Berita NTB
LOMBOK TENGAH. sasambonews.com,- Serapan gabah/beras di Forum Bilog Praya masih minim. Sejauh ini, jumlah yang berhasil diserap hanya 36 ton, itupun hanya beras. “ Kalau gabah belum ada yang masuk,” ungkap Kepala Bulog Praya, Rabu.
Selain karena proses panen yang masih berlangsung, minimnya minimnya serapan juga akibat tingginya harga gabah di tingkat pedagang, sehingga para petani lebih memilih untuk menjual hasil panen kepada pedagang.
Di Bulog sendiri kata dia, harga beli beras hanya berkisar Rp 7 ribuan per kilogram dan gabah kering panen Rp 3.700 per kilogram.
Sementara itu harga di tingkat pedagang bisa lebih tinggi. Tapi jika harga sudah stabil, pihaknya optimis para pedagang akan langsung menjual beras ke Bulog seperti tahun-tahun sebelumnya. “ Namanya pedagang pasti mau cari untung,” ujarnya.
Untuk memaksimalkan serapan, komunikasi dengan para pedagang dan mitra Bulog lainnya terus dilakukan. Begitu juga kerjasama dengan TNI dan Polri, terus ditingkatkan.
Tujuannya tidak lain untuk mencegah adanya pihak-pihak yang sengaja memainkan harga gabah/beras di tingkat petani. Terkait hal itu, pos pengamanan sudah dibangun di beberapa titik, khususnya di wilayah perbatasan yang bertujuan untuk memantau keluar masuknya gabah/beras di Lombok Tengah.
Oleh karena itu pihaknya mengajak seluruh lapisan masyarakat ikut berpartisipasi mengamankan harga gabah/beras, sehingga tidak ada lagi petani yang merasa dirugikan oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab. “ Insya Allah semuanya aman. Dengan kerjasama ini kami yakin target bersama sebesar 175.000 ton yang ditetapkan Bulog NTB bisa tercapai,” pungkasnya. |wis
Serapan Gabah di Gudang Bulog Praya Minim
LOMBOK TENGAH. sasambonews.com,- Serapan gabah/beras di Forum Bilog Praya masih minim. Sejauh ini, jumlah yang berhasil diserap hanya 36 ton, itupun hanya beras. “ Kalau gabah belum ada yang masuk,” ungkap Kepala Bulog Praya, Rabu.
Selain karena proses panen yang masih berlangsung, minimnya minimnya serapan juga akibat tingginya harga gabah di tingkat pedagang, sehingga para petani lebih memilih untuk menjual hasil panen kepada pedagang.
Di Bulog sendiri kata dia, harga beli beras hanya berkisar Rp 7 ribuan per kilogram dan gabah kering panen Rp 3.700 per kilogram.
Sementara itu harga di tingkat pedagang bisa lebih tinggi. Tapi jika harga sudah stabil, pihaknya optimis para pedagang akan langsung menjual beras ke Bulog seperti tahun-tahun sebelumnya. “ Namanya pedagang pasti mau cari untung,” ujarnya.
Untuk memaksimalkan serapan, komunikasi dengan para pedagang dan mitra Bulog lainnya terus dilakukan. Begitu juga kerjasama dengan TNI dan Polri, terus ditingkatkan.
Tujuannya tidak lain untuk mencegah adanya pihak-pihak yang sengaja memainkan harga gabah/beras di tingkat petani. Terkait hal itu, pos pengamanan sudah dibangun di beberapa titik, khususnya di wilayah perbatasan yang bertujuan untuk memantau keluar masuknya gabah/beras di Lombok Tengah.
Oleh karena itu pihaknya mengajak seluruh lapisan masyarakat ikut berpartisipasi mengamankan harga gabah/beras, sehingga tidak ada lagi petani yang merasa dirugikan oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab. “ Insya Allah semuanya aman. Dengan kerjasama ini kami yakin target bersama sebesar 175.000 ton yang ditetapkan Bulog NTB bisa tercapai,” pungkasnya. |wis
Via
Berita NTB
Posting Komentar