Berita NTB
Pemerintahan
Momentum peristiwa sebelum kemerdekaan, meliputi :
Momentum peristiwa setelah kemerdekaan Republik Indonesia, meliputi:
Keenam alternatif momentum tersebut, kemudian mengerucut menjadi dua. Satu alternatif momentum sebelum kemerdekaan, yakni peristiwa 27 Agustus 1898. Sedangkan alternatif momentum sesudah kemerdekaan, yang dipilih adalah peristiwa 15 Oktober 1945. Ketika memilih salah satu dari dua alternatif momentum ini ternyata tidak mudah. Buktinya, selama tiga hari dan tiga malam seminar berjalan, belum juga menghasilkan keputusan. Forum seminar kemudian membentuk Tim Perumus untuk melakukan kajian lebih mendalam terhadap kedua alternatif momentum tersebut. Setelah melalui perdebatan diantara Tim Perumus dipilih peristiwa 15 Oktober 1945 sebagai Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah.
Dipilihnya momentum 15 Oktober 1945 sesuai dengan krIteria yang telah disepakati, sebagaimana dinyatakan dalam Berita Acara Tim Perumus Seminar Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah, yakni :
Selain telah memenuhi kriteria tersebut, dipilihnya tanggal 15 Oktober 1945 juga dilandasi oleh beberapa pertimbangan, diantaranya :
Hari Lahir Terilhami Ditengah Laut
Untuk mendapatkan legitimasi atau pengakuan dari DPRD Lombok Tengah ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Tarik ulur kepentingan muncul di dalam perjalanan mendapatkan legitimasi hukum itu. Setelah ditetapkan tanggal 15 Oktober 1945 sebagai hari kelahiran Kabupaten Lombok Tengah, langkah selanjutnya adalah legitimasi secara hukum yaitu ditetapkan melalui sebuah Peraturan daerah. Rancangan Perda (Ranperda) tentang Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah diajukan oleh Bupati Lombok Tengah, H. Lalu Wiratmaja melalui Sekda Lombok Tengah, Drs. H. Lalu Supardan, M.M ke DPRD Lombok Tengah pada tahun 2009 namun pada saat itu DPRD belum dapat mengagendakan untuk dibahas. Menyikapi berlarut larutnya penetapan Ranperda Harijadi Kabupaten Lombok Tengah oleh DPRD Lombok Tengah, pengurus dan anggota KNPI beberapa kali melakukan hearing publik ke DPRD Lombok Tengah, sampai akhirnya Bupati H. Moh. Suhaili FT seusai Peringatan Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei 2012, mengundang para Tim Perumus ke di Ruang Rapat Utama Kantor Bupati untuk membahas kelanjutan Ranperda tentang Hari Jadi tersebut apakah hasil seminar yang telah diajukan ke DPRD Lombok Tengah akan dibahas kembali atau tidak. Dalam pembahasan yang dipimpin oleh Sekda Lombok Tengah, Drs. H. Lalu Supardan, M.M itu mengambil keputusan bersama bahwa hasil seminar yang telah diajukan ke dewan dalam bentuk Ranperda tidak dibahas lagi sehingga Tim Perumus mendorong Pemda untuk berkoordinasi dengan dewan untuk pembahasan selanjutnya pada tahun 2012. Hal ini yang dilaporkan kepada Bupati.
Setelah dilakukan pembahasan oleh Badan Legislasi DPRD Kabupaten Lombok Tengah selanjutnya dibahas secara intensif oleh Pansus Ranperda DPRD Kabupaten Lombok Tengah yang diketua oleh Drs. H. Karim Abdurrahim dengan Wakil Ketua Humaidi, S.T, melalui Sidang Paripurna DPRD Kabupaten Lombok Tengah tanggal 22 Juni 2012, Ranperda Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah tersebut kemudian ditetapkan menjadi Peraturan daerah Nomor 4 tahun 2012. Dengan demikian, secara resmi Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah ditetapkan tanggal 15 Oktober 1945. Oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah selalu diperingati setiap tahun.
Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah ini merupakan momentum sejarah untuk memotivasi seluruh lapisan masyarakat dalam rangka mengisi pembangunan di Kabupaten Lombok Tengah. Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah adalah suatu momen bersejarah untuk meghargai dan mengenang jasa pendahulu, yang perlu untuk diketahui, diingat dan diperingati sebagai wahana menumbuhkan rasa memiliki, kebanggan serta semangat kesatuan dan persatuan warga masyarakat serta sebagai sarana evaluasi perkembangan daerah.
