Berita NTB
Sosial Ekonomi
RTLH Terkendala Anggaran
LOMBOK TENGAH, sasambonews.com -
Keberadaan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kabupaten Lombok Tengah, terus meningkat. Dari data Dinas Permukiman dan Perumahan Rakyat (Perkim) Lombok Tengah (Loteng) , sebanyak 16951 rumah warga masih termasuk dalam kategori Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Jumlah tersebut bahkan diyakini makan terus bertambah, sehingga pihak dinas masih melakukan pengumpulan data untuk mencari tau masyarakat yang rumahnya masuk dalam kategori tersebut. “Tercatat sebanyak 16951 RTLH, namun oleh Pemprov NTB tidak percaya data tersebut karena dianggap terlalu sedikit jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di NTB,”ungkap Kepala Bidang (Kabid) Pemukiman dan Perumahan Dinas Perkim Lombok Tengah, Nasruddin Kamis (14/9).
Dikatakan Nasrudin, jumlah tersebut diperoleh dari laporan warga di masing-masing denggan. Namun jika dibandingkan dengan daerah lain, jumlah RTLH di Lombok Tengah lebih sedikit . “Daerah lain bahkan sampai ratusan ribu. Itu sebabnya oleh pemerintah Provinsi belum meyakini data yang kita miliki ini,”ujarnya.
Namun disampaikan, kurangnya RTHL yang ada, disebabkan karena masih banyaknya rumah- rumah adat yang tersebar di Lombok Tengah. Kalaupun kereterianya dilihat dari lantai yang masih menggunakan tanah, dinding yang menggunakan pagar serta atap yang menggunakan dedaunan. Namun, untuk kawasan rumah adat tidak termasuk dalam RTHL tersebut. “Kalau rumah adat tidak termasuk, karena rumah seperti itu memang tidak boleh dirubah,”ujarnya.
Dengan jumlah RTLH yang ada tersebut, pihaknya juga tidak bisa mengatasi terlalu atensi, terlebih dana yang ada juga dirasa sangat kurang untuk program penuntasan RTLH tersebut. Bahkan untuk tahun 2017 ini, Nasruddin mengaku hanya mendapat dana sekitar RP 600 jutaan, sehingga dari 16951 rumah yang dinyatakan tidak layak huni tersebut, hanya sebagian yang bisa diperbaiki.
“Untuk tahun 2017 ini, yang bisa mendapatkan program rumah kumuh hanya 57 rumah dan itu tersebar di tiga kecamatan, yakni kecamatan Pujut terdapat dua Desa yakni Desa Ketara sebanyak 10 unit rumah, Desa Pengembur sebanyak 10 unit. Sementara di Kecamatan Praya Barat ada 3 Desa yakni Desa Batu Jai 3 unit, Desa Bonder 15 unit dan Desa Batu Jangkih sebanyak 10 unit, untuk Kecamatan Praya Timur hanyya satu Desa yakni Desa Bleka sebanyak 8 unit,”tambahnya.
Disampaikan, terpilihnya tiga Kecamatan tersebut sebenarnya masih jauh dari rasa cukup jika dilihat dari kalkulasi angka keseluruhan terhadap jumlah RTLH tersebut, namun karena keterbatasan anggaran sehingga mau tidak mau hanya itu yang bisa diperbuat. “Anggaran kita hanya 600 jutaan sehingga untuk RTHL itu hanya sedikit yang bisa kita benahi,”tambahnya.
Dijelaskanya, warga yang mendapatkan dana untuk RTLH tersebut, mendapatkan sebanyak 10 juta/ orang, hanya saja dana tersebut tidak diberikan dalam bentuk uang, melainkan dalam bentuk barang untuk kebutuhan bahan bangunan tersebut. “Kita kasih dalam bentuk barang dan sudah mulai disalurkan, sebenarnya ini telat karena system tender yang lambat sebelumnya,”tambahnya. |wis
Via
Berita NTB
Posting Komentar