Lendek Jayadi ; Review RIPARDA Untuk Kemajuan Pariwisata Lombok Tengah
Lombok Tengah, SN - Majunya Pariwisata di suatu daerah tergantung dengan perencanaan strategis yang baik. Karena itu dokumen perencanaan kepariwisataan dalam RIPARDA harus disusun sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi yang berkembang saat itu. Oleh karenanya evaluasi ataupun review terhadap Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah harus tetap dilakukan.
"Review dokumen perencanaan kepariwisataan kita yang sudah disusun tahun 2014. Dinamika kepariwisataan dinamis sehingga perlu diupdate kembali, hal itu sesuai dengan harapan BPK bahwa setelah audit kenirje adalah review RIPARDA dan harus dilakukan pada tahun ini. Sehingga berbagai upaya kita lakukan untuk bisa menindaklanjuti saran BPK" kata Lendek Jayadi Kadis Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah saat membuka acara Rapat Review RIPARDA Kabupaten Lombok Tengah di Kampus Poltekpar Senin 12/12/22.
Dia berharap RIPARDA dapat jadi rujukan semua pihak untuk pengembangan kepariwisataan di Lombok Tengah karena itu Review ini sangat strategis tidak hanya isinya tetapi juga peran fungsi semua pihak itu sehingga membutuhkan orkestrasi dari data data itu sehingga eksestingnya nanti akan memberikan kepastian perencanaan kedepan terutama desa wisata. " yang menjadi hajat perencanaan strategis kita adalah sudah menjadi dokimen perencanaan. Itu harus dijawab bagaimana menyusun dokumen perencanaan kedepannya. Intinya adalah dokumen ini menjadi hajat kita semua sebab pariwisata sudah menjadi unggulan didaerah kita. Siapapun yang akan melakukan pengembangan didaerah ini harus menjadi pijakan mereka" ujarnya.
Dalam Diskusi yang dipandu Kabid Pengembangan Destinasi L.Agus Mawardi itu, muncul berbagai masukan dari peserta.
Kepala Dinas DPMD yang ikut dalam kegiatan Review tersebut mengatakan Lombok Tengah perlu perbanyak even internasional seperti paralayang, voli pantai dan event budaya. Disamping itu perbanyak paket wisata berbasis wilayah.
Farid GM Geopark Rinjani menambahkan
Merasa perlu ada pertimbangkan potensi sebagian besar pengembangan pariwisata di Kabupaten Lombok Tengah masuk dalam geopak Rinjani namun beberapa potensi pariwisata tidak populer. Salah satunya adalah Jalur pendakian Aik Brik.
Menurut Farid Dibandingkan dengan tiga jalur pendakian lainnya, Aik Brik belum terdengar secara masif sebagai jalur pendakian, padahal jalur ini merupakan jalur pendakian paling tua dan tradisional. Jalur ini sebenarnya bisa dijual cukup tinggi sebab keaslian dan keragaman budayanya. "Jalur pendakian tidak masuk dalam peta pendakian adalah Aik Brik, harapan kita kedepannya kita bisa kolaborasi" ungkapnya.
Ketua Mandalika Asosiasi Hotel Syamsul Bahri menilai yang jadi kendala selama ini adalah kurangnya Hotel bintang tiga yang jumlah kamar banyak. Padahal jika dilihat tingkat kunjungan wisatawan menggunakan Bis datang ke Mandalika cukup tinggi namun Lombok Tengah hanya dapat sampahnya saja. "Kita hanya dapat sampahnya saja mereka tidak berbelanja di Lombok Tengah" ujarnya.
Rata rata budget permalam Rp.600 ribu ke bawah sedikit sementara, yang ada hotel bintang lima di atas Rp.900 ribu, untuk itu perlu didorong untuk investasi. "Hiburan juga kurang meskipun kita masuk wisata halal. Dewan dewan tidak berkegiatan di Kabupaten Lombok Tengah. Banyak hotel bintang tiga. Silahkan tinggal memilih namun pilih ke Mataram" tegasnya.
" Kalau soal budgeting kita mengacu pada event kalender. Ini jadi dasar kami promosi di hotel. Kami bantu promosi secara tidak langsung dari Lombok Tengah" tambahnya.
Pemda harus bangun komunikasi yang kuat dengan agen agen di Lombok Tengah dan luar Lombok Tengah untuk mendorong paketnya ke Lombok Tengah.
Soal Transportasi online semua didestinasi juga bila perlu ada Bus yang terintegrasi dari obyek yang satu dengan yang lain. Transportasi dari Bandara ke Mandalika tidak ada hanya travel saja. "Saya melihat jug Kurang komunikasi dan koordinasi dengan ITDC sebab sangat sulit baik izin maupun dokumen lainnya untuk menggelar event" ungkapnya.
GM ITDC Pariwijaya mengatakan RIPARDA perlu dilakukan penguatan terhadap kajian masal artinya trend yang sudah ada itu apa, pangsa pasarnya seberapa persen wisatawan datang baik yang domestik maupun regional. Kedua Kajian potensi daya tarik apakah sudah kuat, perlu diperbaiki atau sudah berkembang agar membumi dan jadi Motor penggerark dan menjadi andala Lombok Tengah. Ketiga
Menambah infrastruktur, tentu kajian inprastruktur ini perlu dikaji apakah sudah didukung transportasi yang kuat. Kajian budaya, serta kajian lingkungan. RIPARDA ini sama halnya dengan membangun masterplan KEK, lima kajian ini kami pakai. Secara kelembagaan juga harus diperkuat artinya agar tidak tumpang tindih oleh SKPD untuk menjadi Motor penggerak atau kita bersama sama" paparnya.
Diakhir penutupan, Lendek Jayadi berharap semua masukkan itu akan menjadi masukan yang sangat baik dalam penyempurnaan RIPARDA itu, untuk itu Lendek meminta agar dibentuk Tim. Lth01
Posting Komentar