Dirjen GTK Kemendikbud Nilai Kolaborasi Pemda Loteng, INOVASI dan Universitas Luar Biasa
Lombok Tengah, SN - Kolaborasi Pemda Kabupaten Lombok Tengah dengan INOVASI dan Perguruan Tinggi dibidang pendidikan dinilai Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI sangat baik oleh karena itu kolaborasi yang sudah dijalankan ini lebih ditingkatkan lagi.
"Ada hal yang luar biasa di Lombok Tengah ini, saya melihat Sinergisitas antara pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dengan Kampus dan INOVASI dan bapak ibu guru dan Kepala Sekolah sudah luar biasa dan berpihak kepada murid, jadi semua berbicara soal murid dimana ada pemilahan level bagi murid artinya ada pengelompokan sesuai dengan kemampuan literasi dan numerasi murid itu sendiri, jadi ini sangat baik, ini esensi dari merdeka belajar" kata Dirjen GTK Kemendikbud RI Dr. Iwan Syahril, Ph.D saat meninjau proses belajar mengajar di SDN 1 Darek Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah, NTB Kamis 7/10.
Dirjen GTK Kemendikbud tengah menyaksikan proses belajar mengajar di SDN 1 Darek
Bagi Iwan, Merdeka belajar itu esensinya adalah bagaimana seluruh pemangku kepentingan mulai dari pemangku kebijakan sampai pada guru guru dikelas itu fokus kepada tujuan pendidikan bagi belajar mengajar anak anak didik. Jadi itu sebenarnya yang dimaksudkan dengan merdeka belajar seperti yang diajarkan oleh bapak pendidikan Indonesia Kihajar Dewantara."Bapak Kihajar Dewantara dari dahulu mengajarkan kita bagaimana pendidikan itu berpusat kepada murid sesuai semangat Ingarso singtulodo, Ingmadyo Mangunkarso dan Tuttwuri Handayani" ungkapnya.
Dia menjelaskan arti dari Ingarso Singtulodo dan Ingarso Madiyo Mangunkarso adalah seorang guru harus mampu menjadi orang yang ditauladani oleh murid dan semua pihak, seorang guru itu harus mampu menjadi inovator, kreator dan penyemangat dan memberikan harapan bagi murid bukan sebaliknya melemahkan semangat murid untuk belajar menuntut ilmu sedangkan Tutwuri Handayani terjemahan nya adalah mendorong dari belakang namun arti filosofi nya adalah bagimana anak anak didik menjadi anak anak yang mandiri atau manusia manusia yang merdeka.
"Nah, saya lihat hal itu ada di Lombok Tengah, saya lihat ada assessment untuk mengukur secara continue dari hari ke hari, Minggu ke Minggu terus menerus apakah kemampuan murid sudah bisa berjalan dengan baik atau tidak dan Alhamdulillah tadi siswa kelas, 2, 3 dan 4 digabung jadi satu dalam proses belajar mengajar dan ternyata luar biasa ada dampak positif dari cara kerja seperti ini, hal yang tidak mungkin sebenarnya dilakukan namun ternyata bisa" jelasnya
Dirjen mengapresiasi sistem pendidikan yang diterapkan oleh guru guru di Kabupaten Lombok Tengah khususnya SD. Siswa siswa merasa termotivasi untuk belajar dan mengembangkan diri. Jadi kata Iwan, tidak saja bicara soal teknik belajar numerasi dan literasi yang luar biasa ini akan tetapi tentang kolaborasi, ini adalah bentuk gotong royong dari semua kepentingan. "Ini adalah contoh yang patut ditiru atau diteladani oleh guru guru yang lain" jelasnya.
Kepala Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Dinas Pendidikan Kecamatan Praya Barat Daya L.Junaidi mengatakan tekni belajar dan mengajar numerasi dan literasi yang dikembangkan oleh INOVASI bekerja sama dengan Pemda Loteng dan sekolah sangat positif, hal itu terlihat dari hasil atau input yang dihasilkan. Contohnya pada anak anaknya sendiri dimana awalnya kurang responsif dan daya tangkap otaknya lemah kini dengan teknik itu anaknya mudah mengerti apa yang diajarkan. "Ini adalah salah satu contoh dimana pola pembelajaran literasi dan numerasi yang dikembangkan oleh pemda dan INOVASI sangat baik dan cepat dimengerti oleh anak anak kita" ujarnya.
Usai mengunjungi SDN 1 Darek Desa Darek Kecamatan Praya Barat Daya, Dirjen selanjutnya mengunjungi SDN 1 Batu Beduk Desa Batujai Kecamatan Praya Barat. Ditempat ini Dirjen berdiskusi dengan guru guru terkait dengan sistem pendidikan yang dikembangkan oleh Pemda Loteng dan INOVASI.
Dirjen berharap agar teknik ataupun sistim belajar numerasi dan literasi yang dikembangkan ini untuk terus ditingkatkan lagi.
Posting Komentar