Kecamatan Pringgarata Juara Umum STQ, Kecamatan Praya Timur Tanpa Medali
Lombok Tengah, SN - Kecamatan Pringgarata berhasil meraih juara umum Dalam STQH yang dilaksanakan di Kecamatan Praya Barat Daya.
Peserta Dari Kecamatan Pringgarata meraih poin 31 sementara, Kecamatan Praya Timur nihil medali.. Itu terjadi pada Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al Hadist (STQH) tingkat Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), yang di pusatkan di Desa Darek Kecamatan Praya Barat Daya Loteng telah selesai.
Dalam gelaran lomba keagamaan dua tahun sekali ini, Kontingen Kecamatan Pringgarata Loteng sukses jadi juara umum dengan perolehan nilai 31, di susun Kecamatan Praya Timur di posisi terakhir, dengan nilai 0.
Adapun urutan Kecamatan yang sukses menempati juara dalam STQH ini juara umum Kecamatan Pringgarata, nilai 31, di susun Kecamatan Jonggat, nilai 31, Kecamatan Praya, nilai 28, Praya Barat, nilai 22, Praya Barat Daya, nilai 16, Batukliang, nilai 14, Kopang, nilai 11, Batukliang Utara, nilai 10.
Selanjutnya Kecamatan Pujut, nilai 8, Praya Tengah, nilai 5, Janapria nilai 4 dan Kecamatan Praya Timur dengan nilai 0.
“Keputusan dewan hakim ini, merupakan hasil nilai yang didapatkan dari masing-masing peserta, sesuai keputusan dewan hakim dan layak mendapatkan juara,” terang koordinator Dewan Hakim STQH tingkat Kabupaten Loteng, Dr. TGH. Sabaruddin Abdurrahman, Sabtu malam (24/8).
Selanjutnya kepada kontingen Kecamatan Pringgarata Loteng, pihaknya mengucapkan selamat. Selanjutnya kepada para kontingen juara di masing-masing lomba, untuk senantiasa meningkatkan belajar dan berlatih. Demikian pula dengan para kontingen yang belum beruntung, jadikan STQH ini, jadi pembelajaran untuk terus meningkatkan motivasinya, untuk belajar. “Selamat bagi para juara, dan selamat juga kami ucapkan kepada para kontingen yang belum beruntung. Silahkan perbanyak belajar baik yang juara ataupun yang belum beruntung,” tutupnya.
Sementara itu Bupati Loteng H. Lalu Pathul Bahri mengatakan, STQH kali ini digabungkan langsung dengan Festival Lembaga Seni dan Qasidah Indonesia (LASQI).
Penggabungan ini dilakukan untuk Mengefisienkan anggaran dan lebih semarak. Semakin banyak orang datang akan semakin baik. Selain bisa mendorong pergerakan ekonomi, kesemarakaan acara juga bisa semakin menambah kuat siar agama yang dibawa dari kedua ajang tersebut.
STQH sendiri diharapkan bisa menjadi ajang untuk mensiarkan seni baca tulis Al Qur’an di tengah masyarakat. Sementara Festival LASQI bisa menjadi ajang untuk memperkenalkan kesenian Islam serta music qasidah. Sehingga masyarakat bisa lebih mengenal seni serta music yang ada dalam Islam.
“Mungkin masih banyak masyarakat yang awan akan kesenian dan music qasidah. Nah, melalui Festival LASQI inilah, kita perkenalkan secara lebih luas lagi kepada masyarakat,” tandas Pathul.
Selanjutnya kepada juara, baik di lomba STQH ataupun LASQI untuk meningkatkan belajar, sebab di tingkat Provinsi nantinya. Kontingen dari masing-masing Kabupaten Kota, adalah pilihan. Sehingga belajarnya harus ditingkatkan.
Kepada semua panitia, dewan hakim dan tuan rumah, pihaknya mengucapkan banyak terimakasih, atas dedikasi dan waktunya, yang telah ikut mensukseskan gelaran keagamaan dua tahun sekali ini. Semoga STQH tahun mendatang lebih semarak dan meriah.
Posting Komentar