Dalam usianya yang ke-69 tahun 2014, Kabupaten Lombok Tengah telah dipimpin oleh 9 (sembilan) Bupati dan 2 (dua) Wakil Bupati.
Periode Kepemimpinan Kepala Daerah (Dari Tahun 1945 – sekarang)
BUPATI L.WIRENTANUS (1946-1959)
Setelah Lalu Srinata, Lombok Tengah kemudian dipimpin oleh Lalu Wirentanus alias Haji Hasyim atau biasa disapa Datu Tuan (1946 – 1959). Pada masa ini dilakukan pembagian wilayah Lombok Tengah dengan Lombok Timur. Persatuaan dan Kesatuan diantara semua elemen masyarakat merupakan salah satu titik berat atau fokus pemerintahan Lalu Wirentanus disamping masalah keamanan.
BUPATI M. SANUSI (1960-1964)
Pemerintahan Lalu Wirentanus dilanjutkan oleh M. Sanusi (1960 -1964) selaku Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Lombok Tengah. Naiknya M. Sanusi sebagai Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Lombok Tengah melalui pemilihan di DPRD yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Selain meneruskan beberapa kebijakan pendahulunya, M. Sanusi juga melakukan berbagai upaya pembangunan agar masyarakat daerah ini lebih sejahtera. Salah satu yang sangat dibutuhkan oleh warga masyarakat pada saat itu adalah air untuk pengairan maka dibangunlah Waduk yang ada di desa Muncan, Kecamatan Kopang. Wilayah Administratif Lombok Tengah pada masa ini tetap empat Distrik, diantaranya, Distrik Praya, Kopang, Mantang dan Jonggat.
BUPATI DRS. H.L. SRI GDE (1964-1979)
Kepemimpinan M. Sanusi berakhir pada tahun 1964 dan dilanjutkan oleh salah satu putra terbaik Lombok Tengah, yaitu Drs. Lalu Sri Gede. Fokus pembangunan pada masa pemerintahan ini adalah memperluas infrastruktur jalan yang ada di kota Praya dan beberapa wilayah lainnya. Maklum, pada saat itu, infrastruktur jalan yang ada di Kota Praya sangat sempit. Pembangunan infrastruktur jalan diimbangi dengan pembangunan perkampungan yang salah satunya adalah Kampung Kauman. Pemerintahan Drs. Lalu Sri Gde berakhir pada tahun 1979.
BUPATI PARWOTO WP (1979-1989)
Setelah Drs. H. Lalu Sri Gde, Pemerintahan dilanjutkan oleh Letkol. C. Parwoto WP untuk periode 1979 - 1989. Untuk pertamakalinya, Lombok Tengah dipimpin oleh seorang TNI. Pada masa Pemerintahan Parwoto WP inilah mulai ada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di Kabupaten Lombok Tengah. Bersamaan dengan itu, perencanaan pembangunan pun dilakukan. Sistem Gogo Rancah yang sangat terkenal itu, mulai diterapkan pada masa pemerintahan ini. Melihat kondisi sebagian besar lahan di Lombok Tengah dalam keadaan kering, maka dibangunlah Waduk atau Bendungan Batujai. Tata ruang kota Praya juga sudah mulai direncanakan. Selain itu, ide pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL) sudah mulai pada masa periode pemerintahan ini.
BUPATI LETKOL PURN H.IRHAM
(1989-1999)
Kepemimpinan Letkol. C. Parwoto WP berakhir tahun 1989 yang dilanjutkan oleh Kol. (Purn) H. Ircham dari kalangan TNI juga. Kol. (Purn.) Ircham memimpin Lombok Tengah untuk periode 1989 – 1999. Disamping melanjutkan kegiatan pembangunan periode bupati sebelumnya, pada masa inilah lahan Bandara Internasional Lombok (BIL) yang ada di Tanak Awu, Kecamatan Pujut dilakukan pembebasan. Sistem Gogo Rancah untuk mengimbangi tanah yang kering di wilayah Selatan tetap diterapkan.
Bupati H.L.SUHAIMI (1999-2004)
Habis masa pemerintahan Kol. (Purn). H. Ircham dilanjutkan oleh Drs. H. Lalu Suhaimi dari kalangan sipil yang diangkat melalui DPRD. Pada masa inilah pemekaran wilayah dilakukan sehingga menjadi 12 kecamatan seperti sekarang ini. Kecamatan yang baru hasil pemekaran pada masa Drs. H. Lalu Suhaimi, diantaranya, Kecamatan Praya Tengah, kecamatan dan Praya Barat Daya. Selain pemekaran wilayah, Drs. H. Lalu Suhaimi juga memindahkan terminal yang ada di Kota Praya ke Renteng, Kecamatan Praya. Hal ini seiring dengan pengembangan usaha perdagangan di Kota Praya. Selain terminal Renteng, Bupati Drs. H. Lalu Suhaimi juga membangun Kompleks Pertokoan Praya dan Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Praya. Drs. H. Lalu Suhaimi menjadi Kepala Daerah Kabupaten Lombok Tengah sampai Tahun 2004.
