Berita NTB
Kesehatan
Ini Kronologis Kaburnya Pasien Positif Corona Asal Penujak
Lombok Tengah, SN - Divonis terjangkit virus Corona memang menyakitkan. Tidak hanya sakit secara fisik akan tetapi juga sakit secara mental atau fisikis.
Masyarakat kampung tersebut kemudian bersikap tak bersahabat kepada mereka. Ogah ketemu, terkucil dan putus tali silaturahminya sehingga tak heran kalau L.Sdn warga Karang Puntik Desa Penujak putus asa.
Batinnya menjerit, badannya sakit akibat sangsi sosial yang diberikan oleh masyarakat di kampungnya apalagi dirinya dinyatakan positif Covid 19.
Sejak dijemput dari rumah oleh Ambulans, masyarakat langsung mengucilnya, teman sahabat bahkan keluarganya sendiri takut bertemu dia lagi.
Oleh karena itu agar masyarakat tidak takut lagi kepadanya dan juga tak tahan dalam perawatan yang cukup lama selama 2 Minggu lebih, maka terlintas pikirannya untuk kabur.
Maka selasa malam sekitar pukul 19.00 wita LS pun kabur setelah melompat melalui jendela ruang perawatan. Waktu itu tidak ada penjagaan karena petugas sedang berbuka puasa.
Usai kabur melalui jendela, LS kemudian naik ojek didepan Rumah Sakit. Dia kabur ke arah timur menuju pertigaan Pengakap Kelurahan Jontlak, lalu ke kanan arah Biao. Sampai di Biao diapun kabur arah timur menuju Batunyala Praya Tengah lalu belok kanan menuju Kawi dan lurus ke Pertigaan Sengkol Pujut. Kemudian dia ke Barat menuju Penujak. Namun konon dia tidak berani langsung ke rumahnya melainkan berbunyi di tengah sawah. "Mungkin tidurnya di Das Sawah" kata Bupati Lombok Tengah H.Suhaili saat pelepasan warga eks karantina di Kantor Bupati lama Ra Rabu 29/4.
Bupati berharap tidak ada lagi pasien yang kabur sebab akan merugikan orang lain.
Sementara itu pihak Petugas kesehatan rumah sakit umum daerah Praya kaget setelah selesai berbuka menemukan tempat tidur rawat inap LS kosong. Awalnya petugas mengira pasien sedang keluar beli makanan, namun setelah ditunggu tak kunjung datang. Petugas curiga pasien kabur apalagi melihat jendela ruang inap terbuka.
Petugas kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak manajemen. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Praya kemudian membentuk Tim untuk memburu pasien tersebut ke rumahnya namun tak ditemukan. Keesokan harinya tim dibantu aparat keamanan dan pihak desa langsung melakukan pencarian dan didapatkan kabar kalau yang bersangkutan berada ditengah sawah sedang istirahat.
Petugas medis kemudian mendatangi lokasi yang diceritakan warga dan benar adanya pasien itu sedang istirahat di sebuah Das atau gubuk. Pasien kemudian menyerahkan diri untuk dibawa kembali ke rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah H.Omdah mengatakan saat ini tim sedang melakukan traking perjalanan pasien selama kabur. "Sedang kita cari, siapa tukang ojek itu, dan pernah bertemu siapa saja, semua sedang kita traking" kata Omdah.
L.Sahdan karang puntik. Kabur jam 08.00 wita. Ditemukan pada pagi harinya. Sedang di traking oleh dikes bertemu dengan siapa.
Habis buka puasa, yang jaga puasa, mari masing masing ambil bagian untuk mencegah. Aerotel sudah siap 24 kamar. Wartawan sadarkan masyarakat. Kami akan mulai tegas bagi yang masih jumatan. Kami sudah surati.
Masyarakat kampung tersebut kemudian bersikap tak bersahabat kepada mereka. Ogah ketemu, terkucil dan putus tali silaturahminya sehingga tak heran kalau L.Sdn warga Karang Puntik Desa Penujak putus asa.
Petugas menjemput pasien yang kabur |
Batinnya menjerit, badannya sakit akibat sangsi sosial yang diberikan oleh masyarakat di kampungnya apalagi dirinya dinyatakan positif Covid 19.
Sejak dijemput dari rumah oleh Ambulans, masyarakat langsung mengucilnya, teman sahabat bahkan keluarganya sendiri takut bertemu dia lagi.
Oleh karena itu agar masyarakat tidak takut lagi kepadanya dan juga tak tahan dalam perawatan yang cukup lama selama 2 Minggu lebih, maka terlintas pikirannya untuk kabur.
Maka selasa malam sekitar pukul 19.00 wita LS pun kabur setelah melompat melalui jendela ruang perawatan. Waktu itu tidak ada penjagaan karena petugas sedang berbuka puasa.
Usai kabur melalui jendela, LS kemudian naik ojek didepan Rumah Sakit. Dia kabur ke arah timur menuju pertigaan Pengakap Kelurahan Jontlak, lalu ke kanan arah Biao. Sampai di Biao diapun kabur arah timur menuju Batunyala Praya Tengah lalu belok kanan menuju Kawi dan lurus ke Pertigaan Sengkol Pujut. Kemudian dia ke Barat menuju Penujak. Namun konon dia tidak berani langsung ke rumahnya melainkan berbunyi di tengah sawah. "Mungkin tidurnya di Das Sawah" kata Bupati Lombok Tengah H.Suhaili saat pelepasan warga eks karantina di Kantor Bupati lama Ra Rabu 29/4.
Bupati berharap tidak ada lagi pasien yang kabur sebab akan merugikan orang lain.
Sementara itu pihak Petugas kesehatan rumah sakit umum daerah Praya kaget setelah selesai berbuka menemukan tempat tidur rawat inap LS kosong. Awalnya petugas mengira pasien sedang keluar beli makanan, namun setelah ditunggu tak kunjung datang. Petugas curiga pasien kabur apalagi melihat jendela ruang inap terbuka.
Petugas kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak manajemen. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Praya kemudian membentuk Tim untuk memburu pasien tersebut ke rumahnya namun tak ditemukan. Keesokan harinya tim dibantu aparat keamanan dan pihak desa langsung melakukan pencarian dan didapatkan kabar kalau yang bersangkutan berada ditengah sawah sedang istirahat.
Petugas medis kemudian mendatangi lokasi yang diceritakan warga dan benar adanya pasien itu sedang istirahat di sebuah Das atau gubuk. Pasien kemudian menyerahkan diri untuk dibawa kembali ke rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah H.Omdah mengatakan saat ini tim sedang melakukan traking perjalanan pasien selama kabur. "Sedang kita cari, siapa tukang ojek itu, dan pernah bertemu siapa saja, semua sedang kita traking" kata Omdah.
L.Sahdan karang puntik. Kabur jam 08.00 wita. Ditemukan pada pagi harinya. Sedang di traking oleh dikes bertemu dengan siapa.
Habis buka puasa, yang jaga puasa, mari masing masing ambil bagian untuk mencegah. Aerotel sudah siap 24 kamar. Wartawan sadarkan masyarakat. Kami akan mulai tegas bagi yang masih jumatan. Kami sudah surati.
Via
Berita NTB
Posting Komentar