Berita NTB
Politik
Tanaman Padi Fuso 3817 Hektar
Lombok Tengah, sasambonews.com-
Seluas 3817 Hektar tanaman padi petani mengalami puso atau mati. Hal itu
diakibatkan oleh kesalahan petani sendiri yang melanggar pola tanam. Hal itu
diungkapkan Kepala Bidang Pertanian dan Holtikultura Dinas Pertanian dan
Perternakan Kabupaten Lombok Tengah H.Jumahir. “Tanaman padi mati karena tidak
ada air, sebab petani menanam di luar daerah irigiasi teknis” kata Jumahir di
ruang kerjanya selasa 10/7.
Menurutnya luas lahan padi
yang ditanam petani pada musim tanam kedua atau musim kemarau seluas 33,4 ribu
hektar sementara yang direkomendasikan oleh Bidang Pengairan Dinas PUPR seluas
21,6 ribu hektar. Akibatnya tanaman padi yang berada di luar rekomendasi itu
mengalami gagal panen. “Kalau saja petani mengikuti anjuran pemerintah, saya
kira tidak ada tanaman padi yang gagal panen atau fuso” jelasnya.
Diakuinya, pemerintah
melalui PPL sudah melakukan sosialisasi ke petani terkait dengan rencana tanam
musim kemarau itu namun hanya sedikit petani yang mau mendengarkan anjuran
pemerintah itu. Petani beranggapan akan mendapatkan hasil seperti sebelumnya
padahal iklim atau cuaca selkalu berubah ubah. “Petani tidak pandai membaca
iklim, asal tanam saja padahal sudah kita anjurkan untuk menanam palawija untuk
musim tanam kedua” jelasnya.
Menanam padi pada musim
tanam kedua memang ada untung ruginya. Terkadang petani untung karena hujan
masih turun sementara Embung embung rakyat masih terisi penuh. Namun iklim
selalu berubah ubah dan tidak menentu. “Terkadang hujan turun sisa sisa dari
musim tanam pertama, sehingga tanaman padi belum tumbuh besar air hujan sudah
tidak ada lagi, akibatnya tanaman menjadi mati” jelasnya.
Untuk itulah dia menghimbau
kepada seluruh petani untuk mengikuti pola tanam yang sudah dianjurkan oleh
pemerintah agar petani tidak merugi. Jangan sampai pemerintah disalahkan ketika
tanaman padi petani menjadi mati. “Tidak sedikit kerugian petani, dalam satu
hektar bisa 1,5 juta biaya tanam” jelasnya.
Berikut luas lahan tanaman
padi petani yang mengalami fuso di masing masing kecamatan.
Kecamatan Praya, 25 hektar,
Praya Tengah 1.515 hektar, Praya Barat 537 hektar, Praya Barat Daya 86 hektar,
Pujut 406 Hektar, Praya Timur 1.233 hektar, Janapria 5 Hektar, dan Kopang 10
Hektar sehingga totalnya 3.817 hektar. Am
Via
Berita NTB
Posting Komentar