Berita NTB
Kesehatan
Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi Dengan Quick Win Darah
Lombok Tengah, SN - Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Lombok Tengah bisa dikatakan masih tinggi hal itu terlihat dari data kematian ibu dan bayi di rumah sakit.
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB, sebanyak 77 % di Kabupaten Lombok Tengah ibu dan bayi meninggal di rumah sakit meskipun penyebabnya bukan karena kurang pelayanan akan tetapi karena saat dibawa pasien sudah kritis. "Karena meninggalnya di rumah sakit maka masuk data meninggal di rumah sakit meskipun sebenarnya si ibu sudah parah saat dibawa, artinya sudah terlambat saat dibawa" ungkap Kabid Yankes I Gst Bagus Kertayasa dari Dikes Provinsi saat menjadi pemateri pada kegiatan workshop peningkatan kapasitas program quik win Darah di Kabupaten Lombok Tengah.
Kegiatan dibuka Sekda Lombok Tengah H.M.Nursiah di DPraya Hotel Desa Penujak Kecamatan Praya Barat Rabu 25/9.
Workshop peningkatan kapasitas program Quik win Darah di Kabupaten Loteng tahun 2019 dengan tema pembentukan jejaring Ambulan untuk mendukung program Quik win darah dalam penanganan emergency maternal.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Dikes kab loteng dengan melibatkan instansi terkait.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Sekda Kabupaten Loteng DR. H M Nursiah S.Sos, MSI, Dandim 1620/Loteng diwakili Pasi Intel Kapten inf Suliyono, Kapolres Loteng diwakili oleh Kapolsek Praya Barat AKP Supyan Hadi SH. Kepala Dikes provinsi diwakili Kabid Yankes : I Gusti Bagus Kertayasa Skm, Kepala Dinas Kesehatan Loteng H.Omdah Skm MM Kepala RSU Praya diwakili oleh Kabid Harja Winata Skm MM
Ketua panitia, Johan Efendi Asih mengatakan, Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari dengan mengundang lintas sektor dan beberapa kepala desa yang memiliki Ambulance.
"kegiatan ini dilaksanakan karena angka kematian bayi di kabupaten Loteng cukup tinggi" katanya.
Kegiatan ini kata Johan bertujuan untuk mengurangi angka kematian dengan ketersediaan Darah dan jaring Ambulance disetiap desa, serta melakukan perekrutan calon pendonor darah
Sekda dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan workshop mengatakan,
Angka kematian ibu dan bayi di kabupaten Loteng cukup tinggi hal tersebut disebabkan karena kurangnya ketersediaan Darah untuk membantu transfusi darah
Namun terlepas dari kurangnya darah dalam proses persalinan, hal yang paling penting adalah kecukupan Gizi ibu Hamil dan kesehatan calon bayi, ini adalah peran polindes serta pihak desa
"Kegiatan workshop hari ini menjadi momentum kita bersama untuk meningkatkan pelayanan, karena kabupaten Loteng termasuk rapot merah kematian ibu dan bayi dikarenakan kurangnya ketersediaan darah" kata Sekda .
Dia berharap ke depan dirinya tidak ingin mendengar lagi ada kematian bayi dan ibu akibat kurang darah. "Kami berharap warga Kabupaten Loteng tidak ada yang mengalami kekurangan darah pada saat persalinan" ujarnya. Lth02
*Catatan: *
Kegiatan workshop yang diselenggarakan oleh Dikes kab.loteng adalah untuk meningkatkan pelayanan polindes dan pihak desa guna mengurangi angka kematian ibu dan bayi yang disebabkan oleh kurangnya ketersediaan darah
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB, sebanyak 77 % di Kabupaten Lombok Tengah ibu dan bayi meninggal di rumah sakit meskipun penyebabnya bukan karena kurang pelayanan akan tetapi karena saat dibawa pasien sudah kritis. "Karena meninggalnya di rumah sakit maka masuk data meninggal di rumah sakit meskipun sebenarnya si ibu sudah parah saat dibawa, artinya sudah terlambat saat dibawa" ungkap Kabid Yankes I Gst Bagus Kertayasa dari Dikes Provinsi saat menjadi pemateri pada kegiatan workshop peningkatan kapasitas program quik win Darah di Kabupaten Lombok Tengah.
Kegiatan dibuka Sekda Lombok Tengah H.M.Nursiah di DPraya Hotel Desa Penujak Kecamatan Praya Barat Rabu 25/9.
Workshop peningkatan kapasitas program Quik win Darah di Kabupaten Loteng tahun 2019 dengan tema pembentukan jejaring Ambulan untuk mendukung program Quik win darah dalam penanganan emergency maternal.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Dikes kab loteng dengan melibatkan instansi terkait.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Sekda Kabupaten Loteng DR. H M Nursiah S.Sos, MSI, Dandim 1620/Loteng diwakili Pasi Intel Kapten inf Suliyono, Kapolres Loteng diwakili oleh Kapolsek Praya Barat AKP Supyan Hadi SH. Kepala Dikes provinsi diwakili Kabid Yankes : I Gusti Bagus Kertayasa Skm, Kepala Dinas Kesehatan Loteng H.Omdah Skm MM Kepala RSU Praya diwakili oleh Kabid Harja Winata Skm MM
Ketua panitia, Johan Efendi Asih mengatakan, Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari dengan mengundang lintas sektor dan beberapa kepala desa yang memiliki Ambulance.
"kegiatan ini dilaksanakan karena angka kematian bayi di kabupaten Loteng cukup tinggi" katanya.
Kegiatan ini kata Johan bertujuan untuk mengurangi angka kematian dengan ketersediaan Darah dan jaring Ambulance disetiap desa, serta melakukan perekrutan calon pendonor darah
Sekda dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan workshop mengatakan,
Angka kematian ibu dan bayi di kabupaten Loteng cukup tinggi hal tersebut disebabkan karena kurangnya ketersediaan Darah untuk membantu transfusi darah
Namun terlepas dari kurangnya darah dalam proses persalinan, hal yang paling penting adalah kecukupan Gizi ibu Hamil dan kesehatan calon bayi, ini adalah peran polindes serta pihak desa
"Kegiatan workshop hari ini menjadi momentum kita bersama untuk meningkatkan pelayanan, karena kabupaten Loteng termasuk rapot merah kematian ibu dan bayi dikarenakan kurangnya ketersediaan darah" kata Sekda .
Dia berharap ke depan dirinya tidak ingin mendengar lagi ada kematian bayi dan ibu akibat kurang darah. "Kami berharap warga Kabupaten Loteng tidak ada yang mengalami kekurangan darah pada saat persalinan" ujarnya. Lth02
*Catatan: *
Kegiatan workshop yang diselenggarakan oleh Dikes kab.loteng adalah untuk meningkatkan pelayanan polindes dan pihak desa guna mengurangi angka kematian ibu dan bayi yang disebabkan oleh kurangnya ketersediaan darah
Via
Berita NTB
Posting Komentar