PERODE H.L.WIRATMAJA - H.L.SUPRAYATNO
Periode Kepemimpinan Lombok Tengah selanjutnya dibawah pasangan H. Lalu Wiratmaja – H. Lalu Suprayatno, S.H., M.BA., M.M. Untuk pertama kalinya pasangan Pemimpin Lombok Tengah ini dipilih secara langsung oleh seluruh rakyat Bumi Tatas Tuhu Trasna. Pada masa kepemimpinan H. Lalu Wiratmaja atau Mamiq Ngoh inilah dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL). Kepemimpinan H. Lalu Wiratmaja – H. Lalu Suprayatno, S.H., M.BA., M.M hanya satu periode yaitu dari tahun 2004 – 2010.
H. MOH. SUHAILI FT, S.H – DRS. H. LALU NORMAL SUZANA
Kepemimpinan Lombok Tengah Dari Periode Ke Periode, dan Perjuangannya
Lombok Tengah, SN -.Kabupaten Lombok Tengah terbentuk menjadi Daerah Otonom berdasarkan Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Undang-undang tersebut disahkan pada Tanggal 14 Agustus 1958. Namun demikian, sebelum terbentuk sebagai sebuah wilayah pemerintahan, intentitas Lombok Tengah telah ada jauh sebelum itu. Beberapa momentum historis yang menandai keberadaan Lombok Tengah, antara lain adalah dengan dikeluarkannya Stb Nomor 248 Tahun 1898, kemudian pasca proklamasi, Lombok Tengah secara integral menjadi bagian dari NKRI ditandai dengan pelantikan secara formal Kepala Pemerintahan Setempat Lombok Tengah yang pertama, pada Tanggal 15 Oktober 1945. Momentum ini menjadi leverage factor yang memicu tumbuhnya semangat integrasi, patriotisme dan nasionalisme di Kabupaten Lombok Tengah.
Enam momentum yang diklasifikasi menjadi dua katagori masa kejadian peristiwa penting perjalanan Kabupaten Lombok Tengah, yakni pada masa sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.
a. Peristiwa 7 Agustus 1891. Pada saat inilah mulai dikobarkannya apa yang disebut dengan Congah Praya kemudian berlanjut pada 28 September 1898 menjadi Perang Lombok yang berakhir dengan runtuhnya dinasti Kerajaan Karang Asem di Lombok;
b. Peristiwa 18 Agustus 1898. Berlangsung pertemuan para tokoh masyarakat Sasak untuk menentukan batas wilayah desa dan kampung, baik di onder afdeeling (dibawah divisi) Lombok Barat maupun di onder afdeeling Lombok Timur. Pada waktu itu, Lombok Tengah masih berada di onder afdeeling Lombok Timur;
c. Peristiwa 27 Agustus 1898. Onder afdeeling Lombok Timur dimekarkan menjadi onder afdeeling Lombok Timur dan onder afdeeling Lombok Tengah, sesuai statblad Nomor 248 Tahun 1898 kemudian ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Gubernur General Nomor 19 Tanggal 27 Agustus 1898. Sejak saat itulah dikenal istilah Lombok Tengah dengan batas-batas wilayah seperti sekarang.
a. Peristiwa 22 September 1945. Presiden RI, Ir. Soekarno, melantik I Gusti Ketut Pudja menjadi Gubernur Provinsi Sunda Kecil, dimana Lombok yang masih diduduki Jepang merupakan bagian dari Wilayah Provinsi Sunda Kecil;
b. Peristiwa 15 Oktober 1945. Dilakukan over alih kekuasaan dari Jepang kepada Bangsa Indonesia di Gedung Mardi Bekso Mataram. Peristiwa ini menandai masuknya Lombok ke Wilayah Hukum Pemerintahan Republik Indonesia. Sejak saat itu, Bendera Merah Putih mulai dikibarkan di Lombok, disusul dengan penetapan orang-orang yang memegang jabatan pemerintahan, dintaranya R. Noene Noeraksa menjadi Kepala Daerah Lombok, I Gusti Ngurah menjadi Kepala Daerah Setempat - Lombok Barat, Lalu Srinata menjadi Kepala Daerah Setempat - Lombok Tengah dan Mamiq Fadelah menjadi Kepala Daerah Setempat - Lombok Timur;
c. Peristiwa 17 Desember 1958. Hari Jadi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berdasarkan Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 dan Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, NTB dan NTT Tanggal 14 Agustus 1958.
