Berita NTB
Sosial Ekonomi
Corona, Pengusaha Ketak Gulung Tikar, Rugi Hingga Ratusan Juta
Lombok Tengah, SN - Virus Covid 19 tidak hanya telah memporak-porandakan sendi kehidupan masyarakat tetapi juga telah mengubur perekonomian masyarakat. Salah satunya adalah pengusaha Ketak dan pengusaha kerajinan tangan lainnya.
H.M.Anwar misalnya, pengepul kerajinan Ketak asal Desa Pendem Kecamatan Janapria tersebut mengaku sudah 5 bulan tidak mengirim barang ke Bali lantaran tidak ada permintaan dari buyer. "Sejak Covid 19 ini muncul, permintaan barang menjadi tertunda akibatnya saya harus merugi hingga setengah milyar rupiah" kata Anwar di rumahnya kemarin.
Dia mengaku sudah membeli barang dari para pengerajinnya sementara permintaan tidak ada, akibatnya barang barang berbagai jenis menjadi menumpuk dirumah. "Biasanya setiap seminggu sekali saya kirim barang ke Bali satu Truk namun sekarang tidak ada lagi" jelasnya.
Tidak hanya dirinya yang rugi, para pengerajin Ketaknya juga mengalami kesulitan untuk membiayai hidupnya sebab mata pencaharian satu satunya di kerajinan Ketak itu saja. "Sekarang para pengerajin saya nganggur tidak ada kerjaan" jelasnya.
Kerajinan Ketak milik Anwar tidak hanya telah merubah hidupnya menjadi pengusaha besar namun juga telah mampu menghidupi ratusan pengerajin. Omzet penjualan setiap bulannya mencapai 200 juta rupiah. "Sekarang saya sementara kembali ke sawah, untuk melanjutkan hidup bersama keluarga" jelasnya
Dia berharap agar Covid 19 ini segera berakhir sehingga usahanya bisa berjalan seperti biasa lagi. Lth01
H.M.Anwar misalnya, pengepul kerajinan Ketak asal Desa Pendem Kecamatan Janapria tersebut mengaku sudah 5 bulan tidak mengirim barang ke Bali lantaran tidak ada permintaan dari buyer. "Sejak Covid 19 ini muncul, permintaan barang menjadi tertunda akibatnya saya harus merugi hingga setengah milyar rupiah" kata Anwar di rumahnya kemarin.
Dia mengaku sudah membeli barang dari para pengerajinnya sementara permintaan tidak ada, akibatnya barang barang berbagai jenis menjadi menumpuk dirumah. "Biasanya setiap seminggu sekali saya kirim barang ke Bali satu Truk namun sekarang tidak ada lagi" jelasnya.
Tidak hanya dirinya yang rugi, para pengerajin Ketaknya juga mengalami kesulitan untuk membiayai hidupnya sebab mata pencaharian satu satunya di kerajinan Ketak itu saja. "Sekarang para pengerajin saya nganggur tidak ada kerjaan" jelasnya.
Kerajinan Ketak milik Anwar tidak hanya telah merubah hidupnya menjadi pengusaha besar namun juga telah mampu menghidupi ratusan pengerajin. Omzet penjualan setiap bulannya mencapai 200 juta rupiah. "Sekarang saya sementara kembali ke sawah, untuk melanjutkan hidup bersama keluarga" jelasnya
Dia berharap agar Covid 19 ini segera berakhir sehingga usahanya bisa berjalan seperti biasa lagi. Lth01
Via
Berita NTB
Posting Komentar