Berita NTB
Sosial Ekonomi
LSM Kecewa, Dana Aspirasi DPRD Fokus Ke Fisik
Lombok Tengah, sasambonews.com- Penanganan
kemiskinan beberapa tahun terakhir ini ini masih stagnan, kalau di bandingkan
dengan banyaknya program dan kegiatan yang di luncurkan oleh pemerintah Pusat
(APBN) anggarananya sangat besar, ratusan Milyar, seperti program Beras
Sejahtra, BPJS, Biaya Pendidikan, Ruehap Rumah dan lainnya. Hal itu membuat kalangan LSM kecewa.
Syaeful Muslim dari Konsosrsium LSM Lombok Tengah melihat dari
APBD sendiri, kebijakan anggaran untuk penanganan kemiskinan yang langsung ke
masyarakat juga berkisar antara 10 – 15 milyar rupiah untuk 3 tahun terakhir, program
seperti rehap rumah, air bersih, Kube, bansos kesehatan dan lainnya, sehingga
penanganan kemiskinan tidak terlalu masimal. Kondisi ini memang menjadi
kesepakatan eksekutif dan legislatif dalam kebijakan anggaran, karena Pemda
Loteng pokus di pembangunan pisik seperti jalan, irigasi, gedung maupun kendaraan
dinas. "dana aspirasi DPRD juga sebagian besar di arahkan untuk kegiatan
pisik. Sementara pemberdayaan ekonomi masyarakat banyak di lupakan, termasuk
penataan kawasan dan lingkungan masyarakat miskin" ungkapnya dalam release yang dikirim kemeja redaksi sasambonews.com kemarin.
Dari
hasil kajian dan monitoring Konsorsium LSM Loteng, Dampak dari
kebijakan pembangunan tersebut, akhirnya terakumulasi dengan tingkat penurunan
kemiskinan sangat lamban, masih di bawah 1% tiap tahunnya, angka kesakitan
masyarakat loteng tinggi, termasuk untuk beberapa kasus seperti gizi buruk,
stanting, putus sekolah, kawasan kumuh masih banyak dan lainnya. Salah satu
penyebab beberapa kasus tersebut adalah karena kondisi lingkungan dan sanitasi
masyarakat miskin yang kumuh, jorok dan tidak terawat.
Untuk
tahun ini (2018) katanta, khusus penanganan kawasan kumuh, sanitasi dan lingkungan,
kebijakan anggaran yang di gelontorkan oleh Pemda lewat APBD lumayan besar. Dinas
PUPR dalam penganganan air bersih dan sanitasi menganggarkan 15,5 Milyar lebih,
tahun sebelumnya (2017) sekitar 7 Milyar. masih di dinas PUPR, dalam program
penataan jalan desa, lingkungan dan rabat-rabat juga menganggrakan sekitar 18,4
Milyar lebih. Sedangkan
di Dinas Perkim, penataan kawasan kumuh dengan program lingkungan sehat
(sharing program Kotaku dari Pusat) pada APBD 2018 ini menganggarkan 15,5
Milyar lebih, jauh lebih besar dari tahun sebelumnya yang hanya 400 juta
(2017).
Dalam
penelurusan Konsorsium LSM Loteng, program dan kegiatan penataan kawasan
kumuh, sanitasi dan lingkungan untuk kawasan masyarakat miskin, di 2 dinas
tersebut, dengan total angaran sekitar 48 Milyar lebih, adalah sebagian besar
merupakan proyek titipan (aspirasi) anggota DPRD. Karena program tersebut
sebagian besar adalah kegiatan pisik, Kemungkinan dampak secara langsung ke
masyarakat miskin sangat minim, di sebabkan para pihak ketiga (kontraktor) dan
pemilik proyek (DPRD) akan mencari keuntungan yang besar.
Program tersebut sebenarnya juga bertujuan
untuk menangani beberapa kasus menyedihkan yang di alami oleh masyarakat miskin
ke depan, seperti gizi buruk, stanting, ibu melahirkan, putus sekolah dan penyakit
masyarakat lainnya, sehingga masyarakat miskin bisa lebih berdaya.
Untuk
itu, perlu kometmen besar dari pemda (eksekutif dan DPRD) dalam pelaksanaan dan
pengawasan proyek tersebut, sehingga dampaknya bisa maksimal, tidak hanya
mencari keuntungan saja. Masyarakat juga di harapkan terus mengawasi pelaksanaan
berbagai proyek pengentasan kemiskinan di Lombok tengah, baik untuk program
langsung, pisik, ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.
Via
Berita NTB
Posting Komentar