Berita NTB
Pendidikan
Siswa Autis Tantangan Besar Bagi Guru Di Loteng
H.Sumum |
Lombok Tengah, sasambonews.com- Di Lombok Tengah anak anak penderita Autis cukup banyak, rata rata mereka
sudah menimba ilmu di sekolah dasar, SMP bahkan SMA akan tetapi mengajari anak
Autis tidaklah mudah sebab memerlukan kesabaran dan kemampuan khusus menangani
anak anak seperti itu.
Kepala Dinas Kependidikan Kabupaten Lombok Tengah H.Sumum mengatakan siswa
Autis di Kabupaten Lombok Tengah cukup banyak hanya saja saat ini pendidikan
khusus bagi anak itu tidak dilakukan di Lombok Tengah melainkan di provinsi.
Selama ini sekolah Autis hanya ada di Provinsi sedangkan di daerah lain tidak
ada akan tetapi kedepan pemerintah provinsi dan pusat akan membangun sekolah
tersebut di masing masing kabupaten sehingga hal itu menjadi tantangan berat
bagi guru tersebut. Bagi guru guru Autis kata Sumum, pemerintah akan memberikan
pelatihan kepada guru guru yang akan mengajarkan anak anak siswa autis
tersebut, hanya saja yang menajdi persoalan adalah sumber daya guru yang
terbatas mengingat perlakuan pendidikan kepada anak Autis lebih khusus
dibandingkand engan siswa normal lainnya. “Setiap satu siswa, akan ditangani
minimal 2 orang guru, nah bagaimana kalau siswanya 10 tentu 20 orang guru
dibutuhkan, kalau lebih banyak lagi, bagaimana, makanya ini tantangan bagi guru
dan juga bagi pemerintah daerah” jelasnya.
Sebenarnya persoalan Autis sudah menjadi persoalan seluruh negara
berkembang. Tidak hanya di Indonesia, di negara yang akan majupun menjadi
tantangan tersendiri mengatasi masalah autis.
Menurut Kadis, Prilaku anak anak autis tersebut memang aneh dan bikin kesal
karena itu guru yang menanganinya adalah guru guru yang memiliki karakteristik
penyabar dan memiliki kasih sayang yang tinggi kepada anak anak didik. Tidak
sedikit dari guru autis yang menyerah dengan perlakuan anak anak didiknya
karena itu untuk menjadi guru semacam ini harus diseleksi secara ketat baik
fisikologinya, mentalnya dan lain sebagainya. “Ada kepala sekolah tiba tiba air
teh dimejanya hilang, ternyata yang minum anak tersebut, ada juga guru yang di
ludahin siswanya karena dulu pernah membentaknya, karean itu tingkat kesabaran
guru harus benar benar teruji” jelasnya.
Sejauh ini belum ada data resmi jumlah siswa penderita Autis tersebut sebab
pendidikan bagi anak semacam itu sudah ada di Provinsi, akan tetapi di sejumlah
sekolah di Kabupaten Lombok Tengah sudah ada siswanya yang semaca itu hanay
saja diakuinya tidak sebaik di provinsi karena ditempat itu sarana dan prasarananya
lengkap.
Autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang
kompleks dan ditandai dengan kesulitan dalam interaksi sosial, komunikasi, dan
perilaku terbatas, berulang-ulang dan karakter stereotip.
Gejala autis muncul sebelum
3 tahun pertama kelahiran sang anak. Autisme merupakan salah satu dari tiga
gangguan Autism spectrum disorder. Dua di antaranya
adalah sindrom Asperger dan PDD-NOS (pervasive
developmental disorder, not otherwise specified).
Mengetahui penyebab pasti dari autisme sangat sulit karena otak manusia
sangat rumit. Otak mengandung sel saraf lebih dari 100 miliar neuron disebut.
Setiap neuron mungkin memiliki ratusan atau ribuan sambungan yang membawa pesan
ke sel-sel saraf lain di otak dan tubuh. Neurotransmiter menjaga neuron bekerja
sebagaimana mestinya, seperti Anda dapat melihat, merasakan, bergerak,
mengingat, emosi pengalaman, berkomunikasi, dan melakukan banyak hal-hal
penting lainnya.
Dalam otak anak-anak dengan autisme, beberapa sel-sel dan koneksi tidak
berkembang secara normal atau tidak terorganisir seperti seharusnya. Para
ilmuwan masih mencoba untuk memahami bagaimana dan mengapa hal ini terjadi.
Sejumlah kemungkinan penyebab autis lain telah diduga, tetapi tidak terbukti.
Seperti, Diet, Perubahan saluran pencernaan, Keracunan merkuri, Ketidakmampuan
tubuh menggunakan vitamin dan mineral dengan benar dan Sensitivitas vaksin. Am
Via
Berita NTB
Posting Komentar