Unram dan Disdik Lombok Tengah Latih Guru SD Tentang Pendidikan Inklusif
Lombok Tengah, SN - Dalam rangka meningkatkan pemahaman guru terhadap pendidikan inklusi di Kabupaten Lombok Tengah, puluhan guru sekolah dasar (SD) se-Kecamatan Praya mendapatkan pelatihan pendidikan inklusif. Kegiatan pelatihan tersebut dilaksanakan atas kerjasama antara Pemda Kabupaten Lombok Tengah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Tengah dengan Universitas Mataram yang turut di dukung oleh INOVASI.
Kegiatan pelatihan itu di buka Kepala Seksi Perencanaan Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Tengah Harsono. Dalam sambutan pembukanya, Harsono mengapresiasi kegiatan ini dan meminta kepada seluruh peserta untuk mengikuti dengan serius. Sebab menurutnya pelatihan ini dapat menambah wawasan berpikir guru tentang pola dan cara memberikan pelayanan pendidikan bagi anak anak berkebutuhan khusus.
"Saya berharap agar para peserta pelatihan dapat dengan serius mengikuti kegiatan ini, ini sangat penting dalam memberikan layanan dasar pendidikan inklusif bagi siswa berkebutuhan khusus" ujar Harsono.
Pada kesempatan tersebut, Jamarruddin dari INOVASI Provinsi NTB mengatakan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru reguler di SD dalam memberikan layanan pembelajaran bagi anak didik yang mengalami kesulitan fungsional belajar.
Secara khusus, kata Jamarruddin, tujuan pembekalan ini untuk meningkatkan pemahaman Kepala Sekolah ( Kasek ) dan guru tentang pondasi dasar pendidikan inklusif.
“Dengan demikian Guru Guru dapat memahami ragam kesulitan fungsional belajar dan cara mengidentifikasinya. Sebab sejatinya, kondisi murid itu memang beragam di kelas. Tidak bisa diperlakukan sama semuanya,” sebut Jamarruddin.
Strategi pembelajaran berdiferensiasi bagi anak yang mengalami kesulitan belajar.
Jamaruddin menambahkan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk dilakukan karena saat ini ada kecenderungan peningkatan dari jumlah anak yang mengalami kesulitan fungsional belajar, di sekolah-sekolah.
“Hampir setiap kelas di satu sekolah saat ini, memiliki anak yang kemampuan fungsional belajarnya rendah. Yang jadi masalah juga sebagian besar guru masih belum memahami itu dan menyiapkan layanan yang sesuai,” ungkapnya.
Disamping itu, kegiatan pelatihan ini juga dilakukan untuk menjawab apa yang diinginkan oleh kurikulum merdeka, dimana pembelajaran harus berpusat kepada siswa. Artinya, siswa harus mendapatkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya serta cocok dengan kondisi dan keadaan yang dia miliki.
Jamarruddin mengapresiasi inisiatif pemerintah Kabupaten Loteng dalam melaksanakan pembekalan pendidikan inklusif ini. Dia berharap kegiatan semacam ini dapat dilakukan secara rutin dan juga melibatkan banyak guru. Sebab waktu pelatihan yang satu hari saja belum efektif untuk guru dapat memahami materi yang disampaikan.
Melalui pelatihan ini guru dan Kasek yang dilatih dapat memahami bagaimana mengakomodir anak-anak yang mengalami kesulitan belajar tersebut. Mereka juga diharapkan mempunyai kesadaran bahwa tidak boleh ada guru atau siapapun di lingkungan sekolah yang memberikan label negatif kepada anak. Sebab ujaran yang selama ini dianggap biasa, seperti kata ‘Bodoh’ dan lainnya akan berpengaruh kepada fisiologis anak. Dengan begitu, sekolah akan menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi setiap anak.
Posting Komentar