Berita NTB
Sosok
Amaq Kamarudin, Sosok Inspiratif Si Penjual Terompah
Lombok Timur, sasambonews.com- mencari nafkah hidup tak batas waktu dan usia. Sepanjang masih sehat dan mampu mencari nafkah wajib dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab kepada anak istri. seperti hal itulah yang dilakukan Amaq Kamarudin warga rarang Kecamatan Terara Lombok Timur.
Amaq Kamarudin merupakan sosok orang tua penuh inspiratif. diusianya sudah 70 an tahun dia masih berjualan memikul beban dipundaknya. Memang yang dijual tidaklah seberat orang memikul padi ataupun batu, melainkan menjual sandal terompah yang sesuai dengan batas kemampuannya. Hal itu dilakukan demi menghidupi anak istrinya yang juga sudah jompo.
Amaq Kamarudin sang penjual Sandal terompah itu sudah menjalani profesinya sebagai penjual sejak zaman belanda. Selain sebagai penjual diapun juga mahir membuat atau membikin sandal yang terbuat dari kayu itu.
usaha ini sudah dijalaninya sejak Belanda masih bercokol menjajah di Bumi pertiwi. "Sejak penjajahan saya suah jual sandal semacam ini" katanya saat ditemui di Kantor Bupati Kamis 13/7.
Dirinya mengaku masih menjual diusianya yang sudah uzur itu karena tanggungjawabnya kepada anak dan istrinya yang masih ada. dalam satu pasang Sandal Terompah, dia hargakan Rp.25.000. Harga yang cukup terjangkau untuk ukuran produksi lokal. karean itu tidak sedikit dari pembeli yang menolak kembaliannya dan memberikannya kepada Amaq Kamarudin.
Amaq Kamarudin sipenjual Sandal Terompah itu masih kuat memikul belasan sadal terompah. Jalannya sudah mulai melambat dan membungkuk namun semangat juangnya untuk tetap bertahan hidup tanpa belas kasih orang patut diacungi jempol. Berjalan menelusuri jalan, diterik matahari, keluar masuk menyelusuri lorong lorong perkantoran dengan penuh harap ada seseorang yang membeli dagangannya. Ditengah upayanya untuk bertahan hidup melalui berjualan sandal itu, dia selalu memohon doa kepada orang ataupun siapapun baik yang membeli dan tidak membeli daganganya agar dia sellau diberikan kesehatan agar dapat berjualan untuk anak istrinya.
Sosok pria yang memiliki 8 orang anak itu merupakan sosok yang patut ditiru dan diteladaini ditengah maraknya pengemis dan gepeng yang usia, tenaga dan fisiknya masih segar, sehat walafiat namun tanpa malu menengadahkan tangan meminta belas kasih orang. Seharunya mereka malu bahwa masih ada orang yang diusianya yang sudah sangat renta itu masih mau berjualan, berkerja keras dan tanpa meminta belas kasih orang sementara mereka mau enaknya sendiri tanpa mau kerja keras.
Sosok seperti Amaq Kamarudin itulah yang patut di bantu dan didukung dengan membeli barang jualnnya ketimbang memberikan sumbangan kepada pengemis yang kondisi fisiknya masih sehat bugar. Semoga Sosok Amaq Kamarudin menjadi inspirasi kita semua bahwa menjalani hidup jangan pantang menyerah, terus berupaya berjuang karena sesungguhnya Allah tidak tidur. am
Amaq Kamarudin merupakan sosok orang tua penuh inspiratif. diusianya sudah 70 an tahun dia masih berjualan memikul beban dipundaknya. Memang yang dijual tidaklah seberat orang memikul padi ataupun batu, melainkan menjual sandal terompah yang sesuai dengan batas kemampuannya. Hal itu dilakukan demi menghidupi anak istrinya yang juga sudah jompo.
Amaq Kamarudin sang penjual Sandal terompah itu sudah menjalani profesinya sebagai penjual sejak zaman belanda. Selain sebagai penjual diapun juga mahir membuat atau membikin sandal yang terbuat dari kayu itu.
usaha ini sudah dijalaninya sejak Belanda masih bercokol menjajah di Bumi pertiwi. "Sejak penjajahan saya suah jual sandal semacam ini" katanya saat ditemui di Kantor Bupati Kamis 13/7.
Dirinya mengaku masih menjual diusianya yang sudah uzur itu karena tanggungjawabnya kepada anak dan istrinya yang masih ada. dalam satu pasang Sandal Terompah, dia hargakan Rp.25.000. Harga yang cukup terjangkau untuk ukuran produksi lokal. karean itu tidak sedikit dari pembeli yang menolak kembaliannya dan memberikannya kepada Amaq Kamarudin.
Amaq Kamarudin sipenjual Sandal Terompah itu masih kuat memikul belasan sadal terompah. Jalannya sudah mulai melambat dan membungkuk namun semangat juangnya untuk tetap bertahan hidup tanpa belas kasih orang patut diacungi jempol. Berjalan menelusuri jalan, diterik matahari, keluar masuk menyelusuri lorong lorong perkantoran dengan penuh harap ada seseorang yang membeli dagangannya. Ditengah upayanya untuk bertahan hidup melalui berjualan sandal itu, dia selalu memohon doa kepada orang ataupun siapapun baik yang membeli dan tidak membeli daganganya agar dia sellau diberikan kesehatan agar dapat berjualan untuk anak istrinya.
Sosok pria yang memiliki 8 orang anak itu merupakan sosok yang patut ditiru dan diteladaini ditengah maraknya pengemis dan gepeng yang usia, tenaga dan fisiknya masih segar, sehat walafiat namun tanpa malu menengadahkan tangan meminta belas kasih orang. Seharunya mereka malu bahwa masih ada orang yang diusianya yang sudah sangat renta itu masih mau berjualan, berkerja keras dan tanpa meminta belas kasih orang sementara mereka mau enaknya sendiri tanpa mau kerja keras.
Sosok seperti Amaq Kamarudin itulah yang patut di bantu dan didukung dengan membeli barang jualnnya ketimbang memberikan sumbangan kepada pengemis yang kondisi fisiknya masih sehat bugar. Semoga Sosok Amaq Kamarudin menjadi inspirasi kita semua bahwa menjalani hidup jangan pantang menyerah, terus berupaya berjuang karena sesungguhnya Allah tidak tidur. am
Via
Berita NTB
Posting Komentar