bisa berkata-kata apa-apa atas penderitaan yang dialami oleh anaknya tersebut. Dia lebih banyak diam dan tidak menjawab pertanyaan wartawan yang mewawancarainya. |di
Via
Internasional
Posting Komentar