Keenam alternatif momentum tersebut, kemudian mengerucut menjadi dua. Satu alternatif momentum sebelum kemerdekaan, yakni peristiwa 27 Agustus 1898. Sedangkan alternatif momentum sesudah kemerdekaan, yang dipilih adalah peristiwa 15 Oktober 1945. Ketika memilih salah satu dari dua alternatif momentum ini ternyata tidak mudah. Buktinya, selama tiga hari dan tiga malam seminar berjalan, belum juga menghasilkan keputusan. Forum seminar kemudian membentuk Tim Perumus untuk melakukan kajian lebih mendalam terhadap kedua alternatif momentum tersebut. Setelah melalui perdebatan diantara Tim Perumus dipilih peristiwa 15 Oktober 1945 sebagai Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah.
Dipilihnya momentum 15 Oktober 1945 sesuai dengan krIteria yang telah disepakati, sebagaimana dinyatakan dalam Berita Acara Tim Perumus Seminar Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah, yakni :
a). Hari jadi yang ingin ditetapkan adalah Hari Jadi Lombok Tengah sebagai satu kesatuan masyarakat hukum;
b. Dasar penentuan alternatif momentum hendaknya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1.Memperkokoh persatuan dan kesatuan serta meningkatkan rasa kebersamaan serta mampu menggali nilai-nilai perjuangan sebagai spirit dalam menghadapi masa depan;
2. Memiliki nilai legalitas dan landasan yuridis formal, serta didukung dengan kajian ilmiah sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akademis; dan
3.Mendapat pengakuan secara luas dari masyarakat.
Pertama, pengangkatan Lalu Srinata selaku Kepala Pemerintahan Lombok Tengah oleh Gubernur Provinsi Sunda Kecil, Mr. I Gusti Ketut Pudja, telah melegitimasi keberadaan Pemerintahan Lombok Tengah secara hukum; Kedua, pada tanggal 15 Oktober 1945 Komite Nasional Daerah Lombok (semacam DPRD) mengadakan rapat umum di Alun-alun Mataram. Pada momentum itulah untuk pertama kali dikibarkan Bendera Merah Putih dan dibacanya Teks Proklamasi 17 Agustus 1945 di Bumi Sasak Lombok. Peristiwa ini tentu amat membanggakan dan menjadi spirit bagi masyarakat Lombok untuk membangun daerahnya menjadi lebih maju ke depan.
Hari Lahir Kabupaten Lombok Tengah merupakan tonggak bersejarah jadi diri kabupaten Lombok Tengah. Proses penentuan hari jadi kabupaten Lombok Tengah terilhami di tengah laut selat Sumbawa-Lombok. Diawali dari undangan Bupati Kabupaten Sumbawa kepada Bupati Lombok Tengah H.L.Wiratmaja untuk menghadiri perayaan HUT Kabupaten Sumbawa. Sepulang menghadiri undangan, Diatas Kapal Laut Bupati H.L.Wiratmaja memanggil pengurus DPD KNPI Kabupaten Lombok Tengah diantaranya Ketua L.M.Saleh, Sekretaris L.Amrillah dan Koordinator Wilayah Lombok Tengah KNPI NTB Ihsan S.Hut. Di sebuah Meja Bundar Bupati merasa risih karena hanya menjadi yang diundang untuk kegiatan HUT di masing masing kabupaten/kota, sementara Lombok Tengah yang belum pernah mengundang untuk kegatan yang sama. Untuk itulah Bupati memerintahkan kepada Ketua DPD KNPI L.M.Saleh S.Sos dan Sekretaris L. Amrillah S.sos untuk mengelar seminar Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah begitu tiba di Lombok Tengah. “Saya disindir Pak Bupati Sumbawa, Lombok Tengah kok hanya diundang, kapan gilirannya mengundang, karena itu begitu didarat, segera lakukan Seminar hari jadi Kabupaten Lombok Tengah”. Itulah permintaan yang disampaikan Bupati Lombok Tengah waktu itu. Permintaan Bupati kepada KNPI untuk melakukan seminar itu ditindak lanjuti melalui surat yang dikirimkan ke KNPI Kabupaten Lombok Tengah.
