KKM dan INOVASI Gelar Pelatihan SAC, Peserta Terkesan
Lombok Tengah, SN - Kementerian Agama Kabupaten Lombok Tengah bersama INOVASI menggelar kegiatan Pelatihan Program Semua Anak Cerdas (SAC) di MI Jamiatul Islamiyah NW Teratak Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi NTB Kamis 21/7,2022.
Pelatihan dibuka Kepala Kementerian Agama Kabupaten Lombok Tengah H.Zamroni Azis.
Kamenag berpesan kepada peserta pelatihan SAC untuk serius mengikuti kegiatan ini sebab menurutnya kegiatan ini sangat penting dan besar manfaatnya dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas guru dan murid. "Saya minta agar diikuti dengan sungguh sungguh, ini sangat penting" katanya.
Sebanyak 102 peserta dari 17 Madrasah di Kecamatan Batukliang Utara. Sementara ada 3 sekolah pengimbasan namun tak diikutkan karena sudah lebih dahulu mendapatkan pelatihan. Peserta yang hadir terdiri dari Guru kelas atas dan kelas bawah.
Penanggungjawab Kegiatan Munawir mengatakan kegiatan pelatihan SAC ini merupakan kegiatan perdana dai Kelompok Kerja Madrasah (KKM) yang ada di Kecamatan Batukliang Utara. Kegiatan itu digelar secara swadaya dari KKM dan Pengawas. Kegiatan dilaksanakan selama 2 hari yakni Rabu - Kamis 20-21 Juli 2022.
Menurut Kepala MIN 3 Lombok Tengah itu kegiatan ini dilatarbelakangi Latar belakangi oleh ada kurikulum baru merdeka belajar. Bagi dia pelatihan ini harus dilakukan sebab jika kalau tak dilakukan maka akan tertinggal. "Pelatihan ini sangat penting diikuti dalam rangka bagaimana guru mampu mengidentifikasi siswa lemah literasi dan numerasinya serta anak anak berkebutuhan khusus. "Peserta sangat antusias sekali. Banyak hal baru yang sebelumnya tidak ditemukan dalam proses pembelajaran namun sekarang setelah ada pelatihan mereka (guru) menemukan metode baru dalam proses belajar mengajar yang lebih efektif dan solutif. Ini pengalaman baru, model pembelajaran yang menarik sekali" ujarnya.
Pelaksanaan kegiatan pelatihan dibagi dalam 4 rombongan belajar. Masing-masing rombel terdiri dari guru kelas atas dan kelas bawah. Para peserta terlihat antusias mendengarkan pemaparan pemateri.
Hajar misalnya, Guru Kelas 4 MI Ranggalawe mengaku menemukan sesuatu yang unik dan baru dalam pelatihan itu yang belum pernah diberikan selama ini. Pelatihan SAC lebih sepesifik, guru bisa melihat kemampuan anak dari tingkatan anak yang berbeda beda. Titik tekannya adalah pendidikan karakter bagaimana anak bisa membaca dalam 50 hari. "Ditempat kami ada yang sampai kelas 4 belum bisa baca, tapi sekarang bisa namun prosesnya melelahkan, dengan pelatihan ini kita yakin akan bisa mengatasi anak anak yang lemah literasi dan numerasi serta menangani ABK itu.
Harapan Hajar agar kegiatan ini sebaiknya dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan, karena masing masing Madrasah masih membutuhkan pelatihan ini. Peserta yang sudah dilatih agar bisa berbagi pengalaman kepada guru yang lain.
Lain halnya dengan Rosika Armianti Maharani guru MI di Parahilla NW. Menurutnya ada plus minusnya. Apa yang diperoleh dari pelatihan itu akan lebih mudah mengelompokkan anak anak sesuai levelnya. Untuk modul literasi sudah sesuai tinggal bagaimana tindak lanjut, namun ada yang kurang pada bagian numerasi, yakni penilaian soal bilangan per digit, namun bagaimana soal pelajaran Matematika. Pelajaran matematika lebih komplek seperti pecahan dari segi pengelompokan anak anak ini. "Saran saya pengelompokan tidak hanya bilangan digit saja namun harus sesuai dengan judul materi" ujarnya.
Harapan Riska, setelah implementasi dimulai diberharap ada waktu untuk implementasi dan evaluasi apakah program ini bisa tercapai serta keberlangsungan Kegiatan pasca pelatihan.
Ahyar Rosidi mengaku banyak sekali hal baru yang diperoleh. Kegiatan ini sangat ditunggu tunggu oleh guru terlebih lagi dalam satu KKM. "Kita akan mengembangkan disekolah masing-masing. Tumben libatkan banyak guru, dulu satu dua orang dan itu itu saja. Sangat mengena dengan apa yang diharapkan" tambahnya.
Bagi Ahyar Ada yang unik dari pelatihan itu dimana lebih dekat membangun kepercayaan dan lebih menyentuh hati siswa, pengelompokan sesuai level level kemampuan dan tidak ditentukan sesuai dengan umur.
"Kita berharap ada tindak lanjut dari pihak kementerian agar pelatihan diadakan terutama
Guru honorer untuk diperhatikan pelatihannya dan setelah implementasi kita butuh evaluasi untuk mengetahui kelamahannya" pintanya.
Sedangkan Raihul Imtihan dari MI Babussalam mengatakan sangat antusias dan tertarik dengan model pembelajaran yang diajarkan dalam pelatihan itu. Model pembelajaran itu bersifat kekeluargaan dan humanis. Anak anak lebih disentuh hatinya dan tidak ada ketegangan didiri siswa. "Ternyata kami menemukan metode pengajaran yang sangat baik di pelatihan ini, anak anak diajak gembira diawal pelajaran sehingga mereka tidak tegang dan fresh, kami pun berharap agar kegiatan ini tidak sekali saja namun berkelanjutan" tutupnya.
Posting Komentar