Pendidikan
Dewan Pendidikan Prihatin Pelajar Tawuran
LOMBOK TENGAH, sasambonews.com.- Sikap prihatin dan kecewa terus bermunculan datang dari sejumlah kalangan, terkait sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa yang kini kian tak terkontrol lagi. Karena, maraknya aksi kriminalitas yang terjadi, seperti tawuran, pengroyokan, seksual dan perbuatan tercela lainnya.
ilustrasi |
Sikap prihatin itu kini datang dari Dewan pendidikan Loteng, yang melihat. Dimana, Ketua dewan pendidikan Loteng, H Amir Muzain mengaku merasa prihatin melihat kondisi siswa yang kian tingkah laku dan perbuatannya sudah tak terkontrol lagi.
Melihat kondisi itu, ia menyarankan kepada sekolah dan orang tua agar memperat kerajasamanya dalam melakukan pembinaan, pengawasan dan pemantauan terhadap anak. Artinya, jangan hanya membebankan pembinaan dan pengawasan hanya kepada sekolah saja, melainkan peran serta orang tua juga harus dimaksimalkan. Sehingga, tidak ada celah bagi anak untuk bisa melakukan aksi kriminalitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Selain itu, kalau merunut dari sejumlah kejadian, aksi kriminalitas yang banyak terjadi dan dilakukan oleh anak-anak ketika mereka diluar sekolah. Namun, dalam hal ini tidak ada yang harus disalahkan. Melainkan, bagaimana kita harus memecahkan persoalan ini, sehingga tidak ada lagi terdengar anak-anak kita melakukan aksi kriminalitas. “Solusi adalah sekolah dan orang tua harus mempererat kerjasama dalam melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap anak,” sarannya.
Disinggung, jangan sampai seperti kejadian di SMAN 4 Praya. Dimana, sekolah atau guru dan orang tua tidak sejalan. Malah orang tua dan sekolah (guru red) yang bermasalah. Artinya, bukan orang tua dan sekolah yang akan menyelesaikan masalah, melainkan mereka yang malah bermasalah. “Bekerjasama dengan baiklah dalam melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap anak, sehingga anak-anak kita tidak ada celah untuk melakukan aksi kriminalitas lagi,” terangnya.
Kemudian, terhadap kurikulum pembelajaran, menurutnya tidak ada yang salah dengan kurikulumnya. Melainkan, yang salah adalah penerapan kurikulum itu. “Kalau kurikulum sudah bagus, hanya penerapannya yang masih lemah,” ujarnya.
Oleh sebab itu ia sarankan pihak sekolah harus kerja keras dan berusah maksimal dalam menerapkan kurikulum pendidikan karekter itu. Sehingga pendidikan karekter bisa terwujud. Tidak hanya itu, Dinas seperti Kadis, Kabid, Kasi dan pengawas harus terus menerus memberikan arahan, pembinaan, pengawasan dan pemantauan terhadap semua sekolah. Supaya pendidikan karekter itu bisa tersosialisasi dengan baik dan bisa terwujud dengan maksimal oleh semua sekolah. “Terkait dengan persoalan ini, kami sudah mendatangi Dikpora untuk memberikan saran dan masukan. Tapi, seperti apa bentuk realisasi dari masukan itu, kami tidak belum tahu perkembangannya,” tungkasnya. |dk
Via
Pendidikan
Posting Komentar