Berita NTB.
Manusia Stunting Terus Jadi Incaran Pemerintah
Mataram, SN - Siapakah yang paling dicari oleh pemerintah pusat hingga daerah, maka jawabannya adalah manusia Stunting alias manusia kerdil. Mereka dicari hingga ke pelosok desa. Jika menemukan maka pemerintah daerah hingga pusat langsung ditangani secara serius.
Pemerintah Provinsi NTB sendiri menjadikan kasus Stunting sebagai kasus luar biasa yang harus ditangani secepat sejak dini sebab jika tidak maka pertumbuhan tubuh dan otaknya menjadi terganggu. Saat ini pemerintah provinsi melakukan intervensi tinggi terhadap kasus Stunting di NTB.
Wakil Gubernur NTB Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd memimpin Rapat Persiapan Pendampingan Intervensi Stunting Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi NTB di Gedung Graha Bhakti Praja, pada Selasa (11/04).
Dalam kesempatan itu Ummi Rohmi meminta agar NTB terus konsisten dengan apa yang telah di lakukan selama dalam meningkatkan kualitas posyandu keluarga. Intervensi dengan tepat sehingga angka stunting benar-benar signifikan turunnya dan tepat sasaran untuk mencapai target 14% tahun 2024.
Angka stunting di NTB berdasarkan Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) terus mengalami penurunan, tahun 2019 hasilnya 25,5% input baru 70,5% kemudian 2020 23,3% untuk inputnya 82,7%. Mulai 2021 setelah 100% posyandu keluarga terbentuk di NTB inputnya sudah 98,54% dan hasilnya 19,2%. Tahun 2022 menjadi 16,8% dan 2023 report terakhir pada Februari 2023 dengan input 97,87% hasilnya 14,76%.
"Kita harus terus pastikan seluruh balita, ibu hamil, remaja agar terintervensi dengan baik dan benar sehingga angka real yang kita laporkan itu memang betul angka stunting. Bahwa memang benar kondisi balita kita seperti itu, fokus dengan itu maka insyaallah yang kita inginkan untuk mewujudkan anak-anak sehat akan terwujud," jelas Ummi Rohmi
Dengan E-PPGBM bisa dilihat bagaimana begitu complicated nya kasus stunting ini. Tidak terlepas dari kondisi lingkungan, tidak buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengolahan air minum, makan minum rumah tangganya baik pengolahan sampah rumah tangga, limbah cair rumah tangga, kalau semua sudah baik intervensi spesifik gizi akan sangat efektif menurunkan angka stunting sehingga ini harus menjadi evaluasi bersama. Kepada ibu hamil juga diharapkan agar melakukan USG di puskesmas terdekat yang sudah menyediakan alat untuk USG. Kepada remaja ataupun calon ibu yang anemia juga diharapkan rajin minum vitamin penambah darah.
Wagub NTB juga mengajak kepada seluruh kabupaten kota untuk ikut bergotong royong dalam gerakan bakti stunting yang menyumbang telur seikhlasnya untuk kemudian disumbangkan kepada anak-anak stunting.
Ketua TP.PKK NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati, SE. M.Sc juga menyampaikan peran yang sudah coba dilakukan oleh TP PKK provinsi untuk ikut membantu program pemerintah dalam hal ini pencegahan dan penanganan.
Sebagai contoh yang sudah dilakukan di Desa Senaru Kabupaten Lombok Utara, dimana sasaran dalam satu desa tersebut terdapat 34 anak stunting. Dengan terus intens memberikan protein tambahan berupa telur selama 3 bulan dari yang tadinya berjumlah 100 anak, kini turun tinggal 5 orang anak.
"Saat ini kami juga masih menggodok konsep untuk bisa lebih misalnya memberikan signifikasi ya dari hasil yang diberikan. Dari PPI provinsi kita saat ini juga sedang merancang pilot project dapur sehat atasi stunting ini mulai di Kota Mataram kita berencana untuk melakukan intervensi di satu kelurahan dengan bentuk dapur yang sama, insyaallah akan dimulai setelah bulan Ramadan nanti. Tentu kami mengharapkan kerjasama dari semua pihak untuk terus sama-sama mensukseskan program-program dalam mengatasi stunting ini," tutup Bunda Niken. (Diskominfotik)
Via
Berita NTB.
Posting Komentar