Berita NTB
Kepala PLN Ungkap Mapia Listrik Di Loteng
LOMBOK TENGAH, sasambonews.com. Sepanjang kariernya di PLN Rayon Praya, Mulyadi berhasil mengungkap mapia listrik alias calo. Begitu pula, Mulyadi mampu menyadari masyarakat yang mencuri listrik. “Semua ini merupakan atas kerjasama dengan semua pihak, seperti Kodim 1620/Loteng,” ungkap Mulyadipada acara perpisahannya di Pos Ramil Lancing Desa Mekar Sari, Rabu malam.
Diterangkan Mulyadi, sebelumnya petugas PLN takut bertindak tegas untuk menertibkan permasalahan los jaringan listrik alias pencurian listrik. Namun, berkat kerjasama yang baik dengan semua pihak, terutama Kodim 1620/Loteng kini semua persoalan itu sudah bisa diminimalisir.
Sementara, ungkap Mulyadi sudah tidak terhitung berapa banyak, kasus pencurian listrik yang ditertibkan. Terbanyak di Kecamatan Pujut, tepatnya di Desa Kuta, Tumpak dan Rambitan. Kemudian, Praya Barat di Desa Selong Belanak dan Mekar Sari. Terakhir, Praya Barat Daya di Desa Torok Aik Belek. Awalnya, setiap kali kebijakan pemutusan dilakukan, petugas PLN justru dikejar menggunakan parang maupun golok. Itu yang membuat mereka kapok.
Alhasil, persoalan itu pun dibiarkan saja, dari pada nyawa mereka melayang. Sehingga, tidak terhitung juga berapa kerugian PLN, belum lagi berbicara tonggakan listrik. Diakhir perjalanan jabatannya sebagai orang nomor satu dijajaran PLN Loteng pun, Muliadi menitip pesan agar penggantinya, melanjutkan program kerja sama. Jika tidak, maka akan kembali seperti biasa.
Kesan yang tidak terlupakan, menurut Muliadi saat menyisir pemasangan baru di Desa Torok Aik Belek. Di tempat itu, warganya sampai menjual sapi dan sebagian luas lahannya, untuk sekedar menerangi rumah mereka masing-masing.
Mereka pun ditarik biaya sebesar Rp 5 juta per kepala keluarga (KK). Sementara untuk mengaliri ke tetangga sebelah, membutuhkan kabel yang cukup panjang. Parahnya lagi, listrik yang digunakan tersebut illegal alias los jaringan.
Dinamika semacam itu, membuat pihaknya harus bertindak cepat. Jika tidak, masyarakat menjadi korban. “Saya bersyukur dan berterima kasih, karena sejak kerja sama itu dibangun. Para mavia listrik alias calo, bisa diminimalisir, hingga terpaksa dibawa keranah pidana. Begitu pula mereka yang mencuri listrik, dengan sukarela memutuskan sendiri,” tandasnya. |dk
Via
Berita NTB
Posting Komentar