Kadis Pendidikan Buka Pembekalan Fasda Pembelajaran
Lombok Tengah, SN - Sebanyak 20 orang Fasilitator Daerah (Fasda) Pembelajaran dari berbagai unsur seperti Kepala Sekolah, Pengawas, Guru dan Dosen Unram dan Undikma di Kabupaten Lombok Tengah mendapatkan pembekalan dari INOVASI berkerjasama dengan Pemda Lombok Tengah dan Universitas Mataram.
Pembekalan Fasda Pembelajaran dibuka Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Kabupaten Lombok Tengah H.L.Nazili di Wisma Quin Praya Rabu 17 Maret 2021.
Menurutnya pemerintah daerah sendiri telah memiliki road map pendidikan yang jadi acuan pemerintah daerah dalam melaksanakan program kegiatan pembelajaran disekolah. Kegiatan pembekalan ini adalah salah satu upaya penyegaran ataupun pemanasan dilakukan sebelum kegiatan dimulai disekolah sasaran. Untuk itu diharapkan kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan serius. "Ini sangat penting, harus diseriusi dan tekuni apa yang diperoleh dalam pembekalan ini agar bisa diimplementasikan ke sekolah sekolah tempat mengajar ataupun sekolah lain" kata Nazili.
Sebaliknya kata Nazili peta jalan pendidikan yang sudah dibuat oleh Pemda Loteng itu tidak akan bisa berjalan sesuai harapan manakala tidak didukung oleh seluruh komponen pendidikan dan juga masyarakat. "apapun roadmap kita kalau tak didukung oleh bapak ibu guru maka tak bisa jalan" ujarnya.
Saat ini pemerintah daerah tengah fokus kepada efisiensi anggaran akibat dari refokusing itu sendiri. Refokusing anggaran itu berdampak pada program peningkatan kapasitas dan kualitas sarana pendidikan sehingga banyak hal yang belum bisa dilakukan. Dana DAK untuk perbaikan fisik sekolah yang seharusnya satu tahun itu harus tuntas namun karena terbatas sehingga dananya terbagi bagi untuk kegiatan lainnya dan juga Sekolah lainnya juga.
Selama ini APBD Kabupaten Lombok Tengah belum mampu memberikan konstruksi bagi sekolah, sekarang lebih banyak bergantung dari dana DAK. "Makan, minum, BBM, terpangkas, untung ada TTP sehingga bisa mengobati kegalauan" ungkapnya.
Dalam waktu dekat ini kata Nazili ada kegiatan ujian untuk itu, penyusunan kisi kisi harus disesuaikan dengan kondisi, tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Ini jadi dilema. Nazili Berharap dari guru Fasda ini sebagai penggerak bagi guru yang lain. Sehingga disekolah sekolah yang masih kurang literasi dan numerasinya bisa dicarikan solusi.
"Paling tidak dengan kegiatan ini pendidikan kita di Lombok Tengah bisa lebih maju dan dapat mengejar daerah daerah lainnya" ungkapnya.
Sementara itu Manager Program Hamdian mengatkan output dari kegiatan ini adalah menambah wawasan pengetahuan dan keterampian dari para guru. Fasda akan belajar bagaimana melatih dan dilatih materi dan target outputnya.
Dengan adanya Pembekalan ini diharapkan akan terbangun sinergitas antar Fasda dan suasana tim dengan sesama fasda.
Latar belakangnya menurut Hamdian adalah Fasda lebih siap sebelum pada tahap implementasi program ke sekolah sekolah sasaran. Kegiatan ini cukup strategis dalam capaian kegiatan. Kegiatan ini lebih difokuskan kepada literasi dan numerasi yang inklusif.
"Yang membedakan nanti adalah bukan umur siswa atau kelas namun tergantung kemampuan literatur dan numerasi. Untuk itulah perlu disiapkan sumberdayanya terlebih dahulu" urainya.
Dipembelajaran ini kata Hamdian, akan disesuaikan berdasarkan kemampuan siswa. Dalam hal ini siswa dan guru tidak terbebani. Dua jam pertama untuk kegiatan pembelajaran literasi dan numerasi setelah itu kembali ke kelas masing-masing dan belajar seperti biasa. Justru akan membatu guru dalam mencapai target.
"Soal jadwal evaluasi hasil, belum ditentukan atau sepakati berapa durasi waktu sejak start dimulai tetapi kita bisa dilakukan evaluasi dalam dua tiga Minggu, nanti akan dilihat perkembangan anak itu sendiri" ujarnya.
Menurut rencana ada dua tahap yakni tahap ujicoba dan Tahap implementasi. Untuk tahap implementasi ada 3 sekolah namun sebelum itu akan uji coba di 6 sekolah di desa Karang Sidemen. " Enam sekolah yang kita ujicoba kan itu antara lain 5 SD dan 1 MI. Sementara tahap implementasi ada di 33 sekolah di 5 Desa yakni Desa Setiling, Desa Selebung, Desa Kuta dan Desa Darek" jelasnya.
Lalu siapa yang menentukan sekolah sasaran ?, Hamdian mengaku dipilih berdasarkan kesepakatan dengan dinas, alasannya siswa yang mengalami tantangan terberat didesa itu dan secara ekonomi masih dibawah garis kemiskinan serta orang tuanya buruh migran dan terpencil.
Nantinya seluruh siswa disekolah itu akan disasar. Selanjutnya guru akan dilihat bagaimana mengelompok siswa itu sesuai dengen level siswa itu sendiri.
Posting Komentar