Berbekal permintaan secara lisan dan tulisan dari Bupati, maka jajaran pengurus DPD KNPI Lombok Tengah langsung menggelar rapat persiapan di Kantor DPD KNPI jalan Jendral Sudirman Praya. Akhirnya melalui serangkaian rapat persiapan hingga rapat pemantapan, ditetapkan pelaksanaan Seminar Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah dilaksanakan pada hari Sabtu-minggu tanggal 20-21 Juni 2009 di Aula Kantor Departemen Agama (sekarang Kantor kementrian Agaman) Kabupaten Lombok Tengah dengan peserta terdiri dari tokoh mayarakat, budayawan, sejarawan, tokoh agama, tokoh pemuda, politisi, akademisi dan tokoh perempuan dimasing masing kecamatan dengan delegasi 5 - 7 orang perkecamatan yang mendapat mandat dari masing masing masing Camat. Sementara pembicaranya adalah para-pakar ahli diantaranya pakar hukum tata negara Prof. DR Galang Asmara (Persefektif Sosiologis Dalam Mendorong Partisipasi Pembangunan), Drs.H.L.Danial. MTP (Hari jadi Kabupaten Lombok Tengah dalam tinjauan Sejarah Pemerintahan), Ir. H.L.M.Amin. MM (Hari jadi Lombok Tengah dalam tinjauan Budaya), Drs H.L.Puri, MM ( Hari Jadi Lombok Tengah dalam tinjauan Administratif dan Politis, Drs.H.M.Ikrom (Konsep ekonomi kerakyatan sebagai strategi pertahanan dan pemberdayaan ekonomi Lombok Tengah), dan Moh. Yamin (Persfektif Kebudayaan sebagai spirit bagi mekanisme pranata sosial). Sementara Pembanding diantaranya DR. Agusdin (akademisi), Drs. L. Padlan Prayanegara MM (politisi), L.Mashudi SH (Pengusaha), Ir. Catur Kukuh (Tokoh LSM), Drs. L. Hajar Asmara MT (Ahli Perencanaan), Drs. Karim Abdurahim (Legislatif), TGH. Syamsul Hadi LC (Tokoh Agama/tokoh pendidikan), L. Ahmad JD (budayawan/sejarawan), Hj. Lale Widare SH (tokoh perempuan) dan Khairil Anwar SH (tokoh pemuda/KNPI). Dan tokoh penting yang hadir pada seminar itu adalah Prof DR Anak Agung Putra Agung, Msi, MA (Salah satu cicit dari Raja Anak Agung Bali yang pernah berkuasa di Lombok) dan Saksi Hidup Putri L.Srinata Hj. Lale Kuning.
Setelah melalui perdebatan yang alot dan panjang dalam seminar hari jadi, akhirnya diputuskan oleh 15 anggota tim perumus yang dibentuk dalam seminar tanggal 15 Oktober 1945 sebagai hari lahir kabupaten Lombok Tengah.
Peran KNPI
Setelah dilakukan pembahasan oleh Badan Legislasi DPRD Kabupaten Lombok Tengah selanjutnya dibahas secara intensif oleh Pansus Ranperda DPRD Kabupaten Lombok Tengah yang diketua oleh Drs. H. Karim Abdurrahim dengan Wakil Ketua Humaidi, S.T, melalui Sidang Paripurna DPRD Kabupaten Lombok Tengah tanggal 22 Juni 2012, Ranperda Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah tersebut kemudian ditetapkan menjadi Peraturan daerah Nomor 4 tahun 2012. Dengan demikian, secara resmi Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah ditetapkan tanggal 15 Oktober 1945. Oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah selalu diperingati setiap tahun.
Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah ini merupakan momentum sejarah untuk memotivasi seluruh lapisan masyarakat dalam rangka mengisi pembangunan di Kabupaten Lombok Tengah. Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah adalah suatu momen bersejarah untuk meghargai dan mengenang jasa pendahulu, yang perlu untuk diketahui, diingat dan diperingati sebagai wahana menumbuhkan rasa memiliki, kebanggan serta semangat kesatuan dan persatuan warga masyarakat serta sebagai sarana evaluasi perkembangan daerah.
Dalam usianya yang ke-69 tahun 2014, Kabupaten Lombok Tengah telah dipimpin oleh 9 (sembilan) Bupati dan 2 (dua) Wakil Bupati.
