Lokal
Sosok
Inaq Karne, Nenek Renta Sipenjual Gerabah
Lombok Tengah, sasambonews.com - Tidak banyak orang diusia senja masih giat bekerja keras. Namun bagi Nenek Karna asal Bakan Kecamatan Janapria, usia bukanlah penghalang baginya untuk berkarya, bekerja untuk sesuap nasi.
Kini diusianya yang sudah hampir 80 tahun, perempuan bau tanah itu masih bersemangat berjualan. Dia berjualan gerabah yang terbuat dari tanah. Ada banyak macam barang yang dijual mulai dari celengan, kendi, piring, asbak, sampai tempat lilin.
Dia berjualan tidak ngetem atau menerima orderan tapi menjinjing bak berisi gerabah diatas kepalanya. Berat, itu sudah pasti sebab bakul sebesar itu diisi oleh barang gerabah, belum lagi yang dibawa ditangannya.
Sayapun berkesempatan untuk ngobrol sejenak. Bakul diatas kepalanya saya bantu turunkan dan ternyata berat juga. Saya tak bisa bayangkan bagaimana lelahnya setiap hari menjunjung beban berat itu.
Nenek yang memiliki banyak anak namun yang hidup 3 orang itu menceritakan ikhwal mulai berjualan gerabah. Dengan wajah letih dia mengaku berjualan sejak ditinggal suaminya meninggal 18 tahun silam.
Agar dapurnya tetap ngepul, diapun memutuskan untuk berjualan. "Kalau saya tak jualan, apa untuk makan seharu hari, terlebih lagi anak saya 3 yang harus saya naskahi juga" ungkapnya lirih.
Dalam setiap barang yang dijual dia mendapatkan keuntungan Rp.2000 hingga Rp.3000. Sehari kadang laku kadang tidak. "Ibarat kita mancing ikan, kadang dapat banyak, kadang juga tak dapat, semua itu sudah ditentukan rizki oleh Allah" jelasnya.
Prinsip hidupnya adalah tak suka membebani orang dan meminta belas kasih orang dengan meminta minta. Berbeda dengan kebanyakan orang yang diusianya masih muda sehat segar namun kerjaanya hanya jadi tukang minta minta.
Sosok Inak Karne adalah sosok ibu yang gigih, bertanggungjawab kepada anak anaknya, tak mau meminta minta. Sosok nenek 8 cucu itu layak menjadi inspirator bagi kita semua bahwa jangan menyerah dengan keadaan, teruslah berkarya insyaallah Allah tidak tidur dan tidak diam.
Kini diusianya yang sudah hampir 80 tahun, perempuan bau tanah itu masih bersemangat berjualan. Dia berjualan gerabah yang terbuat dari tanah. Ada banyak macam barang yang dijual mulai dari celengan, kendi, piring, asbak, sampai tempat lilin.
Dia berjualan tidak ngetem atau menerima orderan tapi menjinjing bak berisi gerabah diatas kepalanya. Berat, itu sudah pasti sebab bakul sebesar itu diisi oleh barang gerabah, belum lagi yang dibawa ditangannya.
Sayapun berkesempatan untuk ngobrol sejenak. Bakul diatas kepalanya saya bantu turunkan dan ternyata berat juga. Saya tak bisa bayangkan bagaimana lelahnya setiap hari menjunjung beban berat itu.
Nenek yang memiliki banyak anak namun yang hidup 3 orang itu menceritakan ikhwal mulai berjualan gerabah. Dengan wajah letih dia mengaku berjualan sejak ditinggal suaminya meninggal 18 tahun silam.
Agar dapurnya tetap ngepul, diapun memutuskan untuk berjualan. "Kalau saya tak jualan, apa untuk makan seharu hari, terlebih lagi anak saya 3 yang harus saya naskahi juga" ungkapnya lirih.
Dalam setiap barang yang dijual dia mendapatkan keuntungan Rp.2000 hingga Rp.3000. Sehari kadang laku kadang tidak. "Ibarat kita mancing ikan, kadang dapat banyak, kadang juga tak dapat, semua itu sudah ditentukan rizki oleh Allah" jelasnya.
Prinsip hidupnya adalah tak suka membebani orang dan meminta belas kasih orang dengan meminta minta. Berbeda dengan kebanyakan orang yang diusianya masih muda sehat segar namun kerjaanya hanya jadi tukang minta minta.
Sosok Inak Karne adalah sosok ibu yang gigih, bertanggungjawab kepada anak anaknya, tak mau meminta minta. Sosok nenek 8 cucu itu layak menjadi inspirator bagi kita semua bahwa jangan menyerah dengan keadaan, teruslah berkarya insyaallah Allah tidak tidur dan tidak diam.
Via
Lokal
Posting Komentar