Nasional
Sosial Ekonomi
Lombok Tengah, sasambonews.com- Mentri Perdagangan dalam sambutannya yang diwakili Dirjen Perindustrian Gati Wibawa Ningsih mengatakan Festival Budaya Asal, “Sukarere Begawe Jelo Nyesek II 2017, memiliki makna Sukarara Pesta Menenun. Mentri menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada panitia penyelenggara yang telah mencurahkan waktu dan tenaganya sehingga acara ini dapat terlaksana sesuai seperti yang direncanakan. Melalui penyelenggaraan acara ini diharapkan dapat terbangun citra Desa Sukarara sebagai salah satu Desa Penyangga Pariwisata Mandalika yang sedang dikembangkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus, sehingga dapat sekaligus mempromosikan produk andalannya yaitu Tenun Tradisional Sukarara.
Seperti yang diberitakan di media, kata Mentri, pemerintah terus berupaya meningkatkan peran industri
nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian nasional. IKM sebagai komponen dalam industri nasional memegang peran penting dalam penguatan struktur industri
dan perekonomian nasional. Selain menyerap banyak tenaga kerja, IKM tersebar di seluruh pelosok negeri sehingga dapat
berperan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan
sosial di masyarakat. Untuk diketahui Industri tenun, sebagai salah satu cabang dari Industri kreatif memberikan
sumbangsih yang signifikan terhadap perekonomian nasional, baik dari sisi nilai
tambah, penyerapan tenaga kerja dan ekspor. Ekspor industri tenun secara keseluruhan mencapai USD 2.6 juta pada tahun
2016 dan menyumbang 0.05% dari total ekspor industri tekstil sebesar USD 4.6 milyar, dengan jumlah tenaga kerja IKM tekstil mencapai 285.831 dan 433.149 unit usaha IKM
tekstil.
Menurutnya,Tenun nusantara
merupakan kain tradisional yang kental dengan nilai-nilai budaya. Kekayaan
budaya Indonesia melahirkan berbagai jenis wastra dari masing-masing daerah
yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Motif-motif yang dibuat memiliki
makna dan cerita yang diangkat dari sejarah dan adat-istiadat masyarakat
setempat. Industri tenun nusantara tersebar di sentra-sentra industri. Perkembangan industri tenun nusantara berperan penting
sebagai penggerak perekonomian regional dan nasional. Sentra-sentra industri
tenun tersebar hampir di seluruh pelosok tanah air menggerakkan perekonomian
daerah setempat. "Jumlah sentra IKM tenun kita mencapai 369 sentra dengan
jumlah perusahaan mencapai 16.971 unit usaha. Sedangkan jumlah sentra IKM tenun di NTB berjumlah 107 sentra yang terdiri
atas 4.190 unit usaha" jelasnya.
Meningkatnya nilai ekspor kain tenun harus diwaspadai mengingat nilai impornya yang juga meningkat. Pada tahun 2016 nilai impor kain tenun sebesar 1,06 juta USD. Adanya kain tenun asal Cina dengan harga yang murah menjadi ancaman bagi IKM tenun nasional. Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan daya saing industri tenun nusantara dan pengamanan pasar dalam negeri.
Kementerian Perindustrian melalui Direktorat
Jenderal IKM terus berupaya mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh IKM tenun
melalui berbagai bentuk program pembinaan seperti bimbingan teknis,
pendampingan oleh tenaga ahli, fasilitasi mesin peralatan. Untuk mengatasi
permasalahan bahan baku kapas,
kami telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderal
Perkebunan dan Balitbang Kementerian Pertanian serta Pemda Kabupaten Timor
Tengah Selatan pada bulan Juni 2017 lalu
tentang program pengembangan industri kecil dan industri menengah tenun melalui
penyediaan bahan baku serat kapas di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi
Nusa Tenggara Timur. Kami juga bekerjasama dengan BUMN dan Asosiasi
industri benang dalam pendirian material center untuk
memenuhi bahan baku IKM. "Untuk meningkatkan akses pasar,
Kementerian
Perindustrian memiliki program e-Smart IKM. Kami juga mendorong agar industri tenun
memanfaatkan berbagai fasilitas pembiayaan seperti
KUR, LPEI dan insentif lainnya seperti KITE IKM untuk
memperkuat struktur modalnya" jelasnya.
Mentri Perindustrian Apresiasi Festival Begawe Jelo Nyesek
Lombok Tengah, sasambonews.com- Mentri Perdagangan dalam sambutannya yang diwakili Dirjen Perindustrian Gati Wibawa Ningsih mengatakan Festival Budaya Asal, “Sukarere Begawe Jelo Nyesek II 2017, memiliki makna Sukarara Pesta Menenun. Mentri menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada panitia penyelenggara yang telah mencurahkan waktu dan tenaganya sehingga acara ini dapat terlaksana sesuai seperti yang direncanakan. Melalui penyelenggaraan acara ini diharapkan dapat terbangun citra Desa Sukarara sebagai salah satu Desa Penyangga Pariwisata Mandalika yang sedang dikembangkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus, sehingga dapat sekaligus mempromosikan produk andalannya yaitu Tenun Tradisional Sukarara.
Dirjen saat melihat secara langsung proses pembuatan kain songket. |
Dirjen saat meninjau produksi tenun Sukarara |
Meningkatnya nilai ekspor kain tenun harus diwaspadai mengingat nilai impornya yang juga meningkat. Pada tahun 2016 nilai impor kain tenun sebesar 1,06 juta USD. Adanya kain tenun asal Cina dengan harga yang murah menjadi ancaman bagi IKM tenun nasional. Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan daya saing industri tenun nusantara dan pengamanan pasar dalam negeri.
"Akhir kata, saya mengucapkan
selamat dan sukses untuk terselenggaranya festival ini. Semoga festival ini
dapat memberikan manfaat dan dapat mendukung pertumbuhan sektor industri serta
perekonomian nasional. Saya berharap peran dan dukungan seluruh pemangku
kepentingan untuk terus mendorong pertumbuhan sektor industri nasional" tutupnya. Am .
Via
Nasional
Posting Komentar