Dalam usia 74 tahun, perjalanan Kabupaten Lombok Tengah telah menempuh rentang tiga zaman, yakni zaman Orde Lama, zaman Orde Baru dan zaman Orde Reformasi. Dalam tiga zaman pemerintahan tersebut, daerah bermottokan Tatas Tuhu Trasna ini telah dipimpin oleh 9 orang Kepala Daerah/Bupati - Wakil Bupati. Figur Bupati pada setiap zaman pemerintahan dipengaruhi oleh motivasi politik dan ketentuan Perundang-undangan Penyelenggaraan Pemerintahan daerah yang berlaku pada masing-masing zaman. Oleh karena itu, figur Bupati-Wakil Bupati bisa dikatakan mewakili peradaban manusia pada zamannya.
Selama dua dekade masa kekuasaan, Rezim Orde Lama telah memberlakukan beberapa Peraturan Perundang-undangan tentang Pemerintahan daerah, yakni : Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1057, Penpres Nomor 6 Tahun 1959 dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965. Berpijak pada ketentuan Peraturan perundang-undangan tersebut, sepertinya telah melegitimasi praktek kekuasaan Rezim Orde Lama ketika memberlakukan apa yang dikenal dengan Demokrasi Terpimpim dalam sistem pemerintahannya. Kebijakan ini sangat dimungkinkan atas kondisi politik dan keamanan pada zaman itu. Pada saat itu, sistem rekruitmen kepala daerah dilakukan melalui proses pengangkatan oleh pejabat Pemerintah pusat. Menariknya, figur para Bupati yang diangkat adalah dari kalangan putra daerah, mulai dari Kepala Pemerintahan Daerah Setempat – Lombok Tengah, dijabat oleh Lalu Srinata (1945-1946).
BUPATI PERTAMA L. SRINATA (1945-1946)
Mula-mula L. Wira Said (mendiang ayahanda Lalu Srinata), lebih dahulu memegang jabatan sebagai Kepala Distrik Jonggat. Berkat pendidikan yang dimiliki, Lalu Srinata kemudian diangkat oleh pihak kontelir (sebutan bagi penjajah) menjadi Kepala Distrik Jonggat pada 1932 - 1945, menggantikan kedudukan sang ayah. Ini menjadi awal perjalanan karier Lalu Srinata di dunia birokrasi pemerintahan. Pada awal masa kemerdekaan Negara RI, karier Lalu Srinata semakin meningkat, setelah diangkat menjadi Kepala Daerah Setempat – Lombok Tengah pada 15 Oktober 1945 sampai 1946. Pada waktu itu, wilayah administratif Pemerintahan Daerah Lombok Tengah terdiri dari empat kedistrikan, yakni Distrik Praya, Kopang, Mantang dan Distrik Jonggat.
BUPATI L.WIRENTANUS (1946-1959)
Setelah Lalu Srinata, Lombok Tengah kemudian dipimpin oleh Lalu Wirentanus alias Haji Hasyim atau biasa disapa Datu Tuan (1946 – 1959). Pada masa ini dilakukan pembagian wilayah Lombok Tengah dengan Lombok Timur. Persatuaan dan Kesatuan diantara semua elemen masyarakat merupakan salah satu titik berat atau fokus pemerintahan Lalu Wirentanus disamping masalah keamanan.
BUPATI M. SANUSI (1960-1964)
Pemerintahan Lalu Wirentanus dilanjutkan oleh M. Sanusi (1960 -1964) selaku Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Lombok Tengah. Naiknya M. Sanusi sebagai Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Lombok Tengah melalui pemilihan di DPRD yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Selain meneruskan beberapa kebijakan pendahulunya, M. Sanusi juga melakukan berbagai upaya pembangunan agar masyarakat daerah ini lebih sejahtera. Salah satu yang sangat dibutuhkan oleh warga masyarakat pada saat itu adalah air untuk pengairan maka dibangunlah Waduk yang ada di desa Muncan, Kecamatan Kopang. Wilayah Administratif Lombok Tengah pada masa ini tetap empat Distrik, diantaranya, Distrik Praya, Kopang, Mantang dan Jonggat.
BUPATI DRS. H.L. SRI GDE (1964-1979)
Kepemimpinan M. Sanusi berakhir pada tahun 1964 dan dilanjutkan oleh salah satu putra terbaik Lombok Tengah, yaitu Drs. Lalu Sri Gede. Fokus pembangunan pada masa pemerintahan ini adalah memperluas infrastruktur jalan yang ada di kota Praya dan beberapa wilayah lainnya. Maklum, pada saat itu, infrastruktur jalan yang ada di Kota Praya sangat sempit. Pembangunan infrastruktur jalan diimbangi dengan pembangunan perkampungan yang salah satunya adalah Kampung Kauman. Pemerintahan Drs. Lalu Sri Gde berakhir pada tahun 1979.
