Peredaran Narkoba Dikalangan Pelajar Meresahkan
Mataram - sasambonews.com - Anggota Komisi V DPRD Nusa Tenggara Barat Sabirin mengungkapkan peredaran narkoba di kalangan pelajar tingkat SMP dan SMA di provinsi itu dirasa sudah dalam taraf cukup mengkhawatirkan. "Itu menyusul tertangkapnya sejumlah pelaku narkoba oleh polisi yang mana di antaranya adalah pelajar," kata Sabirin di Mataram, Selasa.
Ia menuturkan dari data yang diperolehnya para pelajar NTB sudah banyak yang mengenal dan memakai narkoba, terutama jenis ganja dan pil dextro. Bahkan, baru baru ini di Kabupaten Dompu, banyak di antara pelajar mengkonsumsi obat-obatan kadaluarsa untuk dijadikan sebagai suplemen narkoba. "Kalau sudah begini, kita sangat prihatin," ujar anggota Komisi V DPRD NTB bidang Pendidikan, Kesehatan, Sosial, dan Kesejahteraan Rakyat tersebut.
Politisi Gerindra itu, mengatakan di Indonesia saja sesuai data Badan Narkotika Nasional (BNN) jumlah pemakai narkoba mencapai 2,1 persen dengan kasus terbanyak terjadi di usia produktif.
Melihat kondisi itu, ia menilai peredaran narkoba di kalangan pelajar terbilang mengkhawatirkan. Terlebih lagi, NTB merupakan salah satu daerah Indonesia yang memprogram pariwisata sebagai sektor unggulannya. "Letak NTB yang berdekatan dengan Bali, cukup mudah membuat peredaran narkoba kian gampang masuk ke daerah ini," terangnya.
Ia memperkirakan, sekitar 10 persen pelajar di NTB sudah pernah mengonsumsi narkoba berbagai jenis dan berkategori sebagai pengguna narkoba. Atas hal tersebut perlu perhatian lebih dari setiap orang tua dan pihak sekolah, khususnya para guru dalam melakukan pengawasan."Kita minta para orang tua harus lebih waspada lagi, karena bandar narkoba sebenarnya bergentayangan di depan kita. Begitu juga para guru, harus lebih lebar membuka mata dan telinga, karena di balik pagar sekolah banyak bandar narkoba bergentayangan untuk mencari korban," jelasnya.
Untuk itu, menyusul beredatnya narkoba di kalangan pelajat, ia mengingatkan agar berbagai pihak peduli dan bertanggung jawab dalam mencegah peredaran narkoba. Terlebih, merujuk data aparat Kepolisian dari Satuan Narkoba Polda NTB selama tahun 2011 hingga tahun 2015, justru ada trend peningkatan kenaikan kasus narkoba. "Semua pihak harus memiliki kepedulian dalam memerangi narkoba. Misalnya, Dinas Pendidikan NTB harus intensif melakukan penyuluhan bahaya narkoba dengan menggandeng BNN secara konsisten dan berkelanjutan, sebagai upaya menangkal peredaran narkoba," ucapnya.
Lebih lanjut, untuk mencegah barang haram tersebut, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan pihak BPOM NTB dan Dikes NTB, terkait pengawasan obat-obatan yang kadaluarsa yang kini marak menjadi suplemen narkoba. "Insya Allah, secepatnya saya akan berkoordinasi dengan pimpinan komisi untuk menggelar rapat dengan pihak terkait agar ada pengawasan dan pencegahan obat-obat kadaluarsa di gudang maupun apotik di NTB agar bisa ditarik dan dimusnahkan," tandasnya. Am
Ia menuturkan dari data yang diperolehnya para pelajar NTB sudah banyak yang mengenal dan memakai narkoba, terutama jenis ganja dan pil dextro. Bahkan, baru baru ini di Kabupaten Dompu, banyak di antara pelajar mengkonsumsi obat-obatan kadaluarsa untuk dijadikan sebagai suplemen narkoba. "Kalau sudah begini, kita sangat prihatin," ujar anggota Komisi V DPRD NTB bidang Pendidikan, Kesehatan, Sosial, dan Kesejahteraan Rakyat tersebut.
Politisi Gerindra itu, mengatakan di Indonesia saja sesuai data Badan Narkotika Nasional (BNN) jumlah pemakai narkoba mencapai 2,1 persen dengan kasus terbanyak terjadi di usia produktif.
Melihat kondisi itu, ia menilai peredaran narkoba di kalangan pelajar terbilang mengkhawatirkan. Terlebih lagi, NTB merupakan salah satu daerah Indonesia yang memprogram pariwisata sebagai sektor unggulannya. "Letak NTB yang berdekatan dengan Bali, cukup mudah membuat peredaran narkoba kian gampang masuk ke daerah ini," terangnya.
Ia memperkirakan, sekitar 10 persen pelajar di NTB sudah pernah mengonsumsi narkoba berbagai jenis dan berkategori sebagai pengguna narkoba. Atas hal tersebut perlu perhatian lebih dari setiap orang tua dan pihak sekolah, khususnya para guru dalam melakukan pengawasan."Kita minta para orang tua harus lebih waspada lagi, karena bandar narkoba sebenarnya bergentayangan di depan kita. Begitu juga para guru, harus lebih lebar membuka mata dan telinga, karena di balik pagar sekolah banyak bandar narkoba bergentayangan untuk mencari korban," jelasnya.
Untuk itu, menyusul beredatnya narkoba di kalangan pelajat, ia mengingatkan agar berbagai pihak peduli dan bertanggung jawab dalam mencegah peredaran narkoba. Terlebih, merujuk data aparat Kepolisian dari Satuan Narkoba Polda NTB selama tahun 2011 hingga tahun 2015, justru ada trend peningkatan kenaikan kasus narkoba. "Semua pihak harus memiliki kepedulian dalam memerangi narkoba. Misalnya, Dinas Pendidikan NTB harus intensif melakukan penyuluhan bahaya narkoba dengan menggandeng BNN secara konsisten dan berkelanjutan, sebagai upaya menangkal peredaran narkoba," ucapnya.
Lebih lanjut, untuk mencegah barang haram tersebut, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan pihak BPOM NTB dan Dikes NTB, terkait pengawasan obat-obatan yang kadaluarsa yang kini marak menjadi suplemen narkoba. "Insya Allah, secepatnya saya akan berkoordinasi dengan pimpinan komisi untuk menggelar rapat dengan pihak terkait agar ada pengawasan dan pencegahan obat-obat kadaluarsa di gudang maupun apotik di NTB agar bisa ditarik dan dimusnahkan," tandasnya. Am
Posting Komentar