Opini
Peristiwa Perhelatan Perayaan Kemerdekaan RI Yang Ke 74
Samianto praktisi dan konsultan pendidikan
|
Jakarta, 16 Agustus 2019- Peristiwa perhelatan perayaan kemerdekaan RI yang ke 74, yang sangat meriah penuh persaudaraan. memperlihatkan Kebhinekaan dengan beragam ornamen budaya dan baju adat yang digunakan oleh undangan , termasuk presiden dan wakil presiden sendiri. semua menggunakan baju adat yang sangat kental dengan nuansa keindonesiaan yang dibangun berdasarkan keberagaman. Berbeda tapi tetap satu, Merah putih. NKRI harga mati.
Ditengah kemeriahan semangat kebersamaan pasca merayakan ulang tahun kemerdekaan. ada percikan yang menodai Merah putih, dengan terjadinya insiden anak bangsa di Surabaya, yang ini tentu amat melukai kebhinnekaan dan semangat persatuan Indonesia. Peristiwa ini tentu sudah tidak sejalan dengan ajaran Pancasila. Yang kita anut sebagai filosofi kehidupan berbangsa bernegara.Atas tindakan yang mencoba mengadu domba ini entah siapa yang memulai harus segera dibereskan aparat keamanan. Menangkap siapa penyebar hoax yang telah mengadu domba sesama anak bangsa.
Berkaca dari gerakan Gusdur sebagai guru bangsa yang sudah merekatkan kita semua, khususnya Papua. amat sangat indah dengan memberikan otonomi khusus, masuk melalui pendekatan cultural, kemudian membangun keadilan serta memberikan pengakuan yang utuh dan papua adalah saudara kita sebangsa setanah air. Pendekatan humanis yang moderat penuh dengan nilai luhur bangsa, yang dilakukan Gusdur membangun Papua terbukti mampu mengembalikan menyatukan kita semua untuk NKRI dengan penuh cinta kasih.
Semua kita seluruh anak bangsa menyerukan kepada aparat keamanan agar aktor yang membuat kerusuhan agar segara diproses untuk diminta keterangan apa maksud mereka menyerang sesama anak bangsa. Ini penting agar kejadian memalukan yang dapat menodai rasa persatuan bernegara bangsa segara dapat dituntaskan. Untuk keutuhan dan kejayaan NKRI.
Mengembalikan identitas cultural saudara kita di papua adalah jasa besar Gus dur upaya membangun keadilan kesetaraan bagi Papua. Pendekatan yang humanistik dan non diskriminasi adalah jalan terang bagi masa depan Papua. Lebih dalam dari itu adalah nilai-nilai kemanusiaan yang mendasarinya.
Kemuliaan yang ada pada diri manusia mengharuskan sikap untuk harus saling menghargai dan menghormati. Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Demikian juga merendahkannya dan menistanya berarti merendahkan dan menistakan Tuhan sang pencipta.
Dengan pandangan inilah Gusdur membela kemanusian tanpa syarat. Jika orde lama melakukan peKsaan dan penyeragaman melalui pendekatan kemanan dan kekerasan. Gusdur membalikkan semua dengan mengakui eksistensi mereka dan merangkulnya untuk kemudian diajak bicara duduk bersama. Inilah ajaran leluhur kita Pancasila.
Kepada semua anak bangsa dan semua warga negara untuk tetap waspada terhadap gerakan radikalisme yang terus menyebar hoax agar kita cerdas untuk tidak menyebarluaskan berita yang saling menghujat saling menghina baik dalam bentuk visual maupun tulisan. Mari cerdas mengunakan media sosial. Selanjutnya Mari memuliakan sesama dan saling mendoakan. Kita semua bersaudara. Dirgahayu HUT ke 74 RI.Merdeka.
Via
Opini
Posting Komentar