BUPATI PARWOTO WP (1979-1989)
Setelah Drs. H. Lalu Sri Gde, Pemerintahan dilanjutkan oleh Letkol. C. Parwoto WP untuk periode 1979 - 1989. Untuk pertamakalinya, Lombok Tengah dipimpin oleh seorang TNI. Pada masa Pemerintahan Parwoto WP inilah mulai ada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di Kabupaten Lombok Tengah. Bersamaan dengan itu, perencanaan pembangunan pun dilakukan. Sistem Gogo Rancah yang sangat terkenal itu, mulai diterapkan pada masa pemerintahan ini. Melihat kondisi sebagian besar lahan di Lombok Tengah dalam keadaan kering, maka dibangunlah Waduk atau Bendungan Batujai. Tata ruang kota Praya juga sudah mulai direncanakan. Selain itu, ide pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL) sudah mulai pada masa periode pemerintahan ini.
BUPATI LETKOL PURN H.IRHAM
(1989-1999)
Kepemimpinan Letkol. C. Parwoto WP berakhir tahun 1989 yang dilanjutkan oleh Kol. (Purn) H. Ircham dari kalangan TNI juga. Kol. (Purn.) Ircham memimpin Lombok Tengah untuk periode 1989 – 1999. Disamping melanjutkan kegiatan pembangunan periode bupati sebelumnya, pada masa inilah lahan Bandara Internasional Lombok (BIL) yang ada di Tanak Awu, Kecamatan Pujut dilakukan pembebasan. Sistem Gogo Rancah untuk mengimbangi tanah yang kering di wilayah Selatan tetap diterapkan.
Bupati H.L.SUHAIMI (1999-2004)
Habis masa pemerintahan Kol. (Purn). H. Ircham dilanjutkan oleh Drs. H. Lalu Suhaimi dari kalangan sipil yang diangkat melalui DPRD. Pada masa inilah pemekaran wilayah dilakukan sehingga menjadi 12 kecamatan seperti sekarang ini. Kecamatan yang baru hasil pemekaran pada masa Drs. H. Lalu Suhaimi, diantaranya, Kecamatan Praya Tengah, kecamatan dan Praya Barat Daya. Selain pemekaran wilayah, Drs. H. Lalu Suhaimi juga memindahkan terminal yang ada di Kota Praya ke Renteng, Kecamatan Praya. Hal ini seiring dengan pengembangan usaha perdagangan di Kota Praya. Selain terminal Renteng, Bupati Drs. H. Lalu Suhaimi juga membangun Kompleks Pertokoan Praya dan Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Praya. Drs. H. Lalu Suhaimi menjadi Kepala Daerah Kabupaten Lombok Tengah sampai Tahun 2004.
PERODE H.L.WIRATMAJA - H.L.SUPRAYATNO
Periode Kepemimpinan Lombok Tengah selanjutnya dibawah pasangan H. Lalu Wiratmaja – H. Lalu Suprayatno, S.H., M.BA., M.M. Untuk pertama kalinya pasangan Pemimpin Lombok Tengah ini dipilih secara langsung oleh seluruh rakyat Bumi Tatas Tuhu Trasna. Pada masa kepemimpinan H. Lalu Wiratmaja atau Mamiq Ngoh inilah dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL). Kepemimpinan H. Lalu Wiratmaja – H. Lalu Suprayatno, S.H., M.BA., M.M hanya satu periode yaitu dari tahun 2004 – 2010.
Untuk periode 2010 – 2015, Kabupaten Lombok Tengah dipimpin oleh pasangan H. Moh. Suhaili FT, S.H – Drs. H. Lalu Normal Suzana yang juga dipilih secara langsung. Pasangan Bupati dan Wakil bupati ini dilantik pada tanggal 27 November 2010. Pasangan yang terkenal dengan Jargon Maiq Meres ini ingin mewujudkan tatanan masyarakat Lombok Tengah yang Bersatu : Beriman, Sejahtera dan Bermutu ( BERSATU ). Sedangkan Misinya, diantaranya :
1. Meningkatkan kesadaran hidup beragama dan kerukunan hidup bermasyarakat dengan menghormati keberagaman dan HAM;
2. Meningkatkan kesehatan dan kecerdasan masyarakat serta pengarasutamaan gender;
3. Mendorong kemajuan ekonomi daerah dalam mewujudkan kesejahtraan masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya lokal secara adil dan transparan;
4. Meningkatkan iklim investasi yg lebih kondusif dan menumbuh-kembangkan wirausaha dengan tetap mempertahankan kelestarian alam dan lingkungan hidup;
5. Meningkatkan pelaksanaan tata pemerintahan yg baik (good governance) berbasis keterbukaan dan keadilan;
6. Meningkatkan pelaksanaan otonomi desa berbasis kegotongroyongan dan kesetiakawanan sosial.
BUPATI DRS.H.M.SUHAILI FT - H.L.PATHUL BAHRI, SIP (2017-2021)
Setelah kepemimpinan H.M.Suhaili FT dan Drs. H.L.Normal Suzana berakhir dilanjutkan dengan kepemimpinan H.M.Suhaili-Pathul Bahri SIP. Wajah lama masih menghiasi era kepemimpinan ini dimana H.M.Suhaili FT terpilih kembali menjadi Bupati untuk kedua kalinya namun kali ini berpasangan dengan L.Panggil Bahri sementara H.L.Normal Suzana kembali berkarir di ASN (PNS). Era ini melanjutkan program sebelumnya dan membagi Lombok Tengah menjadi 3 kawasan (zona) pengembangan yakni Zona Utara atau yang dinamai Zona Aik Mneng (Air Jernih) terdiri dari 4 kecamatan, Batukliang Utara, Batukliang, Pringgarata, Kopang. Zona ini dikatakan Aik Mneng sesuai filosofi wilayahnya atau karakteristik kawasan yakni wilayah yang memiliki produksi air yang melimpah sehingga cocok untuk pertanian dan perkebunan.
Zona Tengah (Tunjung Tilah) yang terdiri dari 4 kecamatan yakni Jonggat, Janapria, Praya dan Praya Tengah adalah kawasan industri dan perdagangan serta pusat pemerintahan. Zona Selatan terdiri dari Praya Timur, Praya Barat, Praya Barat Daya merupakan kawasan pariwisata dan perikanan. Kawasan ini memiliki panjang pantai dari ujung timur hingga ujung barat perbatasan dengan Lombok Barat sekitar 87 kilometer lebih.
Titik tekan dari Paket Suhaili Panggul adalah pariwisata dengan berhasil menyulap kawasan ini menjadi kawasan pariwisata terpadu yang telah ditetapkan menjadi Kawasan KEK Mandalika oleh Presiden SBY dimana ITDC sebuah perusahaan plat merah dipercaya mengelola KEK Mandalika itu. Keberhasilan yang paling spektakuler adalah berhasil membujuk Dorna Perusahaan asal Prancis yang selama ini mengurusi penyelenggaraan Moto GP untuk membangun sirkuit di KEK Mandalika. Lth01
Via
Berita NTB
ASS..WR.WB.SAYA pak resky TKI BRUNAY DARUSALAM INGIN BERTERIMA KASIH BANYAK KEPADA EYANG WORO MANGGOLO,YANG SUDAH MEMBANTU ORANG TUA SAYA KARNA SELAMA INI ORANG TUA SAYA SEDANG TERLILIT HUTANG YANG BANYAK,BERKAT BANTUAN EYANG SEKARAN ORANG TUA SAYA SUDAH BISA MELUNASI SEMUA HUTAN2NYA,DAN SAWAH YANG DULUNYA SEMPAT DI GADAIKAN SEKARAN ALHAMDULILLAH SUDAH BISA DI TEBUS KEMBALI,ITU SEMUA ATAS BANTUAN EYANG WORO MANGGOLO MEMBERIKAN ANGKA RITUALNYA KEPADA KAMI DAN TIDAK DI SANGKA SANGKA TERNYATA BERHASIL,BAGI ANDA YANG INGIN DIBANTU SAMA SEPERTI KAMI SILAHKAN HUBUNGI NO HP EYANG WORO MANGGOLO (082-391-772-208) JANGAN ANDA RAGU ANGKA RITUAL EYANG WORO MANGGOLO SELALU TEPAT DAN TERBUKTI INI BUKAN REKAYASA SAYA SUDAH MEMBUKTIKAN NYA TERIMAH KASIH
BalasHapusNO HP EYANG WORO MANGGOLO (082-391-772-208)
BUTUH ANGKA GHOIB HASIL RTUAL EYANG WORO MANGGOLO
DIJAMIN TIDAK MENGECEWAKAN ANDA APAPUN ANDA MINTA INSYA ALLAH PASTI DIKABULKAN BERGAUNLAH SECEPATNYA BERSAMA KAMI JANGAN SAMPAI ANDA